BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Taman Wisata Alam
Menurut PPAK 1987 Wisata Alam adalah bentuk kegiatan yang memanfaatkan potensi sumberdaya alam dan tata lingkungannya. Sedangkan
berdasarkan UU No.5 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan ekosistemnya Taman Wisata adalah pelestarian alam yang terutama dimanfaatkan
untuk pariwisata dan rekreasi alam. Menurut Daryadi et al. 2003, di Indonesia kawasan hutan yang dapat
berfungsi sebagai kawasan wisata yang berbasis lingkungan adalah Kawasan Pelastarian AlamKPA Taman Nasional, Taman Wisata Alam, Taman Hutan
Raya, Kawasan Suaka AlamKSA Suakamargasatwa dan Taman Buru. Kawasan Taman Wisata Alam adalah kawasan pelestarian alam dengan tujuan
utama untuk dimanfaatkan bagi kepentingan pariwisata dan rekreasi alam. Sesuai dengan fungsinya, Taman Wisata Alam dapat dimanfaatkan untuk:
1. Pariwisata alam dan rekreasi 2. Penelitian dan pengembangan kegiatan pendidikan dapat berupa karya
wisata, widya wisata, dan pemanfaatan hasil-hasil penelitian serta peragaan dokumentasi tentang potensi kawasan wisata alam tersebut.
3. Pendidikan 4. Kegiatan penunjang budaya
2.2. Rekreasi Alam
Rekreasi adalah penyegaran kembali badan dan pikiran, sesuatu yang menggembirakan hati dan menyegarkan seperti hiburan : piknik Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan 1983. Menurut Douglass 1970 rekreasi dapat diartikan sebagi setiap kegiatan menusia yang dapat menyegarkan sikap
mentalnya. Sedangkan menurut Direktorat PPA 1979 rekreasi merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia yang harus dipenuhi untuk dapat memberikan
keseimbangan, keserasian, dan gairah hidup. Rekreasi alam merupakan salah satu bentuk pemanfaatan sumberdaya alam yang berdasarkan prinsip kelestarian alam.
Rekreasi alam tersebut dengan berbagai bentuk seperti jalan kaki, berkemah, berburu, memancing, menikmati pemandangan dan lain-lain. Setiap individu
dapat mengembangkan kemampuannya. Selanjutnya dikatakan bahwa rekreasi alam atau wisata alam merupakan salah satu bagian dari kebutuhan hidup manusia
yang khas, dipenuhi untuk memberikan keseimbangan, ketenangan dan gairah hidup.
Menurut Duerr et al. 1979, keseluruhan pengalaman rekreasi alam dibagi kedalam lima fase yang penting dan saling berhubungan, yaitu fase perencanaan,
fase perjalanan dari rumah menuju tempat rekreasi, fase aktivitas ditempat rekreasi, fase perjalanan pulang dari tempat rekreasi ke rumah dan fase relokasi.
2.3. Manfaat Rekreasi Alam
Rekreasi alam merupakan salah satu manfaat intangible dari sumberdaya alam, secara ekonomi tidak berbeda dengan komoditi kayu atau hasil tangible
lainnya, dimana permasalahan-permasalahannya sejak awal muncul karena adanya kelangkaan scarcity. Kesulitan yang menantang dalam ekonomi wisata
alam adalah dalam hal penilaian valuation dari biaya dan manfaatnya Darusman 1987.
Brockmann dan Merriem 1979 menyatakan bahwa rekreasi sering memberikan perubahan bagi orang yang melaksanakannya berupa hiburan dan
pemulihan mengembalikan daya kreasi untuk bekerja kembali. Sedangkan manfaat rekreasi menurut Clawson dan Knetsch 1966 adalah menambah
pengalaman seseorang yang berhubungan dengan emosi dan inspirasi yang didapatkan setelah melakukan kegiatan rekreasi, seseorang bisa segar kembali,
lebih bergairah serta lebih bersemangat sehingga lebih produktif dari sebelumnya.
2.4. Permintaan Rekreasi