Kepastian Hukum Dalam Regulasi Penanaman Modal Asing Di Bidang Usaha Asuransi.

kebutuhan pasar dan perkembangan zaman dengan tetap mengacu kepada perlindungan investor. Saat ini Otoritas Jasa Keuangan merupakan pihak yang memiliki kewenangan terhadap pengaturan dan pengawasan dalam pasar modal.

C. Kepastian Hukum Dalam Regulasi Penanaman Modal Asing Di Bidang Usaha Asuransi.

Penanaman modal asing mempunyai korelasi yang erat dengan masalah law enforcement, dimana hal tersebut direalisasikan dalam bentuk kepastian hukum atas ketentuan-ketentuan hukum yang berlaku, bukan saja atas peraturan yang mengatur masalah penanaman modal secara khusus, tetapi juga peraturan- peraturan lainnya baik yang sifatnya sektoral maupun lintas sektoral. Oleh karenanya asas-asas penanaman modal sebagaimana diatur dalam Undang- Undang Penanaman Modal sarat dengan muatan law enforcement, yaitu: 95 3. Akuntabilitas: asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari penyelenggaraan modal harus dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 1. Kepastian Hukum: asas dalam negara hukum yang meletakkan hukum dan ketentuan peraturan perundang-undangan sebagai dasar dalam setiap kebijakan dan tindakan dalam kegiatan penanaman modal. 2. Keterbukaan: asas yang terbuka terhadap hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang kegiatan penanaman modal. 95 David Kairupan, Op. Cit., hlm.4. 4. Prilaku yang sama dan tidak membedakan asal negara: asas perlakuan pelayanan nondiskriminasi berdasarkan ketentuan peraturan perundang- undangan, baik antara penanam modal dalam negeri dan penanam modal asing maupun antara penanam modal dari suatu negara asing dengan penanam modal dari negara asing lainnya. 5. Kebersamaan: asas yang mendorong peran seluruh penanam modal secara bersama-sama dalam kegiatan usahanya untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat. 6. Efesiensi berkeadilan: asas yang mendasari pelaksanaan penanaman modal dengan mengedepankan efisiensi berkeadilan dalam usaha untuk mewujudkan iklim usaha yang adil, kondusif, dan berdaya saing. 7. Berkelanjutan: asas yang secara terencana mengupayakan berjalannya proses pembangunan melalui penanaman modal untuk menjamin kesejahteraan dan kemajuan dalam segala aspek kehidupan baik untuk masa kini maupun yang akan dating. 8. Berwawasan lingkungan: asas penanaman modal yang dilakukan dengan tetap memperhatikan dan mengutamakan perlindungan dan pemeliharaan lingkungan hidup. 9. Kemandirian: asas penanaman modal yang dilakukan dengan tetap mengedepankan potensi bangsa dan negara dengan tidak menutup diri pada masuknya modal asing demi terwujudnya pertumbuhan ekonomi. 10. Keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional: asas yang berupaya menjaga keseimbangan kemajuan ekonomi wilayah dalam kesatuan ekonomi nasional. Kepastian hukum merupakan pertanyaan yang hanya bisa dijawab secara normatif, bukan sosiologis. Kepastian hukum secara normatif adalah ketika suatu peraturan dibuat dan diundangkan secara pasti karena mengatur secara jelas dan logis. Jelas dalam artian tidak menimbulkan keragu-raguan multi-tafsir dan logis dalam artian ia menjadi suatu sistem norma dengan norma lain sehingga tidak berbenturan atau menimbulkan konflik norma. Konflik norma yang ditimbulkan dari ketidakpastian aturan dapat berbentuk kontestasi norma, reduksi norma atau distorsi norma. 