4.4.5. Pengaruh Bakteri Pelarut Fosfat serta Kombinasinya terhadap Bobot
Kering Tanaman Sawi Sendok
Tabel 12 menunjukkan bahwa perlakuan Burkholderia sp. PS4 dengan 50 dosis pupuk SP-36 berpengaruh nyata terhadap bobot kering dibandingkan
dengan kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa Burkholderia sp. PS4 mampu mengurangi 50 dosis pemakaian pupuk SP-36.
Tabel 12. Pengaruh Interaksi Perlakuan Bakteri dengan Pupuk SP-36 terhadap Bobot Kering Tanaman Sawi Sendok
Kode Bakteri Dosis Pupuk SP-36
Rata-rata 50 75 100
...Bobot Kering Tanaman g Kontrol tanpa bakteri
0,86 bB
0,88 bB
0,93 bB 0,89
Burkholderia sp. IS9
0,72 abAB 0,60
aAB 0,84 bB 0,72
Bacillus subtilis J2
0,55 aAB 0,57
aAB 0,88 bB
0,67 Pseudomonas aeruginosa
P2 1,10
bB 0,86 bB 0,62
aAB 0,86
Burkholderia sp. PS4
1,17 cC 0,75
abAB 0,87
bB 0,93
J2+IS9 0,76 abAB
0,84 bB
0,74 abAB
0,78 J2+PS4 0,85
bB 0,62
aAB 0,67
aAB 0,71
P2+IS9 0,42 aAB
0,37 aA
0,34 aA
0,38 P2+J2 0,20
aA 0,50
aAB 1,71
dD 0,80
P2+PS4 1,09 bB
0,57 aAB
0,71 abAB
0,79 PS4+IS9
0,39 aA 0,87
bB 0,51 aAB
0,59 J2+PS4+IS9 0,35
aA 0,58
aAB 0,78
abAB 0,57
P2+J2+IS9 0,72 abAB
0,23 aA
0,60 aAB
0,52 P2+J2+PS4 0,89
bB 0,47
aAB 1,34
cC 0,90
P2+PS4+IS9 1,10
bB 0,91 bB 0,42
aAB 0,81
P2+J2+PS4+IS9 0,64 aAB
0,37 aA
1,15 bB
0,72 Rata-rata 0,74
0,62 0,82
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf besar yang sama kolom dan huruf kecil yang sama baris menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji Duncan pada taraf 5 .
Perlakuan kombinasi bakteri P2+J2 dengan 100 dosis pupuk SP-36 berbeda nyata terhadap bobot kering dibandingkan kontrol. Secara umum
perlakuan Burkholderia sp. PS4 dan 100 dosis pupuk SP-36 memberikan bobot kering yang paling tinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya.
Perlakuan kombinasi empat strain bakteri tidak memberikan hasil bobot kering yang lebih baik dibandingkan dengan perlakuan yang tunggal maupun
kombinasi dua dan tiga strain bakteri.
4.4.6. Pengaruh Bakteri Pelarut Fosfat serta Kombinasinya terhadap
Ketersediaan P dalam Tanah
Berdasarkan Tabel 13 menunjukkan bahwa adanya interaksi perlakuan bakteri dengan pupuk SP-36 terhadap ketersediaan P dalam tanah.
Tabel 13. Pengaruh Interaksi Perlakuan Bakteri dengan Pupuk SP-36 terhadap Ketersediaan P dalam Tanah
Kode Bakteri Dosis Pupuk SP-36
Rata-rata 50 75 100
...Ketersediaan P dalam Tanah ppm... Kontrol tanpa bakteri
7,31 aB
6,13 aA
6,91 aAB 6,78
Burkholderia sp. IS9
5,61 aA 4,57
aA 8,35 abC
6,18 Bacillus
subtilis J2 8,87
abD 10,60 bcF 10,96 bcF
10,14 Pseudomonas aeruginosa
P2 8,20
aC 6,91 aAB 7,44
aB 7,52
Burkholderia sp. PS4
6,91 aAB
7,57 aB 12,65
cHI 9,04
J2+IS9 5,22 aA
5,87 aA
29,22 fN
13,44 J2+PS4 12,91
cI 8,61
abC 7,83
aBC 9,78
P2+IS9 11,10 bcG
8,48 abC
21,13 eM
13,57 P2+J2 13,57
cdJ 6,39
aA 8,35
abC 9,44
P2+PS4 6,26 aA
6,39 aA
10,31 bcEF
7,65 PS4+IS9 17,22
dK 6,39
aA 11,09
bcG 11,57
J2+PS4+IS9 9,00 abE
8,48 abC
19,96 dL
12,48 P2+J2+IS9 10,96
bcF 12,40
cH 10,18
bcEF 11,18
P2+J2+PS4 7,57 aB
10,70 bcF
10,96 bcF
9,74 P2+PS4+IS9 5,09
aA 8,74
abCD 13,31
cJ 9,05
P2+J2+PS4+IS9 17,09 dK
8,61 abCD
11,35 bcG
12,35 Rata-rata
9,56 7,93
12,50
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf besar yang sama kolom dan huruf kecil yang sama baris menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji Duncan pada taraf 5 .
Perlakuan kombinasi bakteri P2+J2+IS9 dengan 75 dosis pupuk SP-36 meningkatkan ketersediaan P dalam tanah sebesar 102,2 dibandingkan kontrol.
Perlakuan kombinasi bakteri PS4+IS9 dengan 50 dosis pupuk SP-36 meningkatkan ketersediaan P dalam tanah sebesar 135,6 dibandingkan kontrol.
Hal ini menunjukkan kombinasi bakteri P2+J2+IS9 dan PS4+IS9 dapat mengurangi pemakaian pupuk SP-36 serta dapat melarutkan P terikat menjadi P
tersedia bagi tanaman di dalam tanah. Perlakuan kombinasi bakteri J2+IS9 dengan 100 dosis pupuk SP-36 meningkatkan ketersediaan P dalam tanah paling tinggi
sebesar 322,8 dibandingkan kontrol. Secara umum perlakuan kombinasi bakteri
P2+IS9 dan 100 dosis pupuk SP-36 memberikan ketersediaan P dalam tanah yang paling tinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Perlakuan kombinasi
empat strain bakteri tidak memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap ketersediaan P dibandingkan dengan perlakuan tunggal maupun kombinasi dua
dan tiga strain bakteri. Kemampuan bakteri pelarut fosfat yang berbeda-beda dalam melarutkan
P terikat sangat berkaitan erat dengan cara beradaptasi dengan lingkungannya. Menurut Rao 1982, jika lingkungan baik dan cocok tentu saja akan
meningkatkan aktifitas dalam mengeluarkan asam-asam organik, enzim, dan hormon-hormon pertumbuhan untuk melarutkan P.
4.4.7. Pengaruh Bakteri Pelarut Fosfat serta Kombinasinya terhadap