Teknik Analisis METODE PENELITIAN

persamaan dan perbedaannya, dan 3 analisis bersifat siklus, artinya proses penelitian dapat dilakukan secara berulang sampai dibangun suatu simpulan yang dianggap mantap. Dengan demikian, analisis data dalam penelitian kualitatif merupakan upaya yang berlanjut, berulang, dan terus-menerus Miles dan Huberman, 1992:20. Analisis yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan analisis model interaktif. Analisis interaktif terdiri atas tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan, yaitu: reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulanverifikasi Miles dan Huberman, 1992:16. Matthew B. Miles dan A. Michael Huberman 1992:16 menjelaskan bahwa reduksi data diartikan sebagai “proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan- catatan tertulis di lapangan”. Setelah data dikumpulkan dengan teknik wawancara, observasi, dan analisis dokumen, dilakukanlah reduksi data. Reduksi data dalam penelitian ini terdiri atas beberapa langkah, yaitu 1 menajamkan analisis, 2 menggolongkan atau pengkategorisasian, 3 mengarahkan, 4 membuang yang tidak perlu dan 5 mengorganisasikan data sehingga simpulan- simpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi Miles dan Huberman, 1992:16-17. Langkah berikutnya dalam analisis interaktif adalah penyajian data. Penyajian data yang paling sering digunakan dalam penelitian kualitatif adalah dalam bentuk teks naratif, yang merupakan rangkaian kalimat yang disusun secara logis dan sistematis, sehingga mampu menyajikan permasalahan dengan fleksibel, tidak “kering”, dan kaya data. Namun demikian, pada penelitian ini data tidak hanya disajikan secara naratif, tetapi juga melalui berbagai matriks, grafik, jaringan, dan bagan. Penyajian data dalam penelitian kualitatif dirancang guna menggabungkan informasi yang tersusun dalam suatu bentuk yang padu dan mudah diraih, sehingga peneliti dapat melihat apa yang sedang terjadi. Dengan demikian, peneliti lebih mudah dalam menarik simpulan Miles dan Huberman, 1992:18. Kegiatan analisis yang ketiga adalah menarik simpulan dan verifikasi. Langkah awal dalam penarikan simpulan dan verifikasi dimulai dari penarikan simpulan sementara. Penarikan simpulan hasil penelitian diartikan sebagai penguraian hasil penelitian melalui teori yang dikembangkan. Dari hasil temuan ini kemudian dilakukan penarikan simpulan teoretik Miles dan Huberman, 1992:131. Kemudian simpulan perlu diverifikasi agar cukup mantap dan dapat dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu, perlu dilakukan tinjauan ulang pada catatan di lapangan atau simpulan dapat ditinjau sebagai makna yang muncul dari data yang harus diuji kebenarannya, kekokohan, dan kecocokannya. Namun demikian, jika simpulan masih belum mantap, maka peneliti dapat melakukan proses pengambilan data dan verifikasi, sebagai landasan penarikan simpulan akhir. Ketiga alur dalam analisis data kualitatif apabila digambarkan adalah sebagai berikut: Gambar 3.1 Komponen-komponen analisis data model interaktif menurut Miles dan Huberman sebagaimana dikutip oleh Burhan Bungin 2008:145.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian

Subyek penelitianresponden dalam penelitian ini adalah guru Penjas Orkes SMP negeri maupun swasta di kota Salatiga sebagai pembina, ketua, pengurus, serta anggota Musyawarah Guru Mata Pelajaran MGMP Penjas Orkes SMP Kota Salatiga tahun 2011. Gambaran subyek penelitian seperti yang dipaparkan dalam tabel di bawah: Tabel 4.1 Gambaran umum subyek penelitian No Gambaran umum subyek penelitian Deskripsi Jumlah persen 1 Jenis kelamin a. Laki-laki b. Perempuan 14 orang 70 6 orang 30 2 Usia responden a. 20-30 tahun b. 30-40 tahun c. 41-50 tahun d. 51-60 tahun 3 orang 15 7 orang 35 9 orang 45 1 orang 5 3 Masa kerja responden a. 10 tahun b. 10-20 tahun 3 orang 15 8 orang 40 c. 21-30 tahun d. 30 tahun 8 orang 40 1 orang 5 4 Pendidikan terakhir a. S2 b. S1 2 orang 10 18 orang 90 Usia produktif yang didukung baik pendidikan dan pengalaman mengajar yang cukup lama memungkinkan guru-guru Penjas Orkes tersebut dapat mengembangkan profesionalisme. Musyawarah Guru Mata Pelajaran Kota Salatiga dibentuk oleh Dinas Pendidikan Kota Salatiga pada tanggal 2 Februari 2008 dengan masa bakti pengurus MGMP selama 4 tahun terhitung mulai tanggal 2 Februari 2008 sampai dengan tahun 2011. Dasar pembentukan MGMP adalah Petunjuk Teknis Pengembangan MGMP SLTP Nomor : 357103.hM.f91 tanggal 25 September dan Nomor: 025103.hM.f92 tanggal 7 Januari 1992, serta Hasil Rapat Reorganisasi MGMP Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan SMPMTs Kota Salatiga di SMP Negeri 9 Salatiga tanggal 2 Februari 2008. Sekretariat MGMP Penjas Orkes SMP Kota Salatiga tahun 2011 berada di SMPN 3 Salatiga. 4.2 HasilData Penelitian 4.2.1 HasilData dari Instrumen Penelitian Berupa Pedoman Wawancara Wawancara dilakukan terhadap pembina, ketua, pengurus Musyawarah Guru Mata Pelajaran Penjas Orkes SMP Kota Salatiga masa jabatan 2008-2011, serta

Dokumen yang terkait

Pembinaan kompetensi profesional Guru Melalui Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) PAI tingkat SMPM di Jakarta Barat

0 62 107

KEGIATAN MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN (MGMP) PKn SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI Kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) PKn Sebagai Upaya Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru (Studi Eksplorasi Pada MGMP PKn Sub Rayon 02 Kabupaten Wono

0 0 16

KEGIATAN MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN (MGMP) PKn SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI PROFESIONAL Kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) PKn Sebagai Upaya Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru (Studi Eksplorasi Pada MGMP PKn Sub Rayon 02 Ka

0 0 16

KINERJA MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN (MGMP) PKn DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU di SEKOLAH.

0 2 35

PENGARUH MANAJEMEN MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN (MGMP) TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL DAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SERTA IMPLIKASINYA PADA KINERJA GURU MATA PELAJARAN EKONOMI DI SMA NEGERI SE-KOTA BANDUNG.

0 2 60

MODEL PKB (PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN) MELALUI KEGIATAN MGMP (MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN) DALAM UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN PROFESIONAL SERTA DAMPAKNYA TERHADAP KINERJA GURU : Suatu Studi terhadap guru-guru IPA SMP di Kota

0 0 62

EFEKTIVITAS MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN (MGMP) PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) SMP DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DI KOTA PALOPO

0 1 155

PERAN MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN (MGMP) PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DALAM PENGEMBANGAN KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN PROFESIONAL GURU SMK DI KABUPATEN DEMAK - STAIN Kudus Repository

0 4 10

PERAN MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN (MGMP) PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DALAM PENGEMBANGAN KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN PROFESIONAL GURU SMK DI KABUPATEN DEMAK - STAIN Kudus Repository

0 1 67

PERAN MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN (MGMP) PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DALAM PENGEMBANGAN KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN PROFESIONAL GURU SMK DI KABUPATEN DEMAK - STAIN Kudus Repository

0 4 59