48 menggambarkan bahwa daerah Kabupaten Labuhanbatu Utara merupakan daerah
sentra pertanian. Sementara itu, PDRB perkapita Kabupaten Labuhanbatu Utara pada tahun
2013 sebesar Rp. 30.54 juta atau naik sebesar 13,26 dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Peningkatan taraf hidup penduduk di Kabupaten
Labuhanbatu Utara pada tahun 2013 relatif lebih cepat dengan daerah-daerah lain di Sumatera Utara. Hal ini dapat dilihat dari perubahan laju pertumbuhan PDRB
perkapita atas harga konstan pada tahun 2013 naik sebesar 5,16 dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 5,15.
4.2 Profil Responden
Berdasarkan hasil tabulasi terhadap 30 responden yang menjadi sampel dalam peneltian ini didapat informasi bahwa responden berjenis kelamin pria berjumlah
sedikit lebih kecil dari wanita yaitu sebesar 47 dan responden berjenis kelamin wanita berjumlah yaitu 53. Sedangkan responden yang paling banyak
diwawancarai berusia 25-34 tahun berkisar 53. Kemudian diikuti oleh usia 15-24 berkisar sebesar 27. Kemudian usia 35-44 berkisar 17. Serta yang
berusia diatas 45 tahun hanya sebesar 3. Sementara itu untuk tingkat pendidikan, pada umumnya responden tamatan SMASederajat sebesar 53. Dan
selebihnya adalah tamatan D3S1S2 sebesar 47. Untuk lebih jelasnya, karakteristik responden dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
49
Tabel 4.2 Karakteristik Responden
No Jenis Kelamin
Jumlah Persentase
1 Pria
14 47
2 Wanita
16 53
Usia Tahun Jumlah
Persentase
1 15 – 24
8 27
2 25 – 34
16 53
3 35 – 44
5 17
4 45
1 3
Tingkat Pendidikan Jumlah
Persentase
1 SMASederajat
16 53
2 D3S1S2
14 47
Sumber : Data Primer Diolah
4.3 Pembobotan dan Pemeringkatan Faktor Daya Saing Ekonomi
Daya saing ekonomi daerah merupakan representasi dari dari kinerja indikator-indikator pembentuknya. Semakin baik kinerja indikator-indikator
pembentuknya, maka akan semakin tinggi daya saing ekonomi suatu daerah. Sebaliknya, apabila kinerja indikator-indikator pembentuk daya saing ekonomi
tersebut rendah, maka daya saing ekonomi daerah tersebut juga rendah. Untuk melihat daya saing ekonomi Kabupaten Labuhanbatu Utara, maka terlebih dahulu
ditentukan faktor-faktor penentu daya saing ekonomi dengan menentukan nilai bobot dari masing-masing faktor tersebut. Pembobotan ini diperoleh dengan
menggunakan metode Analytic Hierarchy Proccess AHP dengan bantuan Software yaitu Expert Choice.
Pembobotan ini digunakan sebagai dasar untuk menentukan faktor-faktor yang menentukan daya saing ekonomi Kabupaten Labuhanbatu Utara tahun 2014.
