Variabilitas Secara Spasial a. Sebaran angin

curah hujan terjadi pada pertengahan periode MT Juni - Agustus hingga bulan Oktober Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Maluku, 2004. Tabel 28 Rataan bulanan curah hujan mm dan jumlah hari hujan HH Tahun Pola curahan Nilai Bulan Maximal Minimal 2005 Rata-rata curah hujan mm 30,79 - April - 0,88 Agustus Jumlah hari hujan HH 26 - Januari - 5 Agustus 2006 Rata-rata curah hujan mm 26,94 - Maret - 0 Oktober Jumlah hari hujan HH 27 - Januari - 0 Oktober 2007 Rata-rata curah hujan mm 35,31 - April - 1,46 September Jumlah hari hujan HH 23 - Maret - 9 September 2008 Rata-rata curah hujan mm 27,82 - September - 5,06 Juli Jumlah hari hujan HH 26 - Desember - 5,06 Juli 2009 Rata-rata curah hujan mm 27,15 - April - 23,33 September Jumlah hari hujan HH 22 - April - 4 September Adanya fluktuasi jumlah curah hujan bulanan diakibatkan karena perbedaan pola angin yang terjadi di Indonesia. Pada musim barat, angin membawa banyak uap air yang berasal dari samudera pasifik sehingga menyebabkan curah hujan menjadi tinggi sedangkan pada Musim Timur angin membawa sedikit uap air, karena angin berasal dari Australia sehingga menyebabkan curah hujan rendah Wrtky, 1961.

4.1.2 Variabilitas Secara Spasial a. Sebaran angin

Umumnya terdapat dua aliran udara yang secara periodik silih berganti mempengaruhi kondisi perairan sekitar Kepulauan Kei yaitu muson barat laut dan muson tenggara. Berdasarkan arah dan kecepatan angin itulah maka dapat diklasifikasikan tipe musim yang terjadi dan mempengaruhi perairan sekitar Kepulauan Kei. Sebaran spasial bulanan arah angin berdasarkan data citra QuikSCAT periode Januari tahun 2005 hingga Desember tahun 2009 perairan sekitar Kepulauan Kei dapat dilihat pada daftar lampiran Lampiran 6, sedangkan visualisasi antar musim dapat dilihat pada peta arah angin tahun 2009 seperti pada gambar 21. Gambar 21 Peta sebaran dan arah angin bulanan periode 2009. Keterangan vektor mdet : : 1 : 2 : 4 : 6 : 8 : 10 Gambar 20 Sebaran arah angin bulanan periode 2009. 5-2009 6-2009 1-2009 2-2009 3-2009 4-2009 Keterangan vektor mdet : : 1 : 2 : 4 : 6 : 8 : 10 Gambar 21 Lanjutan peta sebaran dan arah angin bulanan periode 2009. Sistem muson barat laut identik dengan periode MB, dengan arah dari barat dan intensitas kecepatan relatif sedang serta dominan dari Laut Banda akan mengalami perubahan arah ke selatan ketika mencapai perairan sekitar Keterangan vektor mdet : : 1 : 2 : 4 : 6 : 8 : 10 11-2009 12-2009 7-2009 8-2009 9-2009 10-2009 Kepulauan Kei. Kondisi tersebut terus berlangsung hingga mencapai intensitas maksimal di bulan Januari hingga Februari. Angin akan mengalami perubahan arah pada periode MP I dengan arah dominan dari tenggara, dengan intensitas lemah khususnya di bagian utara Kepulauan Kei dan Aru hingga ke pesisir selatan daerah kepala burung Papua sedangkan kemantapan timuran agak jelas di Laut Arafura. Kondisi tersebut menandai perubahan musim dari MB ke MP I. Kemantapan dan ketegasan muson tenggara terlihat secara jelas sejak awal periode di bulan Mey dan kondisi tersebut tetap bertahan hingga akhir periode MT di bulan Oktober. Arah angin pada periode MP II dominan masih dari tenggara namun intensitasnya semakin berkurang. Arah angin pada sisi timur daerah kajian sejajar pesisir barat pulau Papua dari arah tenggara ke utara dan berbelok arah ke timur di utara Kepulauan Aru, sedangkan arah angin dibagian selatan daerah kajian dominan dari tenggara ke selatan juga akan mengalami perubahan arah yaitu ke Kepulauan Tanimbar dan Laut Flores.

b. Suhu Permukaan Laut SPL