Tabel 2. Daftar penggolongan kategori penutupan karang penyusun ekosistem terumbu karang dan kode yang digunakan UNEP 1993.
Kategori Kode
Kategori Kode
Hard Corals Acropora Algae
Branching ACB
Macro MA
Tabulate ACT
Turf TA
Encrusting ACE
Coraline CA
Submassive ACS
Halimeda HA
Digitate ACD
Algal Assemblage Hard Corals Non Acropora
Other Fauna Branching
CB Soft Corals
SC Massive
CM Sponge
SP Encrusting
CE Zoanthids
ZO Submassive
CS Others
OT Foliose
CF Mushroom
CMR Abiotic
Millepora CME
Sand S
Heliopora CHL
Rubble R
Silt SI
Dead Scleractinia Water
WA Dead Coral
DC Rock
RCK With Algal Covering
DCA
2.2.3 Pengamatan ikan herbivor
Pengamatan ikan karang dilakukan dengan metode sensus visual berdasarkan Dartnal dan Jones 1986. Metode ini merupakan salah satu metode yang umum
digunakan dalam survei pengamatan ikan-ikan karang dan telah disepakati menjadi metode baku dalam pengamatan ikan-ikan karang secara kuantitatif di ASEAN pada
waktu lokakarya ASEAN-Australia Cooperative Program on Marine Science bulan Agustus-Oktober 1985 di Australian Institute of Marine Science.
Metode ini secara garis besar hampir sama dengan metode transek garis atau Line Intercept Transect LIT dimana roll meter sepanjang 50 m dibentangkan sejajar
dengan garis pantai berlawanan dengan arah arus Gambar 5. Luas pengamatan setiap transek, yakni 500 m
2
50 m x 2 x 5 m, dengan jarak pengamatan 5 meter disebelah kanan dan kiri dari garis transek tersebut. Luas transek yang 500 m
2
tersebut dikonversikan ke Hektar Ha menjadi 0.05 Ha. Pengamatan ini dilakukan dengan memakai SCUBA yang dilakukan pada kedalaman 3 meter.
Gambar 5. Pencatatan data kelimpahan ikan herbivor dengan Underwater Visual
Census English et al. 1997
Pencatatan data dilakukan dialam air dengan menggunakan sabak, kemudian dicatat spesies ikan yang ditemukan. Pencatatan data dilakukan dengan jarak pandang
sejauh 5 m ke kiri dan 5 m ke kanan serta pandangan ke depan sejauh yang terlihat. Selama pengamatan tidak diperbolehkan untuk menengok kebelakang, karena akan
terjadi pengulangan data yang akan membuat data tersebut menjadi tidak valid. Disamping itu, kecepatan renang dalam pengamatan perlu diatur sedemikian rupa
santai dan tidak terburu-buru untuk mendapatkan hasil yang baik. Hasil pengamatan ikan karang ditabulasikan berdasarkan jenis dan frekuensi ditemukannya pada transek
pengamatan.
Penetapan areal penelitian mengikuti metode “Line Intercept Transect”
UNEP 1993. Sedangkan pengambilan data ikan menggunakan metode “Sensus
Visual” Dartnall and Jones 1986. Hasil sensus jenis ikan dikelompokkan sebagaimana disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Pengelompokan ikan herbivor Williams Pollunin 2001 No.
Kelompok Keterangan
1. Semua Ikan Herbivor TOT
jumlah total seluruh jenis ikan herbivor yang ditemukan di lokasi penelitian
2. Famili Scaridae SCAR
jumlah total seluruh jenis ikan herbivor dari famili Scaridae yang ditemukan di
lokasi penelitian
3. Famili Pomacentridae POM
jumlah total seluruh jenis ikan herbivor dari
famili Pomacentridae
yang ditemukan di lokasi penelitian
4. Famili Siganidae SIGA
jumlah total seluruh jenis ikan herbivor dari famili Siganidae yang ditemukan di
lokasi penelitian
2.2.4 Pengamatan Kesuburan Perairan Untuk mengetahui tingkat kesuburan perairan, salah satu caranya adalah
dengan melakukan pengukuran produktivitas primer dalam perairan. Tingkat kesuburan perairan dapat dilihat dari tingkat nutrisi yang dibutuhkan oleh organisme
produsen dalam perairan tersebut. Produktivitas primer fitoplankton menggambarkan masukan terbesar materi organik baru ke perairan, menunjukkan tersedianya nutrisi
untuk pertumbuhan fitoplankton Wetzel, 1975.
Produktivitas primer kolom air dapat diduga dari konsentrasi klorofil-a menurut persamaan regresi sederhana. Untuk mengetahui konsentrasi klorofil-a di
perairan pulau Semak Daun dilakukan pengambilan contoh air laut sebanyak 1 liter menggunakan Kemmerer water sampler pada bagian permukaan. Selanjutnya air
contoh dimasukkan kedalam botol gelap dan diawetkan menggunakan MgCO
3
2 agar klorofil-a tidak pecah. Kemudian dimasukkan ke dalam cool box. Contoh air
untuk menganalisis nitrat dan ortofosfat dilakukan pada botol terpisah. Selanjutnya sampel air dibawa ke Laboratorium Produktivitas dan Lingkungan Perairan Proling,
Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan MSP, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor untuk dianalisis.
2.2.5 Pengamatan Kondisi Oseanografi