Bobot yang lebih besar dari suatu faktor menunjukkan bahwa faktor tersebut lebih
50 penting dibandingkan dengan faktor lainnya dalam menentukan daya saing
ekonomi Kabupaten Labuhanbatu Utara. Berikut ini hasil pembobotan dari faktor- faktor penentu daya saing ekonomi Kabupaten Labuhanbatu Utara seperti yang
dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 4.1 Nilai Bobot dari Faktor Penentu Daya Saing Ekonomi di Kabupaten
Labuhanbatu Utara
Hasil diatas menunjukkan bahwa faktor penentu daya saing ekonomi Kabupaten Labuhanbatu Utara pada tahun 2014 adalah faktor perekonomian
daerah yang memiliki bobot tertinggi yaitu sebesar 0,320. Kemudian diikuti oleh faktor Infrastruktur Fisik dengan bobot sebesar 0,217. Berikutnya oleh faktor
tenaga kerja dan produktivitas dengan bobot sebesar 0,214, faktor kelembagaan
51 dengan bobot sebesar 0,132 dan kemudian faktor sosial politik yang memiliki
bobot terendah sebesar 0,080. Secara persentase, bobot faktor penentu daya saing ekonomi Kabupaten
Labuhanbatu Utara dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 4.2 Persentase Faktor Penentu Daya Saing
Dari hasil pembobotan diatas, responden memberikan tanggapan bahwa faktor penentu daya saing ekonomi Kabupaten dipengaruhi oleh tiga faktor
dengan nilai bobot terbesar, yaitu faktor perekonomian daerah, faktor infrastruktur fisik dan faktor tenaga kerja dan produktivitas. Faktor perekonomian daerah
dianggap paling penting dalam menentukan tingkat daya saing ekonomi di Kabupaten Labuhanbatu Utara karena faktor tersebut menjadi tolak ukur bagi
tumbuh dan berkembangnya aktivitas perekonomian di daerah tersebut. Berikut akan dijelaskan masing-masing faktor penentu daya saing ekonomi Kabupaten
Labuhanbatu Utara berdasarkan pemeringkatan beserta variabelnya.
52
4. 3. 1 Faktor Perekonomian Daerah
Faktor perekonomian daerah didukung oleh 2 variabel yaitu variabel potensi ekonomi dan variabel struktur ekonomi yang memberikan kontribusi penting
dalam mendukung daya saing ekonomi suatu daerah. Semakin baik tingkat perekonomian suatu daerah, maka daya saing daerah tersebut juga akan semakin
tinggi. Variabel potensi ekonomi memiliki bobot tertinggi sebesar 0,632 atau 63 dari keseluruhan bobot faktor pendukung perekonomian daerah. Sedangkan
variabel stuktur ekonomi memiliki bobot sebesar 0,368 atau 37. Persentase dari masing-masing variabel indikator perekonomian daerah dapat dilihat pada gambar
di bawah ini.
Gambar 4.5 Persentase Bobot Variabel Faktor Perekonomian Daerah
Dari tanggapan responden, dapat dilihat bahwa variabel potensi ekonomi dianggap lebih penting dan menjadi prioritas dalam faktor perekonomian daerah
dalam menentukan tingkat daya saing ekonomi di Kabupaten Labuhanbatu Utara. Berdasarkan hasil wawancara persepsi masyarakat Kabupaten Labuhanbatu Utara
53 dalam variabel potensi ekonomi, 3 responden menyatakan sangat setuju dan
73 responden menyatakan setuju jika tingkat daya beli masyarakat di Kabupaten Labuhantu Utara cenderung meningkat. Tetapi, 20 responden menyatakan
kurang setuju dan 3 responden menyatakan tidak setuju jika tingkat daya beli masyarakat Kabupaten Labuhanbatu Utara cenderung semakin meningkat.
Selanjutnya dalam mengukur tingkat perkembangan ekonomi, 7 responden mengatakan sangat setuju dan 63 mengatakan setuju jika perkembangan
ekonomi di Kabupaten Labuhanbatu Utara semakin membaik. Hanya 30 responden yang mengatakan kurang setuju dengan pernyataan ini. Pada kondisi
harga-harga barang dan jasa, hanya sebesar 20 responden yang menyatakan setuju jika kondisi harga-harga barang dan jasa di Kabupaten Labuhanbatu Utara
relatif stabil dan terjangkau. Sekitar 57 responden menyatakan kurang setuju, 20 responden menyatakan tidak setuju dan 3 responden menyatakan sangat
tidak setuju jika kondisi harga-harga barang dan jasa di Kabupaten Labuhanbatu Utara relatif stabil dan terjangkau. Selanjutnya untuk melihat tingkat
kesejahteraan masyarakat, sebesar 60 responden mengatakan setuju jika tingkat kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Labuhanbatu Utara cenderung semakin
membaik. Sekitar 33 responden mengatakan kurang setuju dan 7 responden mengatakan tidak setuju dengan pernyataan ini.
