F. Sampul Majalah Tempo Tentang Korupsi Simulator SIM
A B
Majalah Tempo edisi 6 Agustus 2012 Majalah Tempo edisi 12 Agustus 2012
C D
Tempo edisi 8 Oktober 2012 Tempo edisi 11 Maret 2013
A. Majalah Tempo edisi 6 Agustus 2012 ini bertemakan tentang “Simsalabim Jendral SIM”. sampul ini menceritakan tentang sebuah peristiwa KPK
mencium aroma korupsi dalam proyek simulator SIM yang melibatkan Ispektur Jendral aktif yang terlibat didalamnya. Yaitu Djoko Susilo diduga
sebagai orang yang bertanggung jawab karena melakukan pencucian uang Negara sebesar Rp 196,87 miliar. Namun KPK masih sulit untuk menyidik
Djoko Susilo, karena kepolisian mengangap yang berhak mengusut kasus ini adalah kepolisian bukan KPK.
B. Majalah Tempo edisi 12 Agustus 2012 ini bertemakan tentang “Mengapa Polisi Bertahan”. gambar sampul majalah edisi ini menceritakan peristiwa.
perlawanan yang dilakukan oleh kepolisian kepada KPK karena berani mengusut kasus yang yang melibatkan Djendral berpangkat bintang dua yang
melakukan tindak korupsi simulator SIM. Kemarahan ini terjadi saat petugas KPK berusaha menggeledah kantor korps Lalu lintas kepolisian, kemudian
kepolisian melakukan penahanan barang bukti hasil pengeledahan penyidik KPK selama 20 jam. Padahal komisi jelas memegang izin dari pengadilan.
C. Majalah Tempo edisi 8 Oktober 2012 ini bertemakan tentang “MENGAPA POLISI KALAP”. gambar sampul majalah edisi ini menceritakan Kasus
korupsi simulator SIM dan pengadaan pelat nomor yang dilakukan oleh Djoko Susilo mulai terungkap, menunjukan betapa para petinggi Polri kini berada di
kursi panas dan ketakutan karena KPK sudah berani menetapkan Djoko Susilo sebagai tersangka. selain Djoko Susilo melakukan pengadaaan simulator
kemudi dia juga pengadaan pelat nomor , dan diduga ada penggelembungan
belipat-lipat harga perolehan material, dan miliaran rupiah mengalir kesejumlah petinggi polri.
D. Majalah Tempo edisi 11 Maret 2013 ini bertemakan tentang “Azis Samsudin, Herman Hendry, Nazarudin, dan Bambang Soesatyo” Terseret Simulator
SIM. gambar sampul majalah edisi ini menceritakan bagaimana anggota DPR tersebut diduga mendapatkan aliran dana proyek simulator SIM dari Djoko
Susilo. Diduga Djoko Susilo menggelontorkan dana sebesar Rp 10 miliar untuk meloloskan proyek simulator SIM ini, namun para anggota DPR
tersebut hanya ditetapkan sebagai saksi.
Keempat sampul majalah Tempo tersebut berkaitan satu sama lain dan membentuk sebuah cerita bagaimana proses pengusutan kasus korupsi simulator SIM
ini terjadi. Keterlibatan seorang Irjen Doko Susilo dan anggota DPR memberikan anggapan miris dan meresahkan masyarakat. Aparat penegak hukum yang seharusnya
mengayomi, menjaga keamanan, dan menegakkan hukum setegak-tegaknya malah justru melakukan tindak korupsi. Proyek simulator SIM ini tidak dilakukan secara
sendiri karena melibatkan petinggi polri dan anggota DPR sebagai persetujuan proyek.
Proses pengusutan KPK yang terkesan lamban karena adanya perlawanan kepolisian untuk menyidik sendiri kasus yang melibatkan Inspektur Jendral Joko
Susilo, seperti halnya jeruk makan jeruk karena menyidik atasanya sendiri. Masayarakat terkesan tidak percaya kepada polisi akan menuntaskan kasus ini
mengingat kasus sebelumnya yaitu Rekening Gendut yang tidak jelas bagaimana hasilnya. Sehingga masyarakat lebih mendukung KPK untuk melakukan penyidikan
kasus korupsi simulator SIM ini.