Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Ruang Lingkup dan Keterbatasan

5. Survei tentang pengeluaran haji selama ini belum pernah dilakukan. Oleh karena itu diasumsikan bahwa Ongkos Naik Haji ONH atau Biaya Perjalanan Ibadah Haji BPIH sebagai proxy pengeluaran haji selama berada di luar negeri.

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.

Pemahaman Pariwisata 2.1.1. Pariwisata dari Sisi Penawaran Pariwisata dapat di lihat dari dua sisi, yaitu sisi penawaran dan sisi permintaan. Dari sisi penawaran, pariwisata adalah usaha yang menyediakan barang dan atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dan penyelenggaraan pariwisata. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, usaha pariwisata terdiri dari 13 jenis usaha, yaitu: 1. Usaha daya tarik wisata, yaitu usaha yang kegiatannya mengelola daya tarik wisata alam, daya tarik wisata budaya, dan daya tarik wisata buatan manusia. 2. Usaha kawasan pariwisata, yaitu usaha yang kegiatannya membangun dan atau mengelola kawasan dengan luas tertentu untuk memenuhi kebutuhan pariwisata. 3. Usaha jasa transportasi wisata, yaitu usaha khusus yang menyediakan angkutan untuk kebutuhan dan kegiatan pariwisata, bukan angkutan transportasi regulerumum. 4. Usaha jasa perjalanan wisata terdiri dari usaha biro perjalanan wisata dan usaha agen perjalanan wisata. Usaha biro perjalanan wisata meliputi usaha penyediaan jasa perencanaan perjalanan dan atau jasa pelayanan dan penyelenggaraan pariwisata, termasuk penyelenggaraan perjalanan ibadah. Sementara usaha agen perjalanan wisata adalah usaha jasa pemesanan sarana, seperti pemesanan tiket dan pemesanan akomodasi serta pengurusan dokumen perjalanan. 5. Usaha jasa makanan dan minuman, yaitu usaha jasa penyediaan makanan dan minuman yang dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan untuk proses pembuatan, dapat berupa restoran, kafe, jasa boga, dan barkedai minum. 6. Usaha penyediaan akomodasi, yaitu usaha yang menyediakan pelayanan penginapan yang dapat dilengkapi dengan pelayanan pariwisata lainnya. Usaha penyediaan akomodasi bisa berupa hotel, vila, pondok wisata, bumi perkemahan, persinggahan karavan, dan akomodasi lainnya yang digunakan untuk tujuan pariwisata. 7. Usaha penyelenggaraan kegiatan hiburan dan rekreasi, yaitu usaha yang ruang lingkup kegiatannya berupa usaha seni pertunjukan, arena permainan, karaoke, bioskop, sertakegiatan hiburan dan rekreasi lainnya yang bertujuan untuk pariwisata. 8. Usaha penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi, dan pameran, yaitu usaha yang memberikan jasa bagi suatu pertemuan sekelompok orang, menyelenggarakan perjalanan bagi karyawan dan mitra usaha sebagai imbalan atas prestasinya, serta menyelenggarakan pameran dalam rangka menyebarluaskan informasi dan promosi suatu barang dan jasa yang berskala nasional, regional, dan internasional. 9. Usaha jasa informasi pariwisata, yaitu usaha yang menyediakan data, berita, feature , foto, video, dan hasil penelitian mengenai kepariwisataan yang disebarluaskan dalam bentuk bahan cetak dan atau elektronik. 10. Usaha jasa konsultan pariwisata, yaitu usaha yang menyediakan saran dan rekomendasi mengenai studi kelayakan, perencanaan, pengelolaan usaha, penelitian, dan pemasaran di bidang kepariwisataan. 11. Usaha jasa pramuwisata, yaitu usaha yang menyediakan dan atau mengoordinasikan tenaga pemandu wisata untuk memenuhi kebutuhan wisatawan dan atau kebutuhan biro perjalanan wisata. 12. Usaha wisata tirta, yaitu usaha yang menyelenggarakan wisata dan olahraga air, termasuk penyediaan sarana dan prasarana serta jasa lainnya yang dikelola secara komersial di perairan laut, pantai, sungai, danau, dan waduk. 13. Usaha spa, yaitu usaha perawatan yang memberikan layanan dengan metode kombinasi terapi air, terapi aroma, pijat, rempah-rempah, layanan makananminuman sehat, dan olah aktivitas fisik dengan tujuan menyeimbangkan jiwa dan raga dengan tetap memperhatikan tradisi dan budaya bangsa.

2.1.2. Pariwisata dari Sisi Permintaan

Berdasarkan rekomendasi tentang statistik pariwisata yang diadopsi dari World Tourism Organization oleh United Nations Statistical Commission pada tahun 1993 bahwa pariwisata dari sisi permintaan dapat dibedakan menjadi tiga jenis Gambar 3 , yaitu: 1. Domestic tourism 1 , yaitu penduduk suatu negara yang melakukan perjalanan dalam wilayah terotori negara dimana mereka tinggal 2. Inbound tourism, yaitu penduduk luar negeri yang melakukan perjalanan ke suatu negara 1 Domestik dalam pengertian pariwisata di sini berbeda dengan domestik dalam pendapatan nasional. Dalam konteks pariwisata pengertian domestik ini merujuk pada penduduk Indonesia yang melakukan perjalanan di wilayah Indonesia baik WNI maupun WNA tetapi tidak termasuk penduduk luar negeri, sementara domestik dalam pendapatan nasional merujuk pada semua aktivitas ekonomi yang ada di wilayah Indonesia baik yang dilakukan oleh penduduk Indonesia maupun penduduk luar negeri