Hujan HASIL DAN PEMBAHASAN
Penerapan rumus Kirpich adalah sebagai berikut: L = 60 km
385 ,
77 ,
06628 ,
S L
t
c
=
= 9 jam Pemilihan pasangan hujan-aliran ini sangat penting terutama dipilih aliran
di Jarum yang ada data hujannya di beberapa stasiun hujan terkait karena apabila tidak tersedia data hujan maka pemodelan tidak dapat menghasilkan keluaran
yang berupa hidrograf aliran. Data hujan dari stasiun hujan di kabupaten Klaten tersebut adalah data hujan tahun 2005, adapun data hujan dapat dilihat pada
lampiran C. Dari data hujan yang diperoleh menunjukkan banyak stasiun hujan yang
rusak sehingga penentuan stasiun hujan yang dipilih perlu dilakukan. Dari 47 stasiun hujan yang tersebar di Kabupaten Klaten dan beberapa stasiun hujan di
kabupaten Sukoharjo dipilih 9 stasiun hujan yang berpengaruh pada DAS Dengkeng. Kesembilan stasiun hujan terpilih dari kejadian banjir adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.1. Data Hujan dari Kejadian Banjir Terpilih Data Hujan
Stasiun hujan terpilih Tgl 2 Nov 05
Tgl 5 Nov 05 Sta. Karangnongko
Sta. Kebonarum 42
Sta. Gayamprit 40
Sta. Demangan 15
24 Sta. Gantiwarno
17 34
Sta. Jombor 4
75 Sta. Gempol
Sta. Bawak 57
Sta. Kalijaran 64
Untuk mendapatkan hujan sel, hujan harian diubah menjadi hujan sel menggunakan cara Thiessen dengan sistem Grid. Data hujan masukan yang
dibutuhkan untuk model hujan-aliran harus dalam bentuk hujan dalam jam, sehingga hujan harian sel yang telah didapatkan diubah menjadi hujan dalam jam
melalui pola distribusi hujan Chow, 1964, Viesman, 1977, Suyono, 1999 dalam Sobriyah, 2003:154. DAS Dengkeng merupakan Sub-DAS Bengawan Solo,
sehingga dalam penelitian ini pola distribusi hujannya menggunakan pola distribusi hujan Bengawan Solo dari penelitian terdahulu Sobriyah, 2003:156.
Di bawah ini adalah grafik pola hujan rerata DAS Bengawan Solo tahun 1975, 1985, 1989 1990 dan tahun 1995 dengan durasi waktu hujannya 4 jam.
Gambar 4.2. Pola Hujan DAS Bengawan Solo