Perbedaan ini dikarenakan tanaman pada perlakuan inokulum RR mayoritas terserang hama penyakit sehingga pertumbuhannya terhambat dibandingkan
tanaman pada perlakuan lainnya. Hampir seluruh tanaman pada perlakuan inokulum RR terserang hama dan penyakit yang cukup parah.
4.4. Pengaruh Inokulum Rhizobia terhadap Bobot Kering Tanaman Bagian Atas
Hasil pengamatan Tabel 3 menunjukkan bahwa bobot kering tanaman bagian atas pada tanaman yang berbintil memiliki bobot kering yang lebih tinggi
dibandingkan dengan tanaman yang tidak memiliki bintil. Bobot kering tanaman
bagian atas tanaman yang berbintil baik pada perlakuan inokulum KPC dan RR lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan inokulum KAMPUS, di mana bobot
kering pada perlakuan inokulum KPC dan RR tergolong tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa inokulum rhizobia berpengaruh dalam meningkatkan bobot
kering tanaman. Hal ini sesuai dengan penelitian Arsyad 2007, bobot kering tanaman sangat dipengaruhi oleh absorpsi akar terhadap unsur hara yang tersedia
dalam tanah. Inokulasi mikrob nyata dapat meningkatkan bobot kering tanaman bagian atas tanaman. Hal ini dapat dihubungkan dengan peningkatan serapan hara
oleh akar yang sudah terinfeksi oleh mikrob. Tabel 3. Bobot Kering Tanaman Bagian Atas Umur 10 MST
Perlakuan Bobot Kering Tanaman Bagian Atas g
Berbintil Non
Kontrol -
2.58
abc
KPC 3.47
a
2.05
bc
KAMPUS 2.38
abc
1.48
c
RR 3.35
ab
2.12
bc
Angka yang dikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut
uji lanjut Duncan taraf α = 0.05 .
Peningkatan pertumbuhan tanaman tinggi dan bobot kering tanaman bagian atas bibit A. mangium akibat inokulum rhizobia berhubungan erat dengan
efektifnya inokulum rhizobia yang diinokulasikan tersebut dalam menambat nitrogen. Menurut Salisbury dan Ross 1995 N
2
yang difiksasi secara hayati enzimatis tersebut akan membantu peningkatan proses fotosintesis. Fotosintat
hasil fotosintesis berupa karbohidrat akan ditranslokasikan ke seluruh jaringan tanaman dan kemudian digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan organ
tanaman. Hasil uji lanjut Duncan Tabel 3 menunjukkan bobot kering tanaman
bagian atas pada tanaman yang berbintil pada perlakuan inokulum KPC dan RR berpengaruh meningkatkan bobot kering tanaman tetapi tidak berbeda nyata
dengan tanaman kontrol. Berbeda dengan perlakuan inokulum KPC dan RR, perlakuan inokulum KAMPUS untuk tanaman berbintil tidak berpengaruh
meningkatkan bobot kering tanaman. Sedangkan bobot kering tanaman bagian atas pada tanaman yang tidak berbintil seluruh perlakuan inokulum tidak
berpengaruh nyata dalam meningkatkan bobot kering tanaman. Perlakuan inokulum KAMPUS menunjukkan bobot kering tanaman bagian
atas pada tanaman yang berbintil lebih rendah daripada perlakuan inokulum lainnya. Hal ini terjadi akibat inokulum rhizobia yang diinokulasi pada tanaman
kurang efektif dalam menambat N sehingga mempengaruhi pertumbuhan tanaman yang pada akhirnya berpengaruh pada bobot kering tanaman.
