75
B. Rona Lingkungan
Rona Lingkungan merupakan kondisi lingkungan hidup ketika dilakukan penelitian Mukono dalam Rahardjo, 2003:71. Adapun lingkungan
hidup terdiri dari 3 tiga komponen, yaitu lingkungan abiotik benda mati, lingkungan biotik makhluk hidup dan culture terdiri dari sosial, ekonomi,
dan budaya. Selanjutnya akan diuraikan gambaran kawasan Museum Sangiran yang terletak di Desa Krikilan, Kecamatan Kalijambe dari aspek
lingkungan abiotik, biotik dan culture.
1. Lingkungan Abiotik
a. Bentuk WilayahTopografi
Bentuk wilayah adalah bentuk permukaan wilayah dalam hubungannya dengan lereng dan perbedaan ketinggian Sarwono,
1987:188. Berdasarkan bentuk wilayahnya, Desa krikilan sangat bervariasi mulai datar dengan kemiringan lereng 0–3 dan perbedaan
tinggi 0–5 meter serta berombak kemiringan lereng 3–8 dan perbedaan tinggi 5–15 meter.
b. Geologi
Secara geologis, Desa Krikilan termasuk daerah Zona Depresi Solo. Zona Depresi Solo terletak antara pertemuan daerah vulkanis
Lawu Purba dengan Gunung Merapi dan Merbabu komplek dengan batas tengahnya Bengawan Solo. Jenis batuan di Desa Krikilan
76
termasuk endapan lahar vulkanik Gunung Lawu Purba, yang terdiri dari tufa-tufa pasiran, batu pasir tufaan bereaksi vulkanik dan lava.
Umumnya batuan yang berasal dari letusan gunung api di Jawa bersifat andesit, yaitu sejenis batuan yang banyak mengandung silika dan
berwarna muda.
c. Tanah
Tanah adalah kumpulan dari benda alam di permukaan bumi yang tersusun dalam horizon-horizon dan terdiri dari campuran bahan
mineral, bahan organik, air dan udara serta merupakan media untuk tumbuhnya tanaman Rahardjo, 2003:73. Jenis tanah di Desa Krikilan
sebagian besar adalah grumosol kelabu tua. Tanah ini merupakan hasil aktivitas vulkanik dengan kandungan lempung tinggi, lebih dari 30
dari seluruh horizon, serta mempunyai sifat mengembang dan mengkerut.
d. Iklim
Metter 1981 mengutarakan, iklim merupakan keadaan rata- rata udara di atmosfer pada suatu saat dalam jangka waktu yang lama
pada wilayah yang luas dan tidak mudah berubah setiap saat Indrowuryatno, 2000:1-2. Iklim yang terjadi pada suatu wilayah
ditentukan oleh curah hujan, suhu udara, kelengasan dan ketinggian wilayah. Iklim di Desa Krikilan adalah tropis dan bertemperatur
sedang.
e. Hidrologi
77
Kondisi hidrologi di Desa Krikilan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu air permukaan dan air tanah. Air permukaan dapat berupa air
sungai dan air waduk, sedangkan air tanah terdiri dari air tanah dangkal dan air tanah dalam.
1 Air Permukaan Air permukaan di Desa Krikilan berupa air sungai. Sungai
yang mengalir di Desa Krikilan adalah Sungai Cemoro. Sungai ini setiap tahunnya terus mengalami kenaikan jumlah debit rata-rata.
Pada tahun 2006, jumlah debit rata-rata Sungai Cemoro adalah 85m
3
per hari, kemudian meningkat menjadi 153m
3
per hari pada tahun 2007 BPS Kabupaten Sragen, 2008:19. Jumlah debit
Sungai Cemoro ini belum mampu untuk dijadikan sumber air irigasi pada lahan persawahan di Desa Krikilan.
2 Air Tanah Air tanah di Desa Krikilan merupakan air tanah dangkal
dan air tanah dalam. Air tanah tersebut sangat dipengaruhi oleh kondisi topografi, formasi batuan dan curah hujan. Air tanah
dangkal di Desa Krikilan berupa sumur gali dengan rata-rata kedalaman 4-5 meter yang dimanfaatkan untuk keperluan
domestik, sedangkan air tanah dalamnya belum dimanfaatkan oleh masyarakat.
f. Penggunaan Lahan