69
BAB IV KEPEMILIKAN ASING TERHADAP PERUSAHAAN ASURANSI
A. Pengaturan Kepemilikan Saham Di Indonesia
Kepemilikan asing dalam perusahaan asuransi yang berbentuk hukum perseroan terbatas pada dasarnya adalah dalam bentuk saham, baik berupa
penyertaan modal langsung pada saat pendirian maupun melalui pembelian efek dalam pasar modal. Saham adalah suatu benda bergerak yang memberikan hak
kepemilikan kepada pemegangnya, kepemilikan atas saham sebagai benda bergerak memberikan hak kebendaan kepada pemegangnya,hak dimana dapat
dipertahankan tehadap setiap orang.
98
Dalam dunia ilmu hukum perseroan, sebenarnya kita mengenal beberapa jenis saham sebagai berikut:
99
1. Saham atas nama op naam
2. Saham atas tunjuk on bearer, aan toonder
3. Saham biasa ordinary share, common share
4. Saham preferens preferred shares, preference shares
5. Saham preferens kumulatif
6. Saham preferens kumulatif profit sharing
7. Saham preference non kumulatif
8. Saham prioritas
9. Saham pendiri founder’s share
10. Saham bonus
11. Saham konvensi
12. Saham disetujui assented share
13. Saham tidak disetujui non assented share
98
Munir Fuady, Hukum Perusahaan Dalam Paradigma Hukum Bisnis Bandung: PT. Citra Aditya Bakti,2002, hlm. 35.
99
I bid, hlm. 28.
14. Saham yang dinilai assessable share
15. Saham dibayar penuh paid up share
16. Saham dinaikkan watered share
17. Saham donasi donated share
18. Saham tebusan redeemablecallable share
19. Saham treasury
20. Saham terjamin guaranteed
Undang-Undang PT menyebutkan bahwa modal dasar perseroan terdiri atas seluruh nilai nominal saham, akan tetapi hal ini tidak menutup kemungkinan
peraturan di bidang pasar modal mengatur modal perseroan terdiri atas saham tanpa nilai nominal.
Penyetoran atas modal saham dapat dilakukan dalam bentuk uang dan atau bentuk lainnya. Pada umumnya penyetoran saham adalah dalam bentuk uang,
namun tidak ditutup kemungkinan penyetoran saham dalam bentuk lain, baik berupa benda berwujud maupun benda tidak berwujud yang dapat dinilai dengan
uang dan yang secara wajar telah diterima oleh perseroan. Penyetoran saham dalam bentuk lain selain uang harus disertai rincian yang menerangkan nilai atau
harga, jenis atau macam, status, tempat kedudukan, dan lain-lain yang dianggap perlu demi kejelasan mengenai penyetoran tersebut.
Penyetoran modal saham, penilaian setoran modal saham ditentukan berdasarkan nilai wajar yang ditetapkan sesuai dengan harga pasar atau ahli yang
tidak terafiliasi dengan Perseroan. Jika pasar tidak tersedia, maka nilai wajar ditentukan berdasarkan teknik penilaian yang paling sesuai dengan karakteristik
setoran berdasarkan informasi yang relevan dan terbaik. Yang dimaksud dengan ahli yang tidak terafiliasi adalah ahli yang tidak mempunyai:
1. Hubungan keluarga karena perkawinan atau keturunan sampai derajat kedua,
baik secara horizontal maupun vertikal dengan pegawai, anggota direksi, dewan komisaris, atau pemegang saham dari perseroan
2. Hubungan dengan Perseroan karena adanya kesamaan satu atau lebih direksi
atau dewan komisaris 3.