Dalam variabel struktur ekonomi, untuk melihat nilai tambah dan kontribusi sektor primer, 3 responden menyatakan sangat setuju dan 83 mengatakan
setuju jika nilai tambah atau kontribusi sektor primer di Kabupaten Labuhanbatu Utara semakin meningkat. Hanya sekitar 7 responden menyatakan kurang
54 setuju, 3 responden menyatakan tidak setuju dan 3 responden menyatakan
sangat tidak setuju dengan pernyataan ini. Sementara itu pada nilai tambah atau kontribusi sektor sekunder, sebesar 57 responden mengatakan setuju bahwa
nilai tambah atau kontribusi sektor sekunder pada Kabupaten Labuhanbatu Utara semakin meningkat. Sekitar 33 responden mengatakan kurang setuju dan 10
responden mengatakan tidak setuju dengan pernyataan ini. Dan untuk nilai tambah atau kontribusi sektor tersier, sebesar 73 responden menyatakan setuju
bahwa nilai tambah atau kontribusi sektor tersier di Kabupaten Labuhanbatu Utara semakin meningkat. Sekitar 20 responden menyatakan kurang setuju, 3
responden menyatakan tidak setuju dan 3 menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan ini.
4. 3. 2 Faktor Infrastruktur Fisik
Infrastruktur fisik merupakan faktor pendukung yang penting bagi perkembangan kegiatan usaha masyarakat di suatu daerah. Ketersediaan dan
kualitas infrastruktur fisik yang baik dan memadai sangat mempengaruhi kelancaran dunia usaha di suatu daerah. Semakin berkembang suatu usaha, maka
kebutuhan masyarakat akan ketersediaan infrastruktur fisik di daerah tersebut juga akan semakin besar.
Faktor infrastruktur fisik didukung oleh dua variabel yaitu variabel ketersediaan infrastruktur fisik dan variabel kualitas infrastruktur. Variabel
ketersediaan infrastruktur fisik memiliki bobot sebesar 0,324 atau 32. Sedangkan variabel kualitas infrastruktur fisik memiliki bobot tertinggi sebesar
0,676 atau 68 dari keseluruhan bobot faktor pendukung infrastruktur fisik.
55 Persentase bobot dari masing-masing variabel faktor infrastruktur fisik dapat
dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 4.3 Persentase bobot variabel faktor infrastruktur fisik
Menurut tanggapan responden menunjukkan bahwa kualitas infrastruktur fisik lebih penting atau menjadi prioritas dalam faktor infrastruktur fisik. Berdasarkan
hasil wawancara persepsi masyarakat Kabupaten Labuhanbatu Utara dalam variabel ketersediaan infrastruktur fisik, sebesar 33 responden menyatakan
setuju terhadap ketersediaan jalan di Kabupaten Labuhanbatu Utara yang sudah memadai. Sekitar 43 responden yang menyatakan kurang setuju, 20
responden menyatakan tidak setuju dan 3 menyatakan sangat tidak setuju jika ketersediaan jalan di Kabupaten Labuhanbatu Utara sudah memadai. Sementara
itu, dalam ketersedian pelabuhan laut, Hanya sebesar 17 responden yang menyatakan setuju jika ketersediaan pelabuhan laut di Kabupaten Labuhanbatu
Utara sudah memadai. Sekitar 30 responden menyatakan kurang setuju, 43 responden menyatakan tidak setuju dan 10 responden menyatakan sangat tidak
56 setuju dengan pernyataan ini . Sedangkan untuk ketersediaan pelabuhan udara,