4.5. Pengaruh Inokulum Rhizobia terhadap Kadar Amonium dan Nitrat Tanah serta Kadar N-Total dan Serapan N Tanaman
Simbiosis antara bakteri rhizobium dengan bintil akar akan mengikat N
2
dari udara dan mengubahnya menjadi amonium NH
4 +
dan nitrat NO
3 -
yang dapat diserap oleh tanaman. Pengukuran amonium, nitrat dan nitrogen dibagi menjadi
dua yakni tanaman yang memiliki bintil akar dan tidak memiliki bintil akar. Hal ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari bintil akar terhadap pengikatan N
2
dari udara. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan inokulum rhizobia
berpengaruh nyata dalam meningkatkan ketersediaan jumlah amonium dan nitrat dalam tanah baik pada tanaman pada tanaman yang berbintil maupun tanaman
yang tidak memiliki bintil. Tabel 4 menunjukkan bahwa baik pada tanaman berbintil maupun tidak
berbintil kadar amonium dan nitrat tertinggi terdapat pada perlakuan inokulum KPC sedangkan untuk pengukuran N-Total pada daun, kadar N-Total tertinggi
baik pada tanaman berbintil maupun tidak berbintil terdapat pada perlakuan
inokulum RR. Hal ini, mengindikasikan bahwa rhizobia yang diinokulasikan ke tanaman efektif menangkap N
2
bebas.
Tabel 4. Pengaruh Inokulum Rhizobia terhadap Kadar Amonium dan Nitrat Tanah serta Kadar N-total dan Serapan N Tanaman
Perlakuan Amonium ppm
Nitrat ppm Kadar N
Serapan N mgpolibag
Berbintil Non
Berbintil Non
Berbintil Non Berbintil Non Kontrol
- 23.5
d
- 116.9
c
- 2.1
b
- 56
bc
KPC
73.1
a
47
bc
251.7
a
197.8
ab
2.7
a
2.6
a
94
a
52
bc
KAMPUS 41.8
c
36.5
cd
197.8
ab
179.8
b
2.7
a
2.5
ab
64
b
36
c
RR 57.4
b
41.8
c
233.7
ab
197.8
ab
2.8
a
2.6
a
93
a
56
bc
Angka yang dikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut
uji lanjut Duncan taraf α = 0.05 .
Amonium dan nitrat diambil tanaman untuk meningkatkan pertumbuhannya yang pengaruh nyatanya dapat dilihat dari tinggi tanaman. Kadar amonium dan
nitrat tertinggi terdapat pada perlakuan inokulum KPC hal ini didukung oleh pertumbuhan tinggi tanaman pada perlakuan tersebut.
Ketersediaan N di dalam tanah tidak hanya diperoleh dari simbiosis antara rhizobia dan tanaman inang, melainkan juga dapat diperoleh dari bakteri non-
simbiosis. Bakteri non-simbiosis pada tanah-tanah yang beriklim tropik mampu mengikat N
2
sebesar 0.04-15 kghatahun, dalam perkembangannya bakteri membutuhkan energi berupa substansi organik yang berasal tanaman Greenland,
1977. Hal inilah yang menjadi salah satu penyebab kadar N dalam tanah maupun tanaman A. mangium yang tidak berbintil pada penelitian ini cukup tinggi.
Serapan N tanaman berkaitan dengan pertumbuhan tanaman bobot kering tanaman. Semakin tinggi bobot kering tanaman maka serapannya semakin tinggi
pula, karena serapan tersebut dihitung berdasarkan kadar N-total dan bobot kering tanaman. Namun pada penelitian ini, perlakuan inokulum KPC memiliki kadar N
yang rendah tetapi bobot kering tanaman bagian atasnya tinggi sehingga serapan N tinggi pula Tabel 3 dan 4. Hal ini disebut dengan efek pengenceran dillution
effect. Sebaliknya pada perlakuan inokulum RR memiliki kadar N yang tinggi
dibanding dengan perlakuan inokulum KPC tetapi bobot kering tanaman bagian atasnya rendah sehingga serapan N-nya lebih rendah dari perlakuan inokulum
KPC. Hal ini disebut dengan efek pemekatan concentration effect.
4.6. Pengaruh Inokulum Rhizobia terhadap pH tanah