Patofisiologi hipertensi Kerusakan Organ Target Penatalaksanaan hipertensi

2.5. Patofisiologi hipertensi

Kaplan menyatakan bahwa terdapat beberapa faktor yang berperan dalam pengendalian tekanan darah yaitu curah jantung dan tahanan perifer. Keseimbangan curah jantung dan tahanan perifer sangat berpengaruh terhadap kenormalan tekanan darah. Tekanan darah ditentukan oleh konsentrasi sel otot halus yang terdapat pada arteriol kecil dan jika terjadi peningkatan konsentrasi yang lama akan mengakibatkan penebalan pembuluh darah arteriol dan menjadi awal meningkatnya tahanan perifer yang irreversible Gray, et al. 2005. Selain pengaruh curah jantung dan tahanan perifer, faktor lain yang berperan dalam pengendalian tekanan darah antara lain sistem renin angiotensin, sistem saraf otonom, disfungsi endothelium, substansi vasoaktif, hiperkoagulasi, serta disfungsi diastolic Gray et al., 2005.

2.6. Kerusakan Organ Target

Hipertensi dapat menimbulkan kerusakan organ tubuh, baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Kerusakan organ target yang umum ditemui pada pasien hipertensi adalah penyakit ginjal kronis, penyakit jantung hipertrofi ventrikel kiri, angina atau infark miokardium, gagal jantung, otak stroke, Transient Ischemic AttackTIA, penyakit arteri perifer, dan retinopati Yogiantoro, 2006. Beberapa penelitian menemukan bahwa penyebab kerusakan organ-organ tersebut dapat melalui akibat langsung dari kenaikan tekanan darah pada organ, atau karena efek tidak langsung, antara lain adanya autoantibodi terhadap reseptor ATI angiotensin II, stress oksidatif, down regulation dari ekspresi nitric oxide synthase, dan lain-lain. Penelitian lain juga membuktikan bahwa diet tinggi garam dan sensitivitas terhadap garam berperan besar dalam timbulnya kerusakan organ target, misalnya kerusakan pembuluh darah akibat meningkatnya ekskresi transforming growth factor- β TGF-β Yogiantoro, 2006.

2.7. Penatalaksanaan hipertensi

Penatalaksanaan hipertensi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara farmakologis dan non farmakologis diet. Penatalaksanaan non farmakologis diet sering sebagai pelengkap penatalaksanaan farmakologis, selain pemberian obat-obatan antihipertensi perlu terapi dietetik dan merubah gaya hidup Yogiantoro, 2006. Tujuan dari penatalaksanaan diet, antara lain membantu menurunkan tekanan darah secara bertahap dan mempertahankan tekanan darah menuju normal, mampu menurunkan tekanan darah secara multifaktoral, menurunkan faktor risiko lain seperti BB berlebih, tingginya kadar asam lemak, kolesterol dalam darah, mendukung pengobatan penyakit penyerta seperti penyakit ginjal, dan DM Yogiantoro, 2006.

3. Nutrisi yang dibutuhkan untuk memelihara status kesehatan pasien hipertensi