Metode Rasional Landasan Teori

Sumber Wanielista,1990:213 Gambar 2.12 Grafik Kecepatan Rata-rata Aliran di Lahan

10. Metode Rasional

Metode Rasional pertama digunakan untuk menghitung debit puncak banjir Q p . Dalam perhitungannya metode ini telah memasukkan karakteristik hidrologi dan proses aliran yaitu 1 intensitas hujan, 2 durasi hujan, 3 luas DAS, 4 kehilangan air akibat evaporasi, intersepsi, infiltrasi dan 5 konsentrasi aliran Ponce,1989:119. Debit puncak dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut : Q p = K r C i A .......................................................................... 2.10 Dengan, Q p = debit puncak m 3 det, C = koefisien aliran tanpa dimensi, i = intensitas hujan mmjam, A = luas DAS km 2 , K r = nilai konversi dalam hal ini = 0,278 . Tampak di sini bahwa ketiga parameter tersebut C, i dan A dianggap berperilaku seragam lumped parameter. Koefisien aliran C merupakan nilai tetap yang merupakan perbandingan antara hujan efektif dan hujan yang jatuh. Nilai ini merupakan perwujudan dari kehilangan air akibat evaporasi, evapotranspirasi, intersepsi dan infiltrasi. Nilai C biasanya diambil untuk tanah jenuh pada waktu permulaan hujannya dengan nilai berkisar antara 0 – 1 Iman Subarkah, 1978, Pilgrim, 1992 sebagai ditunjukkan pada Tabel 2.2. Intensitas hujan i merupakan perwujudan dari durasi dan frekuensi hujan dengan anggapan bahwa intensitas hujan tetap pada suatu interval waktu dan paling sedikit sama dengan waktu konsentrasinya t c . Aliran menjadi maksimum jika durasi hujan d h sama dengan waktu konsentrasinya Wanielista, 1990:213. Kejadian sebenarnya yang terjadi di alam, hujan mempunyai durasi dan waktu konsentrasi yang tidak selalu sama. Pada umumnya untuk DAS kecil mempunyai t c £ d h , sedang DAS besar mempunyai t c d h . Berdasarkan anggapan bahwa aliran akan menjadi maksimum jika t c = d h maka model Rasional yang ditujukan untuk menghitung debit maksimum hanya diterapkan pada DAS kecil. Sampai saat ini belum ada batasan luas DAS yang pasti. Menurut Iman Subarkah 1978:40, Rasional dapat diterapkan untuk DAS dengan luas antara 0,4 – 0,8 km 2 dan menurut San Diego County Ponce, 1989:120 nilainya berkisar antara 0,65 – 12,5 km 2 . Tabel 2.2. Koefisien Aliran C Tata guna lahan Geluh berpasir Lempung siltyloam Lempung padat Hutan Kemiringan 0 – 5 0.10 0.30 0.40 5 – 10 0.25 0.35 0.50 10 – 30 0.30 0.50 0.60 Padang rumputsemak Kemiringan 0 – 5 0.10 0.30 0.40 5 – 10 0.15 0.35 0.55 10 – 30 0.20 0.40 0.60 Tata guna lahan Geluh berpasir Lempung siltyloam Lempung padat Tanah Pertanian Kemiringan 0 – 5 0.30 0.50 0.60 5 – 10 0.40 0.60 0.70 10 – 30 0.50 0.70 0.80 Perumahan Daerah single family 0.30 – 0.50 Multi units, terpisah – pisah 0.40 – 0.60 Multi units, tertutup 0.60 – 0.75 Suburban 0.25 – 0.40 Daerah rumah-rumah apartemen 0.50 – 0.70 Industri Daerah kurang padat 0.50 – 0.80 Daerah padat 0.60 – 0.90 Business Daerah kota lama 0.75 – 0.95 Daerah pinggiran 0.50 – 0.70 Sumber : Iman Subarkah , 1978:40 Metode Rasional pada awalnya hanya menghitung debit puncak tanpa memberikan informasi debit aliran dari waktu ke waktu. Perkembangan selanjutnya menunjukkan bahwa hidrograf Rasional telah dapat digambarkan Ponce, 1989:168 dan Wanielista, 1990:224.

11. Hidrograf Rasional