Tabel 1. Karakteristik Isolat Rhizobia
Parameter KPC
RR KAMPUS
Bentuk Bulat dengan
elevasi cembung Bulat dengan elevasi
cembung Bulat dengan elevasi
cembung
Penampakan - Basah
+++ ++
+
- BerlendirLicin +++
+ ++
Warna Putih Susu
Putih Putih susu
Pertumbuhan +
++ +
Berdasarkan hasil pengamatan kecepatan pertumbuhan, isolat  RR memiliki pertumbuhan  yang  lebih  cepat  dibandingkan  dengan  isolat  lain.  Koloni  rhizobia
pada  isolat  RR  dalam  waktu  kurang  dari  2  hari  setelah  inkubasi  sudah  tumbuh terlihat kasat mata sedangkan pada isolat KPC dan KAMPUS, koloni  rhizobia-
nya mulai tumbuh pada hari ke-3 setelah inkubasi. Hasil ini menunjukkan bahwa isolat  RR  dalam  digolongkan  ke  dalam  kelompok  Rhizobium  sedangkan  isolat
KPC dan KAMPUS dapat digolongkan ke dalam kelompok Bradyrhizobium. Hal sesuai  dengan  penelitian  Somasegaran  dan  Hoben  1994,  yang  menyatakan
bahwa kelompok Rhizobium dalam waktu 2-3 hari sudah tumbuh pada media cair yang ditunjukkan dengan kekeruhan pada media cair. Rhizobium memiliki waktu
penggandaan  diri  2-4  jam.  Sementara  itu,  kelompok  Bradyrhizobium  mulai tumbuh  pada  media  cair  dalam  waktu  3-5  hari.  Waktu  penggandaan  diri
Bradyrhizobium  adalah  6-8  jam.  Pada  umumnya  tanaman  A.  mangium  lebih banyak diinfeksi oleh kelompok bakteri Bradyrhizobium. Walaupun ada beberapa
strain Rhizobium yang dapat menginfeksi tanaman A. mangium.
4.2.   Pengaruh Pemberian Inokulum terhadap Pertumbuhan Bintil Akar
Dengan  pemberian  inokulum  rhizobia  dapat  menginfeksi  akar  tanaman sehingga  pada  akar  dapat  timbul  bintil  akar.  Namun  pemberian  inokulum  pada
penelitian    yang  dilakukan  ini,  tidak  semua  tanaman  timbul  bintil  akar.  Menurut laporan  Ali  et  al.  2009,  efektivitas  simbiosis  rhizobia  berbeda-beda  tergantung
pada  kondisi  asam  dan  basa  tanah,  pada  pH  4  rhizobia  menunjukkan pertumbuhan  yang  kurang  baik  namun  pada  pH  sekitar  netral  mengalami
pertumbuhan  yang  optimum.  Sedangkan  pada  penelitian  ini,  pH  awal  media tanam yang digunakan yaitu 3.68. Kondisi media tanam yang masam inilah yang
menjadi  salah  satu  faktor  penghambat  terbentuknya  bintil  akar  sehingga  pada perlakuan  terdapat  tanaman  yang  berbintil  dan  tidak  berbintil.  Hal  ini  sesuai
dengan  hasil  laporan  Rodrigues  et  al.  2006,  bahwa  pH  6.5-7.0  merupakan kondisi pH paling optimum untuk pembentukan bintil akar oleh bakteri.
Pengamatan  akar  tanaman  A.  mangium  dilakukan  pada  umur  10  MST. Pengamatan  dilakukan  dengan  mengamati  keberadaan  bintil  akar  pada  akar  A.
mangium  baik  pada  tanaman  kontrol  maupun  tanaman  yang  diberi  perlakuan dengan menambahkan inokulum rhizobia Gambar 3..
a b
c d
Gambar 3. Pengamatan Akar A. mangium Umur 10 MST a.  Akar  tanaman  kontrol,  b.  Akar  tanaman  perlakuan  inokulum  RR,  c.
Akar  tanaman  perlakuan  inokulum  KAMPUS,  dan  d.  Akar  tanaman perlakuan inokulum KPC
KAMPUS
Akar tanaman kontrol sama sekali tidak memiliki bintil akar Gambar 3.a.. Akan tetapi akar tanaman perlakuan pada umumnya memiliki bintil akar. Seperti
terlihat pada Gambar 3.b. bintil akarnya cukup banyak dan ukuran bintil akarnya cukup besar, dan  Gambar 3.c. akarnya sangat banyak namun bintil akarnya kecil
dan  sedikit  serta  Gambar  3.d.  ukuran  bintil  cukup  besar  tetapi  jumlah  bintil akarnya tidak terlalu banyak.
