Data selengkapnya untuk tipe belajar siswa untuk masing-masing kelas eksperimen maupun kelas kontrol dapat dilihat pada Lampiran 14 Data Induk
Penelitian dan selanjutnya dari data ini digunakan untuk uji prasyarat yang terdiri dari uji normalitas dan uji homogenitas maupun untuk uji hipotesis dengan
Anava.
C. ANALISIS DATA
Dari hasil deskripsi data yang berupa data prestasi belajar matematika dan data tentang tipe belajar siswa dari kelas eksperimen dan kelas kontrol akan
dilakukan analisis data. Sebelum dilakukan uji hipotesis yaitu Anava Dua Jalan dengan Sel Tak Sama terlebih dahulu dilakukan uji pendahuluan yaitu uji
keseimbangan dan uji prasyarat, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas untuk mengetahui apakah sampel-sampel penelitian memenuhi uji pendahuluan dan uji
prasyarat untuk uji Anava. 1. Uji Keseimbangan
Uji keseimbangan digunakan untuk melihat apakah kelas kontrol dan kelas eksperimen merupakan kelas yang seimbang atau mempunyai kemampuan
awal sama. Data yang akan diuji berupa nilai ulangan bersama. Dari langkah- langkah uji t tersebut diperoleh t
hitung
= 0,088878605 dan t
tabel
= 1,96.
dengan daerah kritik DK = { 96
, 1
t t
atau
96 ,
1
t
} maka t
hitung
DK maka H
diterima dan kesimpulannya adalah kedua sampel kelas mempunyai
kemampuan awal yang sama atau seimbang. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 15 Uji Keseimbangan.
2. Uji Prasyarat a. Uji Normalitas
Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel penelitian berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Dan karena
sampel penelitian mengandung variabel bebas yang terdiri dari variabel baris dengan dua kategori yaitu pendekatan pembelajaran Concept
Attainment dan pendekatan pembelajaran Ceramah serta variabel kolom terdiri dari tiga kategori yaitu tipe belajar visual, tipe belajar auditif, dan
tipe belajar kinestetik. Maka dilakukan 5 kali uji normalitas yaitu dengan Uji Liliefors untuk:
1 Uji Normalitas menurut Pembelajaran Ceramah 2 Uji Normalitas menurut Pembelajaran Concept Attainment
3 Uji Normalitas menurut Tipe Belajar Visual 4 Uji Normalitas menurut Tipe Belajar Auditif
5 Uji Normalitas menurut Tipe Belajar Kinestetik
Hasil dari Uji Normalitas disajikan dalam tabel berikut: Tabel 4.3: Hasil Uji Normalitas
Populasi N
L
maks
L
tabel
Keputusan Ceramah
98
0,08919 0,0895
H diterima
Concept Attainment 98
0,087312
0,0895
H diterima
Tipe Belajar Visual 90
0.08543935
0,0934 H
diterima Tipe Belajar Auditif
61
0.07497554
0,1134 H
diterima Tipe Belajar kinestetik
45
0.100902
0,132 H
diterima
Dari Tabel 4.3 di atas diketahui bahwa sampel penelitian berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Untuk perhitungan selengkapnya
dapat dilihat pada Lampiran 16a, Lampiran 16b, Lampiran 16c, Lampiran 16d, dan Lampiran 16e.
