Progressive Threshold Kondisi Umum Laut Flores

menuju kolom perairan untuk menyerap nutrisi. Nutrisi yang diperoleh pada kolom perairan yang akan dibawa ke permukaan untuk proses fotosintesi. Sebaliknya, organisme zooplankton heterotrof dan hewan-hewan yang lebih besar tidak memerlukan cahaya untuk pertumbuhan meskipun beberapa mixotrops memiliki endosimbion yang memerlukan cahaya. Migrasi menuju permukaan yang dilakukan oleh zooplankton heterotrof dan biota-biota yang lebih besar lainnya dilakukan pada waktu senja, dimana mangsa diperairan meningkat. Ada beberapa biota pun melakukan pola migrasi vertikal berlawanan pola makan dimana bepergian ke permukaan pada malam hari untuk mencari makan, kemudian turun ke kedalaman lebih gelapdilakukan pada siang hari. Selain menghindari predator, perairan yang lebih dalam juga lebih dingin. Selama periode ketika makanan relatif langka, menuju ke perairan yang suhu yang lebih rendah memperlambat metabolisme organisme, yang memungkinkan mereka untuk hidup di kedalaman tersebut.

2.2. Progressive Threshold

Progressive threshold mirip dengan proses penyaringan, yaitu menyaring nilai-nilai yang ingin ditampilkan. Penggunaan beberapa threshold juga berfungsi untuk menghilangkan reverberasi atau unwater target. Jika ingin melihat ikan maka yang termasuk reveberasi adalah plankton dan partikel-partikel yang harus dihilangkan. Menurut Ekcmann 1998 thresholding biasanya digunakan untuk menghilangkan kontribusi yang tidak diingikan seperti noise pada intergrator output. Proses thresholding mendiskriminasikan target kecil, namun teknik ini tidak dapat digunakan untuk studi kuantitatif dari target kecil dalam cakupan yang lebih besar. Ekcmann melakukan pengalokasian untuk melihat kelimpahan target yang kecil. Ketika Sa diplotkan terhadap integrator threshold maka akan terlihat sebuah fungsi asymptotic Bertalanffy. Jika kemiringan dari kurva yang dihasilkan menurun pada beberapa intermediate threshold level dan kemudian naik kembali sebelum dataran tinggi akhir tercapai, maka integrator output dapat dialokasikan untuk dua kelompok target sesuai dengan prinsip linearitas pada akustik. Nilai Sa maksimum untuk target yang lebih besar dan nilai Sa minimum untuk target yang lebih kecil Ekcmann, 1989.

2.3. Kondisi Umum Laut Flores

Laut Flores adalah laut yang terdapat di sebelah utara Pulau Flores. Laut Flores juga menjadi batas alami antara Provinsi Nusa Tenggara Timur dengan Provinsi Sulawesi Selatan. Sebelah utara Laut Flores terdapat gugusan pulau- pulau kecil, diantaranya Kepulauan Bonerate dan Pulau Kalaotoa. Laut Flores memiliki kedalaman hingga 5.123 m dan mecakup 93.000 mil persegi 240.000 km 2 air di Indonesia. Potensi sumberdaya ikan di perairan Laut Flores cukup tinggi Mallawa 2006, salah satunya plankton. Menurut Ilahude 1996 suhu permukaan Laut Flores saat MT musim timur di bawah 28 o C, yaitu berkisar antara 26,5-27,5 o C. S max salinitas maksimum Laut Flores berkisar antara 34,5-34,66 psu pada kedalaman 80-150 m Ilahude dan Gordon 1996. 19

3. METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan dengan menggunakan data echogram yang meng- cover lokasi penelitian tepatnya berada pada koordinat 6 o 10,01” sampai 7 o 2,99” LS dan 113 o 56,44”sampai 120 o 18,32” BT Gambar 1 pada tahun 2005 di Laut Jawa sampai Laut Flores. Survei dilakukan oleh pihak Balai Riset Perikanan Laut BRPL Departemen Kelautan dan Perikanan DKP pada tanggal 13 sampai 27 Oktober 2005. Data yang diolah dalam penelitian ini berjumlah 90 file. Adapun lokasi pengolahan data akustik dilakukan di Laboratrium Akustik Kelautan, Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan IPB dan Laboratorium Akustik BRPL, Jakarta Utara dan penelitian dilakukan pada tanggal 1 September 2011 sampai 30 April 2012.

3.2. Kapal Survei

Pengambilan data akustik di perairan Laut Flores menggunakan Kapal Riset Bawal Putih 188 GT. Spesifikasi Kapal Riset Bawal Putih sebagai berikut : Nama kapal : Kapal Riset Bawal Putih Bendera : Republik Indonesia Panjang kapal : 26,5 m Lebar kapal : 3,5 m Tinggi kapal : 6,5 m Tipe : Stern Trawl Kapasitas : 188 GT