industri rumah tangga bir pletok, kerupuk gendar, dodol dan cinderamata ondel- ondel,
24
. Kemungkinan masih akan terbuka lebih banyak lagi industri rumahan serta potensi ekonomi yang bisa dikembangkan melalui eksistensi Perkampungan
Budaya Betawi Setu Babakan sebagai kawasan konservasi budaya, riset dan edukasi.
3. Kehidupan Sosial Budaya Masyarakat Betawi di Perkampungan
Budaya Betawi Setu Babakan
Agama merupakan kebutuhan dasar setiap manusia sebagai mahluk sosial. Manusia menerima agama sebagai suatu nilai kebenaran yang membantunya
memberi petunjuk menjalani kehidupan. Nilai-nilai agama telah membentuk sistem sosial dan budaya suatu masyarakat, sehingga agama menjadi unsur
dominan yang membentuk cara pandang, pola fikir, tingkah laku serta membentuk sistem sosial dalam suatu masyarakat.
25
Bagi setiap orang dan setiap kelompok yang hidup dalam masyarakat, konsep tentang agama adalah bagaian tak terpisahkan dari pandangan hidup dan
pengalaman mereka. Agama telah menentukan pola fikir atau cara pandang serta tingkah laku setiap individu dalam suatu masyarakat. Hal demikian berlaku pada
agama masyarakat di Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan. Kaitan agama dengan masyarakat Betawi adalah Betawi dan Islam
merupakan dua sisi dari mata uang. Ada sebuah legenda yang sampai saat ini masih hidup di tengah masyarakat Betawi tentang nenek moyang etnis Betawi dan
24
Laporan Bulanan Kelurahan Srengseng Sawah, Juni 2011. Tabel industri rumah tangga di Setu Babakan ada dalam lampiran
25
Imam Subchi, Agama Masyarakat Keturunan Arab, Al-Turas Vol 12 No 2 Mei 2006 , h. 135
Islam sebagai agama masyarakat Betawi. Legenda ini adalah “Cerita tentang Mak Kopi, wanita berdarah Cina”.
26
Cerita tentang Mak Kopi ini diawali dari datangnya seeorang pemuda Islam dari Demak yang datang ke Betawi kemudian
menikah dengan putri Betawi dalam legenda tidak disebutkan siapa nama putri Betawi tersebut. Dari perkawinan tersebut lahirlah dua orang anak laki-laki
bernama Samsudin dan Hadi.
27
Meskipun saudara, kedua kaka beradik ini memiliki sifat dan kepribadian yang berbeda. Samsudin mengikuti jejak ayahnya
menjadi penghulu, sedangkan Hadi mengikuti jejak ibunya sebagai petani. Cerita selanjutnya, Hadi menikah dengan perempuan bernama Kopi yang
kemudian dikenal dengan Mak Kopi. Dalam legenda, nenek Mak Kopi adalah wanita berketurunan Cina. Anak keturunan Samsudin dan Hadi menghasilkan
keturunan yang berbeda kerpribadian. Pesilat-pesilat keturunan Hadi mempunyai gaya hidup yang berbeda dengan pesilat keturunan Samsudin yang lebih religius.
Anak-anak keturunan Hadi kebanyakan menjadi seniman dan berkelana menunjukkan kemahiran seninya.
Dari legenda Mak Kopi, ada beberapa hal yang bisa disimpulkan. Pertama hubungan etnis Betawi dengan Cina yang memang telah terjalin lama, yang
digambarkan melalui asal usul Mak Kopi, cucu dari seorang Cina. Kedua berdasarkan tingkah laku dan gaya hidupnya, terlihat orang-orang Betawi terbagi
26
Cerita ini oleh penulis dianggap hidup di tengah masyarakat Betawi karena hampir semua ahli masyarakat Betawi serta orang-orang Betawi muslim di Perkampungan Setu Babakan tahu
dan percaya dengan legenda ini. Kemudian cerita ini oleh Ibu Ninuk Kleden dianggap sebagai sumber sejarah lisan atas asal usul sejarah terbentuknya etnis betawi dan Islam sebagai agamanya,
dalam buku yang berjudul Teater Lenong betawi.
27
Ninuk Kleden-Probonegoro, Teater Lenong Betawi, Studi Perbandingan Diakronik, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia dan Yayasan Asosiasi Tradisi lisan, 1996, h. 102