BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sifat Beberapa Jenis Kayu Rakyat
Pengertian hutan rakyat sebagaimana tercantum dalam UU Pokok Kehutanan No. 41 Tahun 1999 dan SK Menteri Kehutanan No. 49Kpts-II1997
adalah hutan yang dimiliki rakyat dengan ketentuan luas minimal 0,25 ha dan penutupan tajuk tanaman kayu-kayuan lebih dari 50 dan atau pada tanaman
tahun pertama sebanyak minimal 500 tanaman Dephut 1999. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dicapai akhir-akhir ini, kayu yang
berasal dari hutan tanaman atau hutan rakyat pada dasarnya dapat digunakan untuk berbagai keperluan baik untuk pertukangan maupun bahan bangunan.
Namun, dalam pemakaiannya harus didukung oleh teknologi yang dapat memperbaiki sifat-sifat kayu, seperti pengawetan kayu.
2.1.1 Durian Durio zibethinus
Durian termasuk dalam Family Bombacaceae. Kayu terasnya berwarna coklat kemerah-merahan, merah atau coklat merah tua, gubal agak putih, coklat
kuning pucat atau kuning merah pucat dengan batas antara gubal dan teras sering tidak jelas. Umumnya tidak bercorak atau polos, mempunyai tekstur yang kasar
dan merata. Arah seratnya lurus dan berpadu, permukaannya agak kusam sampai mengkilap dan agak licin sampai licin. Kayunya agak lunak sampai agak keras.
Kayu ini mempunyai berat jenis BJ rata-rata 0,54-0,79, dengan kelas awet IV- V, dan kelas kuatnya II-III. Biasanya digunakan sebagai bangunan bawah atap,
rangka pintu dan jendela, perabot rumah tangga sederhana termasuk lemari, lantai, dinding, sekat ruang, peti jenazah, dan bangunan kapal Pandit dan
Kurniawan 2008.
2.1.2 Mindi Melia azedarach
Mindi termasuk Family Meliaceae, tergolong cepat tumbuh dan dapat tersebar di seluruh negara tropis dan sub tropis. Pohon ini digunakan sebagai
pohon peneduh di perkebunan kopi dan teh. Kayu ini mempunyai kelas awet IV
dan kelas kuat III dengan BJ 0,40-0,52. Kayu ini agak ringan dan kasar, berserat lurus dan berwarna coklat hingga merah muda mengkilat dengan sedikit
lembayung Heyne 1987. Menurut Martawijaya et al., 2005, daya tahan terhadap jamur pelapuk,
kayu mindi termasuk kelas II-III. Kayu mindi dapat diggunakan untuk peti teh, papan, dan bangunan di bawah atap, panil, vinir hias, dan sortimen yang berat dan
mungkin baik untuk mebel.
2.1.3 Nangka Artocarpus heterophyllus
Pohon yang termasuk kedalam Family Moraceae ini dikenal sebagai jackfruit. Umumnya berukuran sedang sampai sekitar 20 m tingginya walaupun
ada yang mencapai 30 m. Batang bulat silindris dengan diameter dapatmencapai 1 meter. Kayunya berwarna kuning di bagian teras, berkualitas baik dan mudah di
kerjakan. Kayu nangka sering dijadikan perkakas rumah tangga, mebel, konstruksi bangunan, konstruksi kapal sampai ke alat musik Wahyudi et al., 2007.
Kayu ini mengandung zat ekstraktif yang disebut morin. Bahan ini dapat diekstrak dengan air panas atau dengan alkohol. Kayu nangka mempunyai serat
halus sampai agak kasar. Warna kayu nangka mengalami perubahan warna, dari warna kuning muda pada waktu kayu gubal menjadi kuning sitrus pada kayu
teras. Kayu nangka juga mempunyai berat jenis 0,55-0,71 dengan BJ rata-rata 0,61 dan termasuk kelas kuat II-III Heyne 1987.
`
2.1.4 Mangium Acacia mangium Willd.