sekitar 3 responden menyatakan kurang setuju, 23 responden menyatakan tidak setuju dan 73 responden menyatakan sangat tidak setuju jika ketersediaan
pelabuhan udara di Kabupaten Labuhanbatu Utara sudah memadai. Untuk ketersediaan pelabuhan udara sendiri, Kabupaten Labuhanbatu Utara tidak
memiliki pelabuhan udara. Oleh karena itu, semua responden yang telah diwawancarai menyatakan ketidaksetujuannya terhadap penyataan tersebut. Dan
dalam ketersediaan saluran telepon, sebesar 3 responden menyatakan sangat setuju dan 80 menyatakan setuju jika ketersedian saluran telepon di Kabupaten
Labuhanbatu Utara sudah memadai. Hanya sekitar 7 responden yang menyatakan kurang setuju setuju, 7 responden menyatakan tidak setuju dan 3
responden menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan ini. Dalam variabel kualitas infrastruktur fisik, sebesar 33 menyatakan setuju
jika kualitas jalan di Kabupaten Labuhanbatu Utara sudah baik. Sekitar 47 responden menyatakan kurang setuju, 10 menyatakan tidak setuju dan 10
menyatakan sangat tidak setuju jika kualitas jalan di Kabupaten Labuhanbatu Utara sudah baik. Kemudian untuk akses dan kualitas pelabuhan laut di
Kabupaten Labuhanbatu Utara, hanya sebesar 17 responden yang menyatakan setuju jika kualitas pelabuhan laut di daerah ini sudah baik. Sekitar 27
responden menyatakan kurang setuju, 47 responden menyatakan tidak setuju dan 10 responden menyatakan sangat tidak setuju jika akses dan kualitas
pelabuhan laut di Kabupaten Labuhanbatu Utara suadah baik. Sedangkan untuk akses dan kualitas pelabuhan udara, sekitar 3 responden yang menyatakan
57 kurang setuju, 23 responden menyatakan tidak setuju dan 73 responden
menyatakan sangat tidak setuju jika akses dan kualitas pelabuhan laut di Kabupaten Labuhanbatu Utara sudah baik. Dan untuk kualitas saluran dan
sambungan telepon di Kabupaten Labuhanbatu Utara, 7 responden menyatakan sangat setuju dan 70 responden menyatakan setuju jika kualitas saluran dan
sambungan telepon di daerah ini sudah baik. Sebesar 17 responden yang menyatakan kurang setuju dan 7 responden yang menyatakan sangat tidak
setuju dengan pernyataan ini.
4. 3. 3 Faktor Tenaga kerja dan Produktivitas
Tenaga kerja merupakan salah satu indikator yang penting dalam memberikan kontribusi terhadap peningkatan daya saing ekonomi di suatu daerah. Tenaga
kerja dalam jumlah besar dan berkualitas akan meningkatkan daya saing ekonomi suatu daerah. Faktor tenaga kerja dan produktivitas didukung oleh 3 variabel,
yaitu variabel biaya tenaga kerja, variabel ketersediaan tenaga kerja dan variabel produktivitas tenaga kerja. Variabel biaya tenaga kerja memiliki bobot terendah
sebesar 0,285 atau 28, Variabel ketersediaan tenaga kerja memiliki bobot sebesar 0,328 atau 33 dan variabel produktivitas tenaga kerja memiliki bobot
tertinggi sebesar 0,387 atau 39 dari keseluruhan bobot faktor pendukung tenaga kerja dan produktivitas. Persentase bobot dari masing-masing variabel dapat
dilihat pada gambar di bawah ini.
