Hidrograf Rasional Landasan Teori

Tata guna lahan Geluh berpasir Lempung siltyloam Lempung padat Tanah Pertanian Kemiringan 0 – 5 0.30 0.50 0.60 5 – 10 0.40 0.60 0.70 10 – 30 0.50 0.70 0.80 Perumahan Daerah single family 0.30 – 0.50 Multi units, terpisah – pisah 0.40 – 0.60 Multi units, tertutup 0.60 – 0.75 Suburban 0.25 – 0.40 Daerah rumah-rumah apartemen 0.50 – 0.70 Industri Daerah kurang padat 0.50 – 0.80 Daerah padat 0.60 – 0.90 Business Daerah kota lama 0.75 – 0.95 Daerah pinggiran 0.50 – 0.70 Sumber : Iman Subarkah , 1978:40 Metode Rasional pada awalnya hanya menghitung debit puncak tanpa memberikan informasi debit aliran dari waktu ke waktu. Perkembangan selanjutnya menunjukkan bahwa hidrograf Rasional telah dapat digambarkan Ponce, 1989:168 dan Wanielista, 1990:224.

11. Hidrograf Rasional

Daerah Aliran Sungai dengan hujan merata dan mempunyai intensitas hujan tetap dapat dianalisis hidrograf alirannya dengan metode Rasional. Debit puncaknya Q p merupakan puncak hidrograf segitiga sebagaimana dinyatakan oleh Williams, Pogan dan Mitchi Wanielista, 1990:222. Hidrograf segitiga ini terjadi apabila t c =d h . Untuk t c d h maka hidrograf alirannya berbentuk trapesium Singh dan Cruise dalam Wanielista,1990:229. Jika t c d h maka hidrograf alirannya berbentuk trapesium tetapi debit puncaknya tidak sama dengan debit puncak pada kondisi yang lain Sobriyah dan Purwanti, 1998. Tiga buah DAS yaitu DAS 1,2 dan 3 mempunyai luas DAS dan koefisien aliran yang sama tetapi waktu konsentrasinya berbeda. Tanggapan tiga buah DAS tersebut terhadap hujan dengan intensitas yang sama dapat dijelaskan sebagai berikut. DAS 1 dengan t c = d h Gambar 2.12. Hidrograf aliran tipikal dengan t c = d h Gambar 2.13. Hidrograf Aliran Tipikal dengan t c = d h DAS 2 dengan t c d h Debit puncak DAS 2 yang terjadi tidak akan bertambah besar tetapi bentuk hidrografnya berubah menjadi trapesium. Gambar 2.13. Hidrograf aliran tipikal dengan t c d h Gambar 2.14. Hidrograf Aliran Tipikal dengan t c d h DAS 3 dengan t c d h Waktu konsentrasi DAS 3 lebih besar dari durasi hujannya, sehingga memberikan debit puncak yang lebih kecil dari debit puncak DAS 1 dengan waktu dasar yang semakin panjang. Hal ini disebabkan karena areal yang memberi kontribusi pada debit puncak hanya sebagian dari luas DAS. Gambar 2.15. Hidrograf Aliran Tipikal dengan t c d h Volume aliran ketiga DAS tersebut sama karena kejadian hujan, koefisien aliran dan luas DAS sama, tetapi bentuk hidrografnya berbeda. Pada DAS 2 dengan t c d h , hujan permulaan dari titik terjauh sudah teratus tetapi hujannya belum berhenti, sehingga hujan berikutnya hanya memberikan nilai Q p tetap. Debit mulai menurun jika hujan sudah berhenti. Debit puncak DAS 1 dan DAS 2 mempunyai nilai yang sama karena seluruh areal telah memberi kontribusi pada Q p . Daerah Aliran Sungai 3 dengan t c d h memberikan Q p3 Q p1 . Hal ini terjadi karena saat hujan berhenti hanya sebagian areal yang memberi kontribusi pada Q p .

12. Metode Rasional dengan Sistem Grid