BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Majalah
Majalah adalah terbitan berkala yang isinya meliputi berbagi liputan jurnalistik, pandangan tentang topik aktual yang patut diketahui pembaca. Dan
menurut waktu penerbitanya dibedakan atas majalah bulanan, tengah bulanan, mingguan dan sebagainya. Dan menurut penkhususan isinya dibedakan atas majalah
berita, wanita remaja, olahraga, sastra, ilmu pengetahuan tertentu dan sebagainya KBBI,2002:698
Sementara pandagan Dewitt Wallace bahwa majalah merupakan media massa terbesar adalah karena majalah ini berusaha melayani audien massal.
1
Majalah menyajikan ringkasan berita berdasarkan kategori seperti persoalan-persoalan
kehidupan manusia yang aktual. Karena para pembaca biasanya menyukai majalah yang menampilkan berita yang fokus pada orang sukses dan terkenal. Selain itu
kategori terbesar adalah persoalan-persoalan politik seperti, Majalah Tempo yang terbit seminggu sekali.
Majalah merupakan medium yang pervasife. Bukan hanya untuk orang atas tetapi banyak juga majalah yang diterbitkan untuk kalangan bawah, yang berarti
bahwa peran medium majalah melintasi hampir seluruh lapisan masyarakat. Bahkan
1
John Vivian, Teori Komunikasi Massa, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008, h. 112.
orang buta huruf dapat memperoleh kesenangan dan manfaat dari majalah yang umumnya dapat memuat gambar dan warna.
Penerbitan berkala yang menggunakan kertas bersampul, menurut bermacam- macam tulisan yang dihiasi ilustrasi maupun foto-foto. Dari segi isi dibagi dalam dua
jenis yakni Majalah umum, yaitu majalah yang membuat karangan-karangan pengetahuan umum, karangan-karangan yang menghibu, gambar-gambar, olahraga,
film, seni, dll. Majalah khusus, seperti majalah wanita, majalah keluaraga, majalah humor, majalah kecantikan, politik, kebudayaan, cerpen,dll.
2
Menurut Muchtar Lubis, majalah dibagi menjadi dua golongan yaitu : 1. Majalah Umum
Majalah yang berisikan tentang politik, kebudayaan, fiksi, karangan, pengetahuan umum, pelipur lara, hiburan, olahraga, film, dan
sebagainya.
2. Majalah Khusus
Majalah yang hanya berisikan mengenai bidang khusus, seperti majalah wanita, majalah pria, majalah remaja, dan anak-anak. Majalah
yang demikian memiliki perasaan yang cukup luas terutama dikota- kota besar.
3
Menurut pendapat Muchtar Lubis di atas, secara umum dapat dipahami bahwa majalah menciptakan pasar sendiri untuk suatu produk, maka hubungan
majalah dengan khalayaknya dapat diterima karena setiap majalah lebih diarahkan untuk kepentingan khalayak tersebut.
2
Kurnia Efendi, Ensiklopedia Pers Indonesia,Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, h.154- 155
3
Muchtar Lubis, Pers dan Wartawan, Jakarta: Balai Pustaka, 1963, h. 90.