96 96 Pengertian Asas Kepastian Hukum, http:tesishukum.com diakses tanggal 4 April 2015. Pemikiran mainstream beranggapan bahwa kepastian hukum merupakan keadaan dimana perilaku manusia, baik individu, kelompok, maupun organisasi, terikat dan berada dalam koridor yang sudah digariskan oleh aturan hukum. Secara etis, padangan seperti ini lahir dari kekhawatiran yang dahulu kala pernah dilontarkan oleh Thomas Hobbes bahwa manusia adalah serigala bagi manusia lainnya homo hominilupus. Manusia adalah makhluk yang beringas yang merupakan suatu ancaman. Untuk itu, hukum lahir sebagai suatu pedoman untuk menghindari jatuhnya korban. Konsekuensi dari pandangan ini adalah bahwa perilaku manusia secara sosiologis merupakan refleksi dari perilaku yang dibayangkan dalam pikiran pembuat aturan. Kepastian hukum merupakan harapan bagi pencari keadilan terhadap tindakan sewenang-wenang dari aparat penegak hukum yang terkadang selalu arogansi dalam menjalankan tugasnya sebagai penegak hukum. Karena dengan adanya kepastian hukum masyarakat akan tahu kejelasan akan hak dan kewajiban menurut hukum. Tanpa ada kepastian hukum maka orang akan tidak tahu apa yang harus diperbuat, tidak mengetahui perbuatanya benar atau salah, dilarang atau tidak dilarang oleh hukum. 97 Setelah dikeluarkannya Undang-Undang Perasuransian pada dasarnya industri asuransi di tanah air telah memiliki perkembangan yang cukup baik di Kepastian hukum ini dapat diwujudkan melalui penormaan yang baik dan jelas dalam suatu undang-undang dan akan jelas pulah penerapanya. Dengan kata lain kepastian hukum itu berarti tepat hukumnya, subjeknya dan objeknya serta ancaman hukumanya. Akan tetapi kepastian hukum mungkin sebaiknya tidak dianggap sebagai elemen yang mutlak ada setiap saat, tapi sarana yang digunakan sesuai dengan situasi dan kondisi dengan memperhatikan asas manfaat dan efisiensi. Industri asurasni merupakan lembaga keuangan non bank yang sangat memerlukan kepastian hukum dalam menyelenggarakan kegiatan usahanya. Hal ini sangat penting karena industri asuransi berkaitan dengan kepentingan orang banyal dalam menjaminkan resiko yang mungkin terjadi maupun jiwanya, sehingga sangat dibutuhkan kepastian hukum guna membangun kepercayaan masyarakat atas industri asuransi. 97 Tujuan Kepastian Hukum, http:rasjuddin.blogspot.com201306 diakses tanggal 4 April 2015. bidang pengaturan dan pengawasan pada usaha asuransi. Kepastian hukum dalam industri ini sudah cukup baikdan semakin diperhatikan. Undang-Undang Perasuransian memberikan pengaturan yang sangat jelas mengenai perlindungan kepada pemegang polis, serta dalam penyelenggaraan usaha industri asuransi diatur sistem baik. Seluruh proses penyelenggaraan perasuransian dari pendirian perusahaan sampai berjalannya usaha perasuransian sudah diatur didalam Undang-Undang Perasuransian. Akan tetapi dalam hal kepemilikan saham dalam perusahaan asuransi yang di dalamnya terdapat penyertaan asing sampai saat ini belum ada pengaturan yang secara jelas menentukan batasan kepemilikan asing pada perusahaan asuransi. Saat ini Undang-Undang perasuransian tidak memberikan pengaturan yang mengtaur tentang batasan kepemilikan saham asing atas perusahaan asuransi. Aturan yang ada saat hanya membatasi penyertaan modal pada saat pendirian perusahaan asuransi, shingga terbuka kemungkinan investor asing tersebut untuk menambah porsi kepemilikan sahamnya pada perusahaan asuransi. 69 BAB IV KEPEMILIKAN ASING TERHADAP PERUSAHAAN ASURANSI

A. Pengaturan Kepemilikan Saham Di Indonesia