Hubungan pengendalian dengan perseroan baik langsung maupun tidak langsung
4. Saham dalam perseroan sebesar 20 dua puluh persen atau lebih
Saham yang dikeluarkan oleh perseroan atas nama pemiliknya, sehingga perseroan hanya diperkenankan untuk mengeluarkan saham atas nama pemiliknya
dan tidak boleh mengeluarkan saham atas tunjuk. Persyaratan kepemilikan saham dapat ditetapkan dalam anggaran dasar dengan memperhatikan persyaratan yang
ditetapkan oleh instansi yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Instansi yang berwenang adalah instasnsi yang berdasarkan
undang-undang berwenang mengawasi perseroan yang melakukan kegiatan usahanya di bidang tertentu, misalnya Otoritas Jasa Keuangan berwenang
mengawasi perseroan di bidang asuransi. Persyaratan kepemilikan saham apabilatidak dipenuhi, pihak yang
memperoleh kepemilikan saham tersebut tidak dapat menjalankan hak selaku pemegang saham misalnya hak untuk dicatat dalam daftar pemegang saham, hak
untuk menghadiri dan mengeluarkan suara dalam RUPS, atau hak untuk menerima deviden yang dibagikan dan saham tersebut tidak diperhitungakan
dalam kourum yang harus dicapai sesuai dengan ketentuan Undang-Undang PT.
Direksi perseroan wajib mengadakan dan menyimpan daftar pemegang saham, yang memuat sekurang-kurangnya :
1. Nama dan alamat pemegang saham
2. Jumlah, nomor, tanggal perolehan saham yang dimiliki pemegang saham, dan
klasifikasinya dalam hal dikeluarkan lebih dari satu klasiifikasi saham 3.
Jumlah yang disetor atas setiap saham 4.
Nama dan alamat dari orang perseorangan atau badan hukum yang mempunyai hak gadai atas saham atau sebagai penerima jaminan fidusia saham dan tanggal
perolehan hak gadai atau tanggal pendaftaran jaminan fidusia tersebut 5.
Keterangan penyetoran saham dalam bentuk lain Selain daftar pemegang saham sebagaimana dimaksud diatas, direksi
perseroan wajib mengadakan dan menyimpan daftar khusus yang memuat keterangan mengenai saham anggota direksi dan dewan komisaris beserta
keluarganya dalam perseroan danatau perseroan lain serta tanggal saham itu diperoleh hal ini dimaksudkan agar memperkecil pertentangan kepentingan yang
mungkin timbul. Pemegang saham diberi bukti pemilikan saham untuk saham yang
dimilikinya, dimana pengaturan bentuk bukti pemilikan saham ditetapkan dalam anggaran dasar sesuai dengan kebutuhan. Dengan adanya bukti kepemilikan
saham maka saham memberikan hak kepada pemiliknya untuk: 1.
Menghadiri dan mengeluarkan suara dalam RUPS 2.
Menerima pembayaran deviden dan sisa kekayaan hasil likuidasi 3.
Menjalankan hak lainnya berdasarkan Undang-Undang PT
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas menyebutkan bahwa anggaran dasar perseroan menetapkan 1 satu klasifikasi
saham atau lebih, dengan mana bila terdapat lebih dari satu klasifikasi saham, anggaran dasar menetapkan salah satu diantaranya sebagai saham biasa.
Klasifikasi saham sebagaimana dimaksud antara lain: 1.
Saham dengan hak suara atau tanpa hak suara 2.
Saham dengan hak khusus untuk mencalonkan anggota direksi danatau anggota dewan komisaris
3. Saham yang setelah jangka waktu tertentu ditarik kembaali atau ditukar dengan
klasifikasi saham lain 4.
Saham yang memnerikan hak pada pemegangnya untuk menerima deviden lebih dahulu daripada pemegang saham klasifikasi lain atas pembagian deviden
secara kumulatif 5.
Saham yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk menerima lebi dahulu daripada pemegang saham klasifikasi lain atas pembagian sisa
kekayaan perseroan dalam likuidasi Kepemilikan saham atas suatu perseroan juga dapat dilakukan dengan
membeli efek perseroan tersebut pada bursa efek. Efek adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat berharga komersial , saham, obligasi,
tanda bukti utang, Unit Penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek, dan setiap derivatif dari efek.
Bursa efek adalah Pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau sarana untuk
mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak - pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek di antara mereka.
