Faktor Pendukung dan Penghambat

59

E. Faktor Pendukung dan Penghambat

Setiap kegiatan pastilah tidak luput dari faktor pendukung dan penghambat dalam suatu program acara. Demikian pula dengan program acara Ngaji Agama dan Wanita, mengingat stasiun-stasiun radio yang di Indonesia pada saat ini belum dapat berperan sebagai media yang efektif untuk menyampaikan pesan islam. Oleh karena itu program dakwah acara Agama dan Wanita pun memliki faktor yang mendukung untuk mensyiarkan syariat islam serta kelemahan-kelemahan yang ada di program ini, diantaranya : a Pembawa acara yang sangat tepat publik figur dan ahli didalam bidangnya, yakni Mamah Dede. Dan ditemani oleh penyiar yang sangat gaul yakni Mama ”Tati” Cuek. b Narasumber dari kalangan publik figur dan ahli dalam bidangnya serta bagus dalam penyampaiannya sehingga dapat dimengerti oleh pendengrnya. c Metode yang disampaikannya sangat sederhana dan mengenai kehidupan sehari-hari masalah wanita dan kehidupan rumah tangga dan juga bervariatif sehingga memudahkan pendengar untuk bisa bertanya kepada narasumber. d Materi dan tema mengedepankan masalah wanita sesuai dengan target pendengar. e Waktu siarannya pada siang hari yakni pada hari jum’at pukul

11.00 sd 13.00.

60 f Para pendengar tidak hanya dari kalangan orang tua melainkan dari para ABG yang menikah diusia dini. g Jangkauan dakwah yang lebih luas sehingga memudahkan untuk mendengarkannya. F. Analisis Program Ngaji Agama dan Wanita Suatu alat komunikasi yang mudah untuk dibawa kemana-mana, radio sangat dekat dengan hati masyarakat. Dengan dekatnya hati masyarakat terhadap radio maka dibuatlah suatu program untuk lebih mendekatkan kepada khalayak. Sejak zaman penjajahan Belanda, Penjajahan Jepang, zaman kemerdekaan an zaman orde baru peran radio sangat signifikan, berkat adanya radio masyarakat Indonesia dapat mengetahui akan setiap kejadian walaupun pada zaman dahulu mendengarkan radio secara sembunyi-sembunyi sehingga masyarakat mengetahui akan kemerdekaan Indonesia. Radio selalu memberikan suatu hal yang berbeda dalam penyajian suatu program, entah dari suara, maupun dari penyampaian seorang penyiar. Setiap perusahaan radio mempunyai suatu ciri khas yang berbeda dalam mencari simpatik atau pendengar yang lebih banyak. Di Jakarta sudah banyak radio yang berkembang sesuai dengan perkembangan zaman dan peralihan musik. Sering kita mendengar stasiun radio yang menyiarkan lagu-lagu dangdut bahkan sampai lagu daerah atau yang lebih kita kenal dengan lagu campur sari, tapi semua itu sudah mulai ditinggalkan oleh pendengarnya. Sudah banyak radio yang mulai 61 ditinggalkan pendengarnya misalnya seperti radