Pembentukan Bintil Akar Rhizobium 1.

ditumbuhkan pada media YEMA yang diinkubasi pada temperatur 29.4 C selama 2 hari akan memiliki penampilan lengket dan berlendir. Morfologi dari koloni mempunyai bentuk bulat, koloni akan berwarna putih selama pertumbuhan berumur 3-4 hari dan akan mulai berubah warna menjadi agak kekuningan setelah hari ke-4. Koloni berdiameter antara 5-7 mm. pH dari medium untuk tumbuhnya isolat rhizobia akan mengalami penurunan pH dari pH 7 menjadi pH 6, hal ini menunjukkan bahwa rhizobium mempunyai karakteristik mengeluarkan asam selama pertumbuhannya.

2.2.2. Pembentukan Bintil Akar

Tanaman legum tidak semuanya dapat membentuk bintil pada akarnya. Sekitar 10-12 tanaman legum telah diuji berkaitan dengan pembentukkan bintil akar nodulasi, diketahui bahwa 10 mimosoideae, 65 caesalpinodeae dan 6 papilionoideae tidak memiliki bintil pada akarnya Subba Rao, 1994. Menurut Imas et al. 1989, bahwa tidak semua bakteri bintil akar mampu menginfeksi tanaman pepolongan. Di samping itu galur bakteri yang infektif belum tentu efektif, jadi adanya bintil tidak menjamin pepolongan dapat memanfaatkan N 2. Faktor gejala pengenalan khusus antara galur Rhizobium dengan inangnya yang homolog dilakukan oleh lektin tanaman protein yang secara spesifik berkaitan dengan reseptor karbohidrat pada sel Rhizobium. Hal ini terbukti bahwa reseptor-reseptor ikatan-ikatan khusus lektin semanggi dan lektin kedelai dengan Rhizobium merupakan polisakarida dari kapsul bakteri Subba Rao, 1994. Menurut Subba Rao 1994 dan Gordon et al. 2001, terbentuknya bintil akar diawali oleh peningkatan jumlah Rhizobium di sekitar akar yang distimulasi oleh senyawa triptopan dan senyawa lain hasil ekskresi akar. Triptopan digunakan Rhizobium dan diubah menjadi Asam Indol Asetat IAA dengan bantuan substrat asam-2-ketoglurat dan asam glutamat. IAA inilah yang mempengaruhi penggulungan dan deformasi rambut akar “tongkat gembala” yang merupakan langkah awal Rhizobium untuk masuk ke dalamnya. Melalui bulu-bulu akar, Rhizobium membentuk benang-benang infeksi dan masuk sel korteks yang dipandu oleh nukleus. Bentuk dan ukuran bintil akar sangat dipengaruhi oleh kondisi tanah dan karakteristik dari interaksi antara strain Rhizobium dengan varietas tanaman sehingga bintil akar tanaman legum akan memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda-beda. Bintil dapat berbentuk bola, silindris, datar, dan sering bundar atau dengan cabang seperti karang atau dapat juga memiliki bentuk tidak beraturan. Menurut Madigan et al. 2000 gen yang berperan dalam pembentukkan bintil akar oleh Rhizobium disebut dengan gen nod. Gen nod yang berperan dalam menginduksi terjadinya pembengkokan akar rambut dan pembelahan sel tanaman adalah gen nod ABC yang disebut sebagai faktor Nods. Di dalam bintil akar, bakteri akan membentuk struktur yang menggembung serta dapat mengikat nitrogen dari udara yang dikenal dengan nama bakteroid. Bintil akar yang aktif menambat nitrogen umumnya besar dan berwarna merah muda yang dikarenakan oleh leghemoglobin Alexander,1978; Graham, 1998. Berdasarkan penelitian Bull dan Rice 1991 dikemukakan bahwa tanaman legum tidak selalu sama merespon rhizobia yang akan menginfeksi akar. Karena tanaman legum mengenali dan memilih rhizobia manakah yang lebih menguntungkan bagi tanaman tersebut saat rhizobia mulai memasuki akar. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi proses nodulasi. Salah satunya adalah salinitas. Seperti yang dipaparkan oleh Hashem et al. 1998 bahwa “cekaman salinitas” dapat menurunkan efisiensi dari simbiosis antara rhizobium dengan tanaman legum, yang berakibat menurunkan pertumbuhan tanaman dan menghambat proses fotosintesis dengan menurunkan kelangsungan hidup dan proliferasi rhizobia baik yang terdapat dalam tanah maupun yang berada di rhizosfer. Selain itu juga dengan cara menghambat proses awal simbiosis seperti kemotaksi dan kolonisasi rambut akar, sehingga secara langsung akan menganggu fungsi bintil akar. Hal ini juga diperkuat oleh Singh et al. 2008 yang juga mengatakan bahwa “cekaman salinitas” yang tinggi secara signifikan dapat menurunkan fiksasi nitrogen dan proses nodulasi pada tanaman legum.

2.2.3. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Bintil Akar Temperatur dan Cahaya