58
Gambar 4.4 Persentase Bobot Variabel Faktor Tenaga Kerja dan Produktivitas
Menurut tanggapan responden, variabel produktivitas tenaga kerja dan ketersediaan tenaga kerja dianggap sangat penting dalam memberikan kontribusi
pada faktor tenaga kerja dan produktivitas untuk menentukan tingkat daya saing ekonomi di Kabupaten Labuhanbatu. Dari hasil wawancara persepsi masyarakat
Kabupaten Labuhanbatu Utara dalam variabel biaya tenaga kerja, 33 responden menyatakan setuju terhadap besarnya upah tenaga kerja di Kabupaten
Labuhanbatu Utara sudah sesuai dengan ketentuan UMK. Sekitar 50 responden menyatakan kurang setuju, 13 responden menyatakan tidak setuju dan 3
responden menyatakan sangat tidak setuju jika besarnya upah tenaga kerja di Kabupaten Labuhanbatu Utara sudah sesuai dengan ketentuan UMK. Sedangkan
untuk melihat besarnya upah tenaga kerja apakah sudah sesuai dengan kebutuhan hidup masyarakat di daerah ini, 27 responden menyatakan setuju bahwa
besarnya upah tenaga kerja di Kabupaten Labuhanbatu Utara sesuai dengan kebutuhan hidup masyarakat. Sekitar 67 responden menyatakan kurang setuju,
59 3 responden menyatakan tidak setuju dan 3 menyatakan sangat tidak setuju
jika besarnya upah tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan hidup masyarakat di Kabupaten Labuhanbatu Utara.
Dalam variabel ketersediaan tenaga kerja, sebesar 20 responden menyatakan setuju jika jumlah angkatan kerja di Kabupaten Labuhanbatu Utara sudah sesuai
dengan kebutuhan pasar tenaga kerja. Sekitar 53 responden menyatakan kurang setuju, 13 responden menyatakan tidak setuju dan 13 menyatakan sangat tidak
setuju jika jumlah angkatan kerja sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja di Kabupaten Labuhanbatu Utara. Dan untuk melihat tingkat pendidikan angkatan
kerja apakah sudah sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja, sebesar 3 responden menyatakan sangat setuju dan 27 responden menyatakan setuju
dengan pernyataan ini. Sekitar 50 responden yang menyatakan kurang setuju, 13 responden menyatakan tidak setuju dan 7 menyatakan sangat tidak setuju
jika tingkat pendidikan angkatan kerja di Kabupaten Labuhanbatu Utara sudah sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja.
Dalam variabel produktivitas tenaga kerja, untuk melihat tingkat produktivitas tenaga kerja yang ada di Kabupaten Labuhanbatu Utara, sebesar 10 responden
menyatakan sangat setuju dan 40 menyatakan setuju jika tingkat produktivitas tenaga kerja yang ada di Kabupaten Labuhanbatu Utara relatif tinggi. Sekitar 40
responden menyatakan kurang setuju, 7 menyatakan tidak setuju dan 3 menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan ini. Dan untuk melihat apakah
tingkat produktivitas tenaga kerja di Kabupaten Labuhanbatu Utara sudah sesuai dengan besarnya upah yang ada, sebesar 37 responden menyatakan setuju
60 dengan pernyataan ini. Sekitar 43 responden menyatakan kurang setuju, 10
menyatakan tidak setuju dan 10 responden menyatakan sangat tidak setuju jika tingkat produktivitas tenaga kerja di Kabupaten Labuhanbatu Utara sudah sesuai
dengan besarnya upah yang ada.
4. 3. 4 Faktor Kelembagaan
Faktor kelembagaan menjadi indikator yang penting untung mengukur seberapa jauh iklim sosial politik, peraturan daerah, sistem keuangan daerah dan
aspek keamanan dalam menggerakkan dan mendorong aktivitas perekonomian agar dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi di suatu daerah. Faktor
kelembagaan didukung oleh empat variabel, yaitu variabel kepastian hukum, variabel pembiayaan pembangunan keuangan daerah, variabel aparatur, dan
variabel peraturan daerah. Variabel kepastian hukum memiliki bobot sebesar 0,244 atau 24, Variabel pembiayaan pembangunan atau keuangan daerah
memiliki bobot terendah sebesar 0,218 atau 22, variabel aparatur memiliki bobot terbesar sebesar 0,282 atau 28 dari keseluruhan bobot faktor pendukung
kelembagaan dan variabel peraturan daerah memiliki bobot sebesar 0,256 atau 26. Persentase dari masing-masing variabel faktor kelembagaan dapat dilihat
pada gambar dibawah ini.
