BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah wilayah DAS Dengkeng dengan catchment area 525 km
2
terletak di daerah Klaten. Penggal sungai yang dianalisis adalah dari AWLR di Paseban sampai pos tinggi duga di Jarum, yang merupakan
bagian dari Sungai Dengkeng, terletak di Sukoharjo dan Klaten. Sungai Dengkeng merupakan anak sungai terbesar dari Sungai Bengawan Solo hulu
dengan panjang kurang lebih 60 km, mempunyai 19 anak sungai besar dan kecil yang semuanya memberikan tambahan aliran Sungai Dengkeng sebagai
inflow. Dalam penelitian ini diambil 4 anak sungai yang besar. Disamping penambahan aliran anak sungai juga ada pengeluaran aliran dari Sungai
Dengkeng melewati beberapa bendung. Lokasi Sungai Dengkeng ditunjukkan pada Gambar 3.1.
Gambar 3.1. Peta Lokasi Sungai Dengkeng
B. Sumber Data
Data penelitian ini merupakan data primer dan data sekunder yang diperoleh dari berbagai sumber.
2. Data primer : Data tinggi muka air sumur di sekitar bendung. 3. Data sekunder :
b. Data tinggi muka air di Paseban dan Jarum, peta DAS Dengkeng, data tata guna lahan, liku kalibrasi debit Rating Curve diperoleh dari Balai
Pengelolaan Sumber Daya Air PSDA Palur. c. Data debit bendung sepanjang penggal sungai yang ditinjau, data
hujan, data geometrik sungai diperoleh dari Sub Dinas Pengairan Klaten.
d. Peta kemiringan lahan dan data pola hujan Bengawan Solo Sobriyah, 2003.
C. Prosedur Penelitian
Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Persiapan, melakukan studi pustaka untuk mencari teori-teori yang menunjang penelitian ini.
2. Pengumpulan data, data yang dibutuhkan berupa data topografi, data geometri, AWLR, data hujan dan data kemiringan lahan.
3. Hasil pengukuran lapangan 4. Analisis data, menganalisis data-data hidrologi yang sudah tersedia
a. Analisis peta topografi
Pada peta topografi terlebih dahulu ditentukan batas-batas DAS Dengkeng seperti dapat dilihat pada Gambar 3.2, yaitu dengan menghubungkan titik-titik
tertinggi di sekeliling sungai utama main stream sehingga membentuk garis utuh yang bertemu ujung pangkalnya. Garis tersebut merupakan batas DAS di titik
kontrol Jarum.
Gambar 3.2. Peta Topografi dan Tata Guna Lahan DAS Dengkeng b. Analisis data muka air di titik kontrol
Data tinggi muka air TMA hasil pengamatan di titik Paseban dan di Jarum diubah dengan rating curve menjadi debit aliran menggunakan
persamaan pada lampiran H. Data debit aliran yang dipilih adalah yang mempunyai single peak dan perlu dipertimbangkan mempunyai data
hujan yang mengakibatkan adanya aliran tersebut, sebab tanpa adanya data hujan pada kejadian aliran tersebut suatu hidrograf aliran sulit
untuk dianalisis. c. Analisis data hujan
Data hujan yang diperoleh dari Sub Dinas Pengairan Klaten dipilih data-data yang mengakibatkan aliran terpilih pada titik kontrol Jarum
dengan memperhatikan waktu aliran sampai ke titik kontrol Jarum. 5. Menyusun struktur model
6. Kalibrasi model 7. Tinjauan konservasi air
8. Selesai
D. Metode Penelitian