BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin pesat, sistem perdagangan juga ikut berkembang. Sebelumnya masyarakat berpendapat bahwa
lebih baik berinvestasi di sektor riil daripada nonriil. Namun, dengan semakin meningkatnya kecerdasan masyarakat dalam berinvestasi, maka masyarakat mulai
beralih kepada investasi nonriil. Salah satu investasi nonriil yang semakin berkembang adalah
perdagangan pada pasar berjangka futures market. Perdagangan pada pasar berjangka futures market saat ini mempunyai peranan yang sangat strategis
dalam pembangunan ekonomi, terutama sebagai sarana pembentukan harga dan pelaksanaan lindung nilai hedging.
Bagi para investor, kegiatan perdagangan berjangka dapat dijadikan pilihan investasi yang cukup menarik, karena adanya faktor leverage. Leverage
adalah suatu keadaan dimana dengan penempatan sejumlah dana yang kecil dapat diperoleh keuntungan atau kerugian yang besar, sebagai akibat dari perubahan
harga yang terjadi, yang besarnya diperhitungkan dari nilai dana yang ditempatkan.
Salah satu investasi yang menarik namun tergolong memiliki keuntungan potential profit dan resiko risk yang tinggi adalah dalam bentuk perdagangan
mata uang asing currency futures yang dilakukan pada bursa berjangka dan dikenal dengan Transaksi Forex Foreign Exchange Trading.
Transaksi Forex Foreign Exchange Trading merupakan suatu bentuk perdagangan mata uang yang melibatkan pasar uang utama dunia. Mata uang
yang diperdagangkan setiap jam atas dasar global dan kursnya berubah hampir secara terus-menerus. Pengambilan keputusan dalam transaksi forex Foreign
Exchange Trading dapat menentukan keuntungan potential profit maupun
kerugian potential loss yang akan dialami ketika mengambil posisi membeli buy ataupun menjual sell.
Dalam semua bidang investasi, kemungkinan terjadinya resiko kerugian yang tidak diharapkan dalam pengambilan keputusan tersebut bisa saja terjadi.
Karena pada dasarnya tidak ada satupun investasi yang sepenuhnya terbebas dari resiko. Resiko kegagalan ada dalam setiap keputusan, dengan adanya
ketidakpastian akan pergerakan harga yang terjadi, resiko pengambilan keputusan yang ada dalam setiap transaksi menjadi tinggi.
Seperti fenomena yang terjadi di Eropa, dimana negara Yunani mengalami krisis ekonomi yang terjadi sejak tahun 2013. Yunani hingga saat ini
telah mengalami QE Quantitative Easing hingga 3 kali. Pada tanggal 22 januari 2015 EURUSD melemah menuju area 1.316 di perdagangan, setelah bank sentral
Eropa ECB meluncurkan pembelian aset atau yang dikenal dengan QE, yang telah termasuk pembelian aset berbasis sekuritas dan obligasi.
Program pembelian ini akan menyuntikkan dana sebesar 60 miliar euro per bulan sampai setidaknya bulan September 2016, dan akan terus berlanjut
sampai tercapaianya keseimbangan tingkat inflasi. Gubernur ECB, Mario Draghi, dalam konfrensi pers yang dirilis tadi malam mengatakan ECB memutuskan
menambah program pembelian aset meliputi program yang telah berjalan untuk mencapai target inflasi mendekati 2.0.
Setelah program stimulus yang menggoncangkan mata uang EURUSD,
tampaknya permasalahan dalam negeri Yunani akan kembali mengoncangkan
EURUSD. Sebagaimana diketahui, parlemen Yunani telah gagal memilih presiden baru di putaran ketiga pemungutan suara. Hasil ini memaksa Yunani
menggelar pemilihan umum dini yang akan digelar pada hari Minggu 25012015.
Setelah melaksanakan penghematan ekonomi selama empat tahun, Yunani berharap bisa dengan cepat melunasi hutang internasional, namun negara
ini justru memasuki ketidakpastian politik setelah berselisih dengan para pemberi hutang.
