Perumusan Masalah Tujuan dan Manfaat Penelitian Kerangka Pemikiran

Kegiatan sea ranching sangat tergantung kondisi ekologi terutama ekositem terumbu karang. Dengan demikian perlu adanya upaya menjaga ekosistem terumbu karang agar kegiatan sea ranching tetap berkelanjutan. Aktifitas keramba jaring apung yang terdapat di perairan Pulau Semak Daun tentunya memiliki potensi pula untuk mendistribusikan limbah pakan ikan berupa bahan organik. Pakan ikan yang diberikan dalam keramba jaring apung tidak semuanya bisa dikonsumsi oleh ikan, dan pastinya meninggalkan sisa bahan organik. Limbah organik dari kegiatan budidaya ikan di jaring apung dalam jangka panjang akan terakumulasi di dasar perairan dan berasosiasi dengan terumbu karang. Bersama-sama dengan limbah organik yang berasal dari berbagai kegiatan didarat pemukiman dan industri, apabila tidak terkendali dengan baik akan menyebabkan terjadinya eutrofikasi atau pengkayaan perairan dari unsur nitrogen dan fosfat yang akan berkonstribusi terhadap degradasi terumbu karang melalui peningkatan pertumbuhan makroalga yang melimpah overgrowth McCook 1999; Nixon et al. 1996; Livingston 2001; Mason 1993; Lapointe 1989. Berdasarkan pemikiran diatas maka perlu adanya kajian tentang kondisi ekosistem terumbu karang serta menilai daya dukung lingkungan perairan berdasarkan jumlah optimal pengembangan kegiatan keramba jaring apung, dengan melihat dampak masukan bahan organik dari sisa pakan kegiatan keramba jaring apung dan kegiatan antropogenik di sekelilingnya sehingga tidak mengganggu ekosistem terumbu karang yang ada di sekitar perairan Pulau Semak Daun.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang pada bagian sebelumnya, maka permasalahan yang mendasari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Aktivitas keramba jaring apung yang terdapat di perairan Pulau Semak Daun memiliki potensi untuk menghasilkan limbah dari sisa-sisa pakan berupa bahan organik. Bersama-sama dengan limbah organik yang berasal dari berbagai kegiatan di darat pemukiman dan industri, apabila tidak dikendalikan dengan baik akan menyebabkan terjadinya eutrofikasi yang akan berkonstribusi terhadap degradasi terumbu karang melalui peningkatan pertumbuhan makroalga. Dengan demikian perlu kajian untuk menghitung daya dukung perairan agar kondisi perairan tetap ideal bagi kehidupan ekosistem terumbu karang berdasarkan jumlah optimal keramba jaring apung dilihat dari masukan limbah organik dari kegiatan keramba jaring apung dan limpasan limbah dari perairan di sekitarnya yang tidak melewati baku mutu perairan. 2. Mengidentifikasi kondisi terumbu karang, makroalga dan ikan herbivor serta hubungannya dalam kaitan dengan pengkayaan nutrien di perairan Pulau Semak Daun.

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menghitung daya dukung lingkungan perairan berdasarkan jumlah optimal keramba jaring apung agar ekosistem terumbu karang tidak terganggu. Mendapatkan informasi hubungan kondisi terumbu karang, makroalga dan ikan herbivor serta kaitannya dengan pengkayaan nutrien dengan adanya kegiatan keramba jaring apung di perairan Pulau Semak Daun. Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai dasar ilmiah untuk pengelola kawasan perairan Pulau Semak Daun khususnya Pemerintah Daerah setempat dalam merumuskan kebijakan pengelolaan perairan berdasarkan daya dukung perairan.

1.4 Kerangka Pemikiran

Ekosistem terumbu karang perairan semak daun dinilai sangat potensial untuk dikembangkan untuk kegiatan Sea ranching, karena daerah ini merupakan perairan dangkal. Sea ranching sendiri sudah dikonsepkan sejak tahun 2004. Dilihat dari konsepnya selain ada kegiatan marikultur, terdapat berbagai kegiatan lainnya seperti penambahan stok stock enhancement, perbaikan habitat dan penangkapan terbatas ranching. Semua kegiatan yang terdapat dalam konsep Sea ranching tentunya akan bisa menjawab permasalahan yang ada di perairan semak daun seperti degradasi ekosistem dan penangkapan ikan berlebihan overfishing. Namun seiring dengan telah berjalannya kegiatan keramba jaring apung, tentunya akan menimbulkan masalah baru yang perlu untuk diperhatikan yaitu pencemaran limbah, berupa sumbangan masukan bahan organik. Kegiatan KJA marikultur dan kegiatan antropogenik itu sendiri memberikan pengaruh terhadap ekosistem terumbu karang yang ada. Karena diketahui bahwa pengkayaan perairan akan berkonstribusi terhadap degradasi terumbu karang melalui peningkatan pertumbuhan makroalga yang melimpah McCook 1999. Untuk kegiatan KJA marikultur sumbangan bahan organik berasal dari sisa pakan dan feses, untuk kegiatan antropogenik sumbangan bahan organik berasal dari aktivitas penduduk yang ada di daratan. Pengaruh dari masukan sumbangan bahan organik kegiatan marukultur dan dari sumbangan antropogenik dapat mempengaruhi kondisi terumbu karang, makroalga, ikan herbivor serta kondisi konsentrasi nitrat di perairan dan apabila pengaruh tersebut ada, maka perlu suatu perhitungan untuk mendapatkan nilai daya dukung lingkungan agar dapat memberikan informasi bagaimana pengelolaan perairan Pulau Semak Daun agar kondisi perairan tetap terjaga secara ekologis. Berdasarkan hal tersebut diatas maka disusun sebuah kerangka pemikiran Gambar 1, bagaimana kondisi nutrien, terumbu karang, makroalga dan ikan herbivor dalam kaitannya dengan sumbangan bahan organik dari KJA dan antropogenik. Sehingga sebagai dasar untuk pengelolaan perairan dengan mengetahui daya dukung lingkungan perairan melalui jumlah optimal KJA yang tidak mengganggu ekosistem terumbu karang yang ada di perairan Pulau Semak Daun. - + - Marikultur Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian: Pengelolaan Perairan Pulau Semak Daun Berdasarkan Daya Dukung Lingkungan dalam Upaya Pelestarian Ekosistem Terumbu Karang Studi Kasus: Perairan Pulau Semak Daun Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu 2 METODE PENELITIAN

2.1 Lokasi dan Waktu Penelitian