Tabel 2. Klasifikasi tekanan darah mmHg menurut WHO Kuswardhani,
2006. Kategori
Sistolik Diastolik
Optimal 120
80 Normal
130 85
Normal-tinggi 130-139
85-89 Hipertensi derajat 1 ringan
140-159 90-99
Subkelompok : borderline 140-149
90-94 Hipertensi derajat 2 sedang
160-179 100-109
Hipertensi derajat 3 berat ≥ 180
≥ 110 Hipertensi sistolik terisolasi
≥ 140 90
Subkelompok : borderline 140-149
90
2.2. Penyebab hipertensi
Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dibagi menjadi dua golongan yaitu hipertensi esensial atau hipertensi primer dan hipertensi sekunder atau hipertensi
renal. Hipertensi esensial atau hipertensi primer merupakan hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya. Sering disebut juga hipertensi idiopatik dan terdapat
sekitar 95 kasus. Banyak faktor yang mempengaruhinya seperti genetik, lingkungan, hiperaktifitas sistem saraf simpatis, sistem renin angiotensin, defek
dalam ekskresi Na, peningkatan Na dan Ca intraseluler dan faktor-faktor yang meningkatkan risiko seperti obesitas, alkohol, merokok, serta polisitemia.
Hipertensi primer biasanya timbul pada umur 30 – 50 tahun Schrier, 2000; Brunner Suddarth, 2001 dan Rusdi, 2009.
Golongan hipertensi lainnya yaitu hipertensi sekunder atau hipertensi renal yang terdapat sekitar 5 kasus. Penyebabnya seperti penggunaan estrogen,
penyakit ginjal, hipertensi vaskular renal, hiperaldosteronisme primer, sindrom cushing, feokromositoma, koarktasio aorta, hipertensi yang berhubungan dengan
kehamilan, dan lain sebagainya Schrier, 2000; Brunner Suddarth, 2001 dan Rusdi, 2009.
2.3. Faktor risiko hipertensi
Sampai saat ini penyebab hipertensi secara pasti belum dapat diketahui dengan jelas. Secara umum, faktor risiko terjadinya hipertensi yang teridentifikasi
antara lain faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi dan yang dapat dimodifikasi. Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi seperti keturunan, jenis
kelamin, dan umur. Sedangkan, faktor risiko yang dapat dimodifikasi seperti merokok, obesitas, obat-obatan, stres, aktivitas fisik, dan asupan Gray et al., 2005
dan Rusdi, 2009.
2.4. Gejala klinis hipertensi
Perjalanan penyakit hipertensi sangat perlahan. Penderita hipertensi mungkin tidak menunjukkan gejala selama bertahun-tahun. Masa laten ini
menyelubungi perkembangan penyakit sampai terjadi kerusakan organ yang bermakna. Bila terdapat gejala biasanya bersifat tidak spesifik, misalnya sakit
kepala atau pusing. Gejala lain yang sering ditemukan adalah epistaksis, mudah marah, telinga berdengung, rasa berat di tengkuk, sukar tidur, dan mata
berkunang-kunang. Apabila hipertensi tidak diketahui dan tidak dirawat dapat mengakibatkan kematian karena payah jantung, infark miokardium, stroke atau
gagal ginjal. Namun deteksi dini dan perawatan hipertensi dapat menurunkan jumlah morbiditas dan mortalitas Brunner Suddarth, 2001; Julius, 2008; dan
Rusdi, 2009.
2.5. Patofisiologi hipertensi