Partai Syiriza yang merupakan partai oposisi berhaluan kiri yang menentang kebijakan-kebijakan yang merugikan Yunani, berpotensi
memenangkan pemilu ini. Jajak pendapat yang dilakukan lembaga polling Palmos Analysis menyebutkan, partai sayap kiri Syriza mengantongi 35.5 suara,
melampaui partai berkuasa sayap kanan dan partai buruh neo-konservatif. Berdasarkan hasil jajak pendapat ini, partai berkuasa didukung 28 persen suara
sementara partai GolDawn 5.6, partai KKE 5.5, dan partai Yunani Independen mengantongi 4 suara.
Sementara isu yang beredar menunjukan Jerman siap untuk mengeluarkan Yunani dari zona Euro jika partai kiri ini menang dalam pemilu
parlemen Yunani. Dalam hal ini, Kanselir Jerman Angela Merkel dan menteri keuangannya Wolfgang Schauble, menyatakan telah siap menerima usulan
pencoretana Yunani dari kawasan biru ini. Namun manuver lainnya dilaporkan, Jerman telah membuat rancangan alternatif
jika pemilihan umum Yunani pada pekan ini dimenangkan partai Syriza.
Masalah yang dialamai negara Yunani tersebut sangat mempengaruhi pergerakan nilai mata uang Euro di perdagangan dunia. Secara fundamental,
berita diatas akan membuat trend negatif pada trading market sehingga para trader akan mengambil posisi sell. Secara teknikal, berita diatas belum tentu dikatakan
menjadi trend negatif. QE Quantitative Easing yang dialami negara Yunani dan penyuntikan dana yang diterima negara Yunani kemungkinan dapat memperbaiki
keadaan ekonomi negara Yunani. Yang menjadi perhatian adalah pemilihan umum yang akan dilangsungkan kemungkinan besar dimenangkan oleh partai
Syriza. Akan tetapi keputusan akan didapat setelah hasil pemilu yang akan dilaksanakan tanggal 25 Januari 2015.
Oleh karena itu, diperlukan berbagai informasi untuk menganalisis pergerakan pasar sebelum mengambil keputusan dalam setiap transaksi, hal ini
sangatlah penting untuk meminimalkan resiko karena perubahan yang terjadi sangat cepat. Faktor analisis untuk meminimalisasi resiko kerugian dalam
pengambilan keputusan dalam transaksi forex ada dua macam, yaitu Analisis Teknikal dan Analisis Fundamental.
Analisis teknikal adalah kerangka dimana trader mempelajari pergerakan harga. Teorinya adalah bahwa seseorang dapat melihat pergerakan harga secara
historis dan menentukan kondisi perdagangan saat ini dan pergerakan harga potensial yang akan datang. Sedangkan analisis fundamental adalah cara melihat
pasar dengan menganalisis kekuatan ekonomi, sosial dan politik yang mempengaruhi penawaran dan permintaan aset.
Kedua analisis dalam transaksi forex baik analisis teknikal maupun analisis fundamental dapat mempengaruhi seorang trader untuk mengambil
keputusan pada perdagangan berjangka. Peneliti melihat adanya perbedaan pola pikir dalam penggunaan analisis teknikal dan analisis fundamental pada tiap-tiap
trader. Oleh karena itu peneliti beranggapan bahwa sangat penting mengetahui seberapa besar analisis teknikal dan analisis fundamental mempengaruhi seorang
trader untuk mengambil keputusan dan analisis mana yang lebih banyak digunakan oleh para trader dalam transaksi forex pada perdagangan berjangka.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis memilih judul untuk dianalisis
yaitu: ANALISIS FAKTOR TEKNIKAL DAN FAKTOR FUNDAMENTAL PENGARUHNYA TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA
TRADING FOREX.
1.2. Perumusan Masalah