Investor dalam melakukan pembelian saham di lantai bursa, tidak dapat langsung melakuan proses pembelian saham di bursa efek. Investor harus menjadi
nasabah dari suatu Perusahaan Efek dengan membuka Rekening Efek. Perusahaan Efek adalah Pihak yang melakukan kegiatan usaha sebagai Penjamin Emisi Efek,
Perantara Pedagang Efek, dan atau Manajer Investasi. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal sendiri
menjabarkan perantara pedagang efek sebagai pihak yang melakukan kegiatan usaha jual beli efek. Dalam kenyataan sehari-hari kegiatan perusahaan efek
sebagai perantara pedagang efek ini dapat kita lihat di bursa efek. Pekerjaan perantara pedagang efek di bursa dilakukan dengan menerima pesanan membeli
atau menjual efek. Untuk efek-efek yang terdaftar di bursa, dan kebetulan perdagangannya hanya di bursa, maka investor harus berhubungan dengan
perusahaan efek, yang bertindak sebagai perantara perdagangan efek yang dalam hal ini diwakili oleh pegawai perusahaan efek bagian pemasaran untuk diteruskan
kepada Bagian Pemesanan dan Perdagangan.
100
Sebagaimana diuraikan diatas, bursa adalah pasar dimana efek diantaranya saham diperdagangkan. Oleh karena bursa merupakan pasar maka masalah
peralihan hak merupakan masalah penting yang harus dikaji membahas masalah perdagangan di bursa. Sehubungan dengan peralihan hak atas efek ini, Undang-
Undang Pasar Modal menentukan bahwa tata cara peralihan efek sehubungan
100
Hamud M Balfas, Hukum Pasar Modal Indonesia Jakarta:PT.Tatanusa,2006, hlm. 323.
dengan transaksi bursa ditetapkan oleh bursa efek, hal ini disebutkan dalam Pasal 9 ayat 2 Undang-Undang Pasar Modal yaitu tata cara peralihan Efek sehubungan
dengan Transaksi Bursa ditetapkan oleh Bursa efek.
101
101
.Ibid, hlm. 386.
Namun demikian apabila kita melihat pada bagian lainnya yaitu Pasal 55 ayat 1 Undang-Undang Pasar Modal dan penjelasannya maka undang-undang
ini telah memberikan pedoman mengenai peralihan hak dalam transaksi ini. Pasal 55 ayat 1 menyatakan Penyelesaian Transaksi Bursa dapat dilaksanakan dengan
penyelesaian pembukuan, penyelesaian fisik, atau cara lain yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah. Penjelasan pasal ini juga menampah ketegasan atas
Pasal 55 tersebut dengan menyatakan penyelesaian pembukuan book entry settlement dalam ayat ini adalah pemenuhan hak dan kewajiban yang timbul
sebagai akibat adanya Transaksi Bursa yang dilaksanakan dengan cara mengurangi Efek dari rekening Efek yang satu dan menambahkan Efek dimaksud
pada rekening Efek yang lain pada Kustodian, yang dalam hal ini dapat dilakukan secara elektronik.
Peralihan hak atas Efek terjadi pada saat penyerahan Efek atau pada waktu Efek dimaksud dikurangkan dari rekening Efek yang satu dan kemudian
ditambahkan pada rekening Efek yang lain. Penyelesaian fisik, adalah penyelesaian Transaksi Bursa yang dilakukan langsung oleh setiap Perantara
Pedagang Efek yang melakukan transaksi, berdasarkan serah terima fisik warkat Efek. Yang dimaksud dengan “cara lain” dalam ayat ini antara lain adalah :
1. Penyelesaian Transaksi Bursa secara langsung pada daftar pemegang Efek
tanpa melalui rekening Efek pada Kustodian 2.
Penyelesaian Transaksi Bursa secara internasional atau melalui negara lainK 3.
Penyelesaian Transaksi Bursa secara elektronik atau cara lain yang mungkin ditemukan dan diterapkan di masa datang sesuai dengan perkembangan
teknologi dan 4.
Penyelesaian Transaksi Bursa lain yang wajib dilaksanakan apabila terdapat peraturan perundang-undangan baru.
B. Batasan Kepemilikan Saham Atas Perusahaan Asuransi