dan kelas kuat III dengan BJ 0,40-0,52. Kayu ini agak ringan dan kasar, berserat lurus dan berwarna coklat hingga merah muda mengkilat dengan sedikit
lembayung Heyne 1987. Menurut Martawijaya et al., 2005, daya tahan terhadap jamur pelapuk,
kayu mindi termasuk kelas II-III. Kayu mindi dapat diggunakan untuk peti teh, papan, dan bangunan di bawah atap, panil, vinir hias, dan sortimen yang berat dan
mungkin baik untuk mebel.
2.1.3 Nangka Artocarpus heterophyllus
Pohon yang termasuk kedalam Family Moraceae ini dikenal sebagai jackfruit. Umumnya berukuran sedang sampai sekitar 20 m tingginya walaupun
ada yang mencapai 30 m. Batang bulat silindris dengan diameter dapatmencapai 1 meter. Kayunya berwarna kuning di bagian teras, berkualitas baik dan mudah di
kerjakan. Kayu nangka sering dijadikan perkakas rumah tangga, mebel, konstruksi bangunan, konstruksi kapal sampai ke alat musik Wahyudi et al., 2007.
Kayu ini mengandung zat ekstraktif yang disebut morin. Bahan ini dapat diekstrak dengan air panas atau dengan alkohol. Kayu nangka mempunyai serat
halus sampai agak kasar. Warna kayu nangka mengalami perubahan warna, dari warna kuning muda pada waktu kayu gubal menjadi kuning sitrus pada kayu
teras. Kayu nangka juga mempunyai berat jenis 0,55-0,71 dengan BJ rata-rata 0,61 dan termasuk kelas kuat II-III Heyne 1987.
`
2.1.4 Mangium Acacia mangium Willd.
Menurut Pandit dan Kurniawan 2008, kayu mangium memiliki ciri umum, yaitu teras berwarna coklat pucat sampai coklat tua, kadang-kadang coklat
zaitun sampai coklat kelabu, batasnya tegas dengan gubal yang berwarna kuning pucat sampai kuning jerami. Corak kayu polos atau berjalur-jalur berwarna gelap
dan terang bergantian pada bidang radial. Bertekstur halus sampai agak kasar dan merata. Arah serat biasanya lurus, kadang-kadang berpadu. Permukaannya agak
mengkilap dan licin , kayu berwarna coklat. Ciri anatomi kayunya adalah pori soliter dan berganda radial, terdiri atas 2
- 3 pori, parenkim selubung, kadang-kadang bentuk sayap pada pori berukuran
kecil , jari-jari sempit, pendek dan agak panjang. Sel-sel pembuluh atau porinya baur, soliter, dan berganda radial yang terdiri atas 2 - 3 pori, kadang-kadang
sampai 4, diameter agak kecil, jarang sampai agak jarang, bidang perforasi sederhana. Parenkim dan jari-jari kayu bertipe paratrakea bentuk selubung di
sekeliling pembuluh, kadang-kadang cenderung bentuk sayap pada pembuluh yang kecil. Sel jari-jarinya sempit, jarang sampai agak jarang, ukurannya agak
pendek sampai pendek. Kayu ini memiliki BJ rata-rata 0,69 0,49-0,84, kelas awet III dan kelas kuat II-III Pandit dan Kurniawan 2008.
2.1.5 Manii Maesopsis eminii Engl.
Berdasarkan taksonomitatanamanya kayu manii masuk ke dalam Famili Rhamnaceae, memiliki nama daerah: Pohon paying, musizi, afrika, manii,
terdapat dua subjenis yaitu eminii Engl. dan berchemoides Pierre N. Halle. Kayu manii merupakan jenis pohon cepat tumbuh dan serbaguna
berkekuatan sedang sampai kuat, untuk konstruksi, kotak, dan tiang. Banyak ditanam untuk sumber kayu bakar. Daunnya digunakan untuk pakan ternak karena
kandungan bahan keringnya mencapai 35 dan dapat dicerna dengan baik oleh ternak. Pulp dari jenis sebanding dengan pulp sebagai jenis kayu teras pada
umumnya Dephut 2002. Cirri anatomi kayunya adalah: sel pembuluh berbentuk oval, sebagian
soliter tapi ada yang bergabung radial 2 - 4 sel dan sedikit mengandung tylosis. Sel jari-jarinya terdiri dari 2 macam, yaitu ada yang lebar dan ada yang sempit
namun kurang menyolok. Tipe sel parenkimnya adalah paratrakeal aliform sampai aliform bersambung concluent dan tidak dijumpai adanya saluran damar.
Sel penyusun kayu didominasi oleh sel serabut 56,70 dengan ukuran panjang 1,1 - 1,7 mm, tebal dinding sel 3,1
– 3,5 mikron, dan diameter serabut 26 – 35 mikron. Kayu ini masuk kedalam kelas kuat III, dan kelas awet III-IV, dan
memiliki nilai BJ rata-rata sebesar 0,4 gcm² Abdurachman dan Hadjib 2006.
2.1.6 Sengon Paraserianthes falcataria L. Nielsen