Kemasaman  tanah  yang  tinggi  ini  juga  mengakibatkan  rendahnya  fosfor yang tersedia bagi tanaman. Menurut Jones 1979, pada umumnya fosfor tersedia
pada pH 6.0 – 6.5. Fosfor akan menjadi tidak tersedia di pH yang terlalu rendah
maupun  pH  yang  terlalu  tinggi.  Pada  tanah  yang  memiliki  pH  di  atas  6.5,  maka fosfor  akan  diikat  oleh  Kalsium  dan  Magnesium.  Sedangkan  pada  pH  5,  fosfor
akan  diikat  oleh  Aluminium  dan  Besi.  Fosfor  mempunyai  peran  penting  dalam pembentukkan  karbohidrat  dan  energi  lain  yang  diproduksi  saat  terjadi  proses
fotosintesis  pada  tanaman.  Kekurangan  fosfor  dapat  menghambat  proses fotosintesis  dan  kemampuan  tanaman  untuk  memproduksi  karbohidrat  seperti
gula,  pati,  dan  selulosa.    Hal  inilah  yang  menyebabkan  pertumbuhan  rhizobia terhambat pula yang nantinya akan berimplikasi terhadap tidak terbentuknya bintil
akar karena rhizobia membutuhkan suplai energi berupa karbohidrat dari tanaman inangnya. Karbohidrat merupakan kontribusi utama untuk proses fiksasi nitrogen
dalam simbiosis antara tanaman inang dengan rhizobia  Epstein, 1972. Penanaman  A.  mangium    dilakukan  pada  ruang  terbuka  sehingga  faktor
lingkungan  dapat  mempengaruhi  pertumbuhan  tanaman  termasuk  pertumbuhan bintil  akar.  Salah  satu  yang  menyebabkan  terhambatnya  pertumbuhan  bintil  akar
adalah    faktor  temperatur  dan  cahaya.  Faktor-faktor  ini  dapat  mempengaruhi pertumbuhan tanaman, bintil akar, dan penambatan N. Proses infeksi oleh bakteri
agar dapat terjadi lebih baik maka temperatur yang paling menguntungkan untuk pembentukan jaringan bakteroid di dalam bintil adalah pada suhu 24
C Subba Rao, 1994.
Hasil  pengamatan  menunjukkan  bahwa  tanaman  perlakuan  telah  terserang hama mealybug Gambar 4 dan  penyakit powdery mildew Gambar 5. Tanaman
yang  terserang  hama  mealybug  ditandai  dengan  hama  berwarna  putih  dilindungi tepung  pada  daun  atau  pada  batang,  mealybug  akan  menghisap  cairan  daun
sehingga  serangan  berat  dapat  mengakibatkan  daun  menguning  dan mengakibatkan  daun  muda  menjadi  malformasi  atau  tumbuh  tidak  sempurna
mengeriting.  Sementara  untuk  tanaman  yang  terkena  penyakit  powdery  mildew ditandai dengan bercak putih di permukaan daun menyerupai tepung. Hama dan
penyakit  ini  berdampak  pada  menurunnya  performa  pertumbuhan  tanaman  dan menghambat  pembentukkan  bintil  akar.  Hama  penyakit  ini  timbul  dikarenakan
perlakuan  ditanam  pada  tempat  dengan  pencahayaan  yang  kurang  baik  sehingga sinar  matahari  tidak  merata.  Hal  ini  menyebabkan  beberapa  perlakuan  tidak
mendapat  sinar  matahari  yang  cukup  sehingga  mengakibatkan  kondisi  perlakuan lebih  lembab  dibanding  dengan  yang  lain.  Kondisi  ini  dapat  memicu  timbulnya
hama dan penyakit.
Gambar 4. Hama Mealybug pada A. mangium
Gambar 5. Penyakit Powdery Mildew pada A. mangium
Selain  itu,  rhizobium  juga  memiliki  musuh  alami  tertentu  dalam  tanah misalnya  streptomyces.  Adanya  musuh  alami  ini  dapat  menurunkan  populasi
rhizobium  dalam tanah.  Serangan nematoda maupun bakteri parasit lainnya  akan menimbulkan  persaingan  dengan  bakteri  pengikat  N  sehingga  populasinya
menurun Soepardi, 1983.
4.3. Pengaruh Inokulum Rhizobia terhadap Tinggi Tanaman