b. Uji Homogenitas Uji Homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel penelitian
mempunyai variansi sama. Karena sampel terdiri dari 2 kategori yaitu pendekatan pembelajaran dan tipe belajar siswa maka uji homogenitas
dilakukan dua kali yaitu Uji Homogenitas untuk Pendekatan Pembelajaran dan Uji Homogenitas untuk Tipe Belajar Siswa. Hasil uji homogenitas
dengan Uji Bartlet diperoleh:
Tabel 4.4: Hasil Uji Homogenitas Uji Homogenitas
2 hit
1 ;
2 2
k tabel
Keputusan Pembelajaran
0.02872
3.841 H
diterima Tipe Belajar
0.19663 5.991
H diterima
Dari Tabel 4.4 di atas dapat disimpulkan kedua sampel penelitian mempunyai variansi yang samahomogen untuk variabel pembelajaran dan
untuk variabel tipe belajar siswa. Untuk hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 17a Uji Homogenitas Pembelajaran dan
Lampiran 17b Uji Homogenitas Tipe Belajar Siswa. 3. Uji Hipotesis
Setelah uji prasyarat Anava telah terpenuhi dilakukan Uji Anava Dua Jalan dengan sel Tak Sama. Hasilnya disajikan dalam Tabel 4.5 berikut:
Tabel 4.5: Rangkuman Hasil Anava
Sumber JK
dk RK
Fobs Fα
p
MetodeA 1960.243
1 1960.24333 4.29657 3.84
H ditolak
Tipe BelajarB 701.07
2 350.533658 0.76832
3 H
diterima Interaksi
704.7076 2
352.353803 0.77231 3
H diterima
Galat 86684.53 190 456.234381
- -
- Total
90050.55 195 -
- -
-
Dari Tabel 4.5 di atas dapat disimpulkan a. Karena F
A
= 4.29657 F
tabel
= 3,84 maka H
0A
ditolak atau ada perbedaan efek antar baris terhadap variabel terikatnya atau dengan kata lain
pendekatan pembelajaran
berpengaruh terhadap
prestasi belajar
matematika siswa. b. Karena F
B
= 0.76832 F
tabel
= 3,00 maka H
0B
diterima atau tidak ada perbedaan efek antar kolom terhadap variabel terikatnya atau dengan kata
lain tipe belajar siswa tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar matematika siswa.
c. Karena F
AB
= 0.77231 F
tabel
= 3,00 maka H
0AB
diterima atau tidak ada interaksi antara baris dan kolom terhadap variabel terikatnya. Karena tidak
ada interaksi antara pendekatan pembelajaran dan tipe belajar siswa, dengan kata lain perbedaan prestasi belajar matematika siswa antara siswa
yang diberikan pendekatan pembelajaran Concept Attainment dan pendekatan pembelajaran ceramah berlaku sama pada masing-masing tipe
belajar antara siswa dengan tipe belajar visual, tipe belajar auditif, dan tipe belajar kinestetik berlaku sama untuk tiap-tiap pendekatan pembelajaran.
4. Uji Komparasi Ganda Dari kesimpulan uji hipotesis di atas pada butir a keputusan uji ditolak
karena efek baris yaitu pendekatan pembelajaran hanya terdiri dari 2 kategori, yaitu pendekatan pembelajaran ceramah dan pendekatan pembelajaran
Concept Attainment maka tidak perlu dilakukan uji komparasi ganda antar baris. Jadi efek antar baris dapat langsung dilihat pada rataan marginalnya.
Data hasil anava disajikan dalam bentuk tabel berikut :
Tabel 4.6: Rataan Marginal Pembelajaran
visual auditif
kinestetik Rataan
Marginal CA
73.10 68.53
67.94 70,92
Ceramah 62.77
67.41 59.58
63,27 Rataan
Marginal 67.70
68.03 64.59
Dari Tabel 4.6 di atas untuk pendekatan pembelajaran ceramah diperoleh nilai rataan marginalnya 63,27 dan untuk pendekatan pembelajaran Concept
Attainment diperoleh nilai rataan marginal 70.92 sehingga dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar matematika siswa dengan pendekatan pembelajaran
Concept Attainment lebih baik daripada pendekatan pembelajaran ceramah. Untuk efek kolom yaitu tipe belajar siswa pada uji hipotesis disimpulkan
bahwa H
0B
diterima maka uji komparasi ganda tidak perlu dilakukan, hal ini menunjukkan bahwa semua tipe belajar siswa memberikan efek yang sama
terhadap prestasi belajar matematika siswa.
D. PEMBAHASAN