61
Gambar 4.6 Persentase Bobot Variabel faktor Kelembagaan
Menurut tanggapan responden, variabel aparatur menjadi variabel yang menjadi prioritas dalam faktor kelembagaan untuk menentukan tingkat daya saing
ekonomi di Kabupaten Labuhanbatu Utara. Dari hasil wawancara persepsi masyarakat di Kabupaten Labuhanbatu Utara dalam variabel kepastian hukum,
sebesar 40 responden mengatakan setuju bahwa konsistensi peraturan yang mengatur kegiatan usaha di Kabupaten Labuhanbatu Utara sudah berjalan dengan
baik. Sekitar 43 responden mengatakan kurang setuju, 13 responden mengatakan tidak setuju dan 3 mengatakan sangat tidak setuju terhadap
konsistensi perauran yang mengatur kegiatan usaha sudah berjalan baik di Kabupaten Labuhanbatu Utara. Selanjutnya, sebesar 50 responden mengatakan
setuju bahwa penegakan hukum dalam kaitannya dengan dunia usaha di Kabupaten Labuhanbatu Utara sudah baik. Sekitar 23 responden mengatakan
kurang setuju, 17 responden mengatakan tidak setuju dan 10 responden mengatakan sangat tidak setuju terhadap penegakan hukum di Kabupaten
62 Labuhanbatu Utara dalam kaitannya dengan dunia usaha sudah baik. Kemudian,
sebesar 33 responden mengatakan setuju bahwa pungli diluar birokrasi terhadap kegiatan usaha di Kabupaten Labuhanbatu Utara semakin berkurang. Sekitar 37
responden mengatakan kurang setuju, 20 responden mengatakan tidak setuju dan 10 responden mengatakan sangat tidak setuju bahwa pungli diluar birokrasi
terhadap kegiatan usaha semakin berkurang di Kabupaten Labuhanbatu Utara. Dalam variabel keuangan daerah, sebesar 27 responden mengatakan setuju
bahwa jumlah APBD yang ada sekarang di Kabupaten Labuhanbatu Utara telah sesuai dengan kebutuhan. Sekitar 40 responden mengatakan kurang setuju dan
33 responden mengatakan tidak setuju bahwa jumlah APBD yang ada sekarang telah sesuai dengan kebutuhan di Kabupaten Labuhanbatu Utara. Selanjutnya
untuk melihat apakah realisasi APBD di Kabupaten Labuhanbatu Utara telah sesuai dengan rencana program dan anggaran, sebesar 3 responden mengatakan
sangat setuju dan 57 responden mengatakan setuju dengan pernyataan tersebut. Sekitar 30 responden mengatakan kurang setuju dan 10 responden
mengatakan tidak setuju jika realisasi APBD sesuai dengan rencana program dan anggaran di Kabupaten Labuhanbatu Utara relatif rendah. Dan untuk melihat
tingkat penyimpangan dalam penggunaan APBD apakah relatif rendah, sebesar 7 responden mengatakan sangat setuju dan 20 responden mengatakan setuju
dengan hal ini. Sekitar 33 responden mengatakan kurang setuju, 23 responden mengatakan tidak setuju dan 17 responden mengatakan sangat tidak setuju
dengan pernyataan ini.
63 Dalam variabel aparatur dan pelayanan, untuk melihat apakah birokrasi
pelayanan di Kabupaten Labuhanbatu Utara terhadap dunia usaha sudah semakin baik, sebesar 3 responden mengatakan sangat setuju dan 40 responden
mengatakan setuju dengan hal ini. Dan Sekitar 37 responden mengatakan kurang setuju, 17 responden mengatakan tidak setuju dan 3 responden
mengatakan sangat tidak setuju jika birokrasi pelayanan di Kabupaten Labuhanbatu Utara terhadap dunia usaha semakin baik. Selanjutnya untuk melihat
apakah penyalahgunaan wewenang oleh aparatur di Kabupaten Labuhanbatu Utara sudah semakin berkurang, sebesar 23 mengatakan setuju dengan
pernyataan tersebut. Sekitar 43 responden mengatakan kurang setuju, 17 responden mengatakan tidak setuju dan 17 responden mengatakan sangat tidak
setuju terhadap penyalahgunaan wewenang oleh aparatur sudah semakin berkurang di Kabupaten Labuhanbatu Utara. Kemudian untuk melihat struktur
pungutan oleh pemerintah daerah Kabupaten Labuhanbatu Utara terhadap dunia usaha apakah sudah sesuai, sebesar 47 responden mengatakan setuju dengan hal
ini. Sekitar 37 responden mengatakan kurang setuju, 10 responden mengatakan tidak setuju dan 7 responden mengatakan sangat tidak setuju jika
struktur pungutan oleh pemerintah daerah terhadap dunia usaha di Kabupaten Labuhanbatu Utara sudah sesuai.
Dalam variabel peraturan daerah, untuk melihat apakah peraturan produk hukum daerah di Kabupaten Labuhanbatu utara berupa pajak dan retribusi sudah
mendukung kegiatan dunia usaha, sebesar 3 responden mengatakan sangat setuju dan 53 responden mengatakan setuju terhadap pernyataan ini. Sekitar
64 33 responden mengatakan kurang setuju, 7 responden mengatakan tidak
setuju dan 3 responden mengatakan sangat tidak setuju jika peraturan produk hukum daerah berupa pajak dan retribusi sudah mendukung kegiatan dunia usaha
di Kabupaten Labuhanbatu Utara. Dan untuk melihat apakah implementasi perda di Kabupaten Labuhanbatu Utara sudah sesuai dengan yang ditetapkan, sebesar
53 responden mengatakan setuju dengan pernyataan tersebut. sekitar 33 responden mengatakan kurang setuju dan 13 responden mengatakan tidak setuju
bahwa implementasi perda sudah sesuai dengan yang ditetapkan di Kabupaten Labuhanbatu Utara.
4. 3. 5 Faktor Sosial Politik
Faktor sosial politik menjadi indikator penting dalam mengukur kelancaran aktivitas perekonomian suatu daerah dan melihat seberapa jauh perkembangan
perekonomian daerah tersebut berhubungan dengan daerah lain. Faktor sosial politik didukung oleh tiga variabel, yaitu variabel stabilias politik, variabel
keamanan dan variabel budaya masyarakat. Variabel stabilitas politik memiliki bobot terendah sebesar 0,223 atau 22, variabel budaya memiliki bobot sebesar
0,365 atau 36, sedangkan variabel keamanan memiliki bobot terbesar sebesar 0,412 atau 41 dari keseluruhan bobot faktor pendukung sosial politik. Dan
Persentase dari masing-masing variabel faktor sosial politik dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
65
Gambar 4.7 Persentase Bobot Variabel Faktor Sosial Politik
Dari tanggapan responden, variabel keamanan menjadi prioritas yang paling penting dalam menentukan tingkat daya saing ekonomi di Kabupaten
Labuhanbatu Utara. Menurut hasil wawancara persepsi masyarakat di Kabupaten Labuhanbatu Utara dalam variabel stabilitas politik untuk melihat potensi konflik
di masyarakat, sebesar 3 responden menyatakan sangat setuju dan 40 responden menyatakan setuju jika potensi konflik di masyarakat Kabupaten
Labuhanbatu Utara semakin menurun dan dapat dideteksi. Sekitar 37 responden menyatakan kurang setuju, 13 responden menyatakan tidak setuju dan 7
responden menyatakan sangat tidak setuju jika potensi konflik di masyarakat semakin menurun dan dapat dideteksi di Kabupaten Labuhanbatu Utara.
Sementara itu, untuk intensitas unjuk rasa di Kabupaten Labuhanbatu Utara, sebesar 7 responden mengatakan sangat setuju dan 57 responden mengatakan
setuju jika intensitas unjuk rasa di Kabupaten Labuhanbatu Utara semakin menurun. Sekitar 23 responden yang mengatakan kurang setuju dan 13
responden mengatakan tidak setuju jika intensitas unjuk rasa yang ada di
66 Kabupaten Labuhanbatu Utara semakin menurun. Dan untuk melihat hubungan
antara eksekutif dan legislatif di Kabupaten Labuhanbatu Utara, sebesar 53 responden mengatakan setuju bahwa hubungan antara eksekutif dan legislatif di
daerah ini semakin baik. Sekitar 37 responden yang mengatakan kurang setuju, 7 responden mengatakan tidak setuju dan 3 responden mengatakan sangat
tidak setuju dengan pernyataan ini. Dalam variabel keamanan, sebesar 7 responden mengatakan sangat setuju
dan 43 responden mengatakan setuju jika gangguan keamanan terhadap aktivitas dunia usaha di Kabupaten Labuhanbatu Utara semakin menurun. Sekitar
30 responden yang mengatakan kurang setuju dan 20 responden tidak setuju dengan pernyataan ini. Selanjutnya, hanya sebesar 30 responden yang
mengatakan setuju jika gangguan keamanan terhadap masyarakat dilingkungan sekitar tempat kegiatan usaha semakin menurun di Kabupaten Labuhanbatu Utara.
Sekitar 47 responden yang mengatakan kurang setuju, 20 responden mengatakan tidak setuju dan 3 responden yang mengatakan sangat tidak setuju
dengan pernyataan ini. Dan kemudian, hanya sebesar 30 responden yang mengatakan setuju jika kecepatan aparat dalam menanggulangi gangguan
keamanan di Kabupaten Labuhanbatu Utara semakin baik. Sekitar 60 responden mengatakan kurang setuju, 3 responden mengatakan tidak setuju dan 7
responden mengatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan ini. Dalam variabel budaya, sebesar 50 responden yang mengatakan setuju jika
partisipasi masyarakat dan dunia usaha dalam perumusan kebijakan pemerintah daerah di Kabupaten Labuhanbatu Utara semakin meningkat. Sekitar 37
67 responden mengatakan kurang setuju, 10 responden mengatakan tidak setuju
dan 3 responden mengatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan ini. Selanjutnya, untuk melihat keterbukaan masyarakat terhadap dunia usaha di
Kabupaten Labuhanbatu Utara, sebesar 3 responden mengatakan sangat setuju dan 70 responden mengatakan setuju jika tingkat keterbukaan masyarakat
terhadap dunia usaha di daerah ini semakin baik. Hanya sekitar 23 responden yang mengatakan kurang setuju dan 3 responden mengatakan sangat tidak
setuju dengan pernyataan ini. Untuk melihat perilaku masyarakat terhadap diskriminasi di Kabupaten Labuhanbatu Utara, sebesar 3 responden mengatakan
sangat setuju dan 57 responden mengatakan setuju jika perilaku masyarakat terhadap diskriminasi semakin menurun di daerah ini. Sekitar 33 responden
yang mengatakan kurang setuju dan 7 responden yang mengatakan tidak setuju dengan pernyataan ini. Kemudian, sebesar 7 responden mengatakan sangat
setuju dan 53 responden mengatakan setuju jika adat istiadat masyarakat daerah Kabupaten Labuhanbatu Utara semakin mendukung kegiatan dunia usaha. Sekitar
30 responden yang mengatakan kurang setuju dan 10 responden mengatakan tidak setuju dengan pernyataan ini. Dan untuk melihat etos kerja masyarakat
daerah Kabupaten Labuhanbatu Utara, sebesar 7 responden mengatakan sangat setuju dan 53 responden mengatakan setuju jika tingkat etos kerja masyarakat di
daerah ini semakin meningkat. Sekitar 33 responden yang mengatakan kurang setuju, 3 responden mengatakan tidak setuju dan 3 responden mengatakan
sangat tidak setuju jika etos kerja masyarakat daerah Kabupaten Labuhanbatu Utara semakin meningkat.
68
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan