Lama Perjalanan HASIL DAN PEMBAHASAN

G. Hidrograf Aliran

Hidrograf aliran di titik kontrol stasiun Jarum merupakan superposisi hidrograf aliran dari masing-masing sel dengan beberapa macam debit dapat dilihat pada Gambar 4.14-Gambar 4.17 dan lama perjalanan sesuai atas antrian debit alirannya ke titik kontrol lihat Gambar 4.18.

H. Sistem Sungai

Penggal sungai yang dianalisis adalah dari AWLR di Paseban sampai pos tinggi duga di Jarum. Pada model penelusuran banjir data AWLR di Paseban dipakai sebagai acuan dalam penentuan hidrograf debit sebelum dilakukan routing, sedangkan data tinggi duga di Jarum dipakai untuk kalibrasi hasil perhitungan. Pada penggal sungai yang ditinjau didapat 4 buah anak sungai besar sebagai aliran lateral dan 5 bendung yang menandakan adanya aliran keluar pengambilan air untuk irigasi . Sistem sungai untuk model penelusuran banjir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4.19 sebagai berikut: Gambar 4.19. Sistem Sungai Dengkeng untuk Model Penelusuran Banjir Keterangan : 0. AWLR Stasiun Paseban 6. Bendung Klumprit 1. Kali Cangak 7. Bendung Gunden 2. Bendung Wiro: 8. Kali Ngluwur 3. Kali Kebo 9. Kali Atasaji 4. Bendung Jeto 10. Titik Kontrol Stasiun Jarum 5. Bendung Talang Penelusuran bajir dimulai dari Paseban, pada routing 0-1 ada penambahan aliran dari kali Cangak. Kemudian pada routing 1-2 ada pengurangan aliran dari Bendung Wiro begitu seterusnya sampai ke titik stasiun Jarum. Debit pada masing masing bendung diperoleh dari Sub Dinas Pengairan Klaten, sedangkan aliran lateral dari masing masing anak sungai diperoleh dari perhitungan dengan menggunakan model hujan-aliran

I. Debit Aliran Permukaan Anak Sungai.

Debit aliran permukaan anak sungai yang masuk dalam jangkauan penelusuran diperoleh dengan menggunakan model hujan-aliran yaitu dengan metode Rasional sistem grid, adapun pembagian Sub-DAS dan pembagian grid dalam DAS Dengkeng seperti Gambar 4.20 di bawah ini : Gambar 4.20. Pembagian Sub DAS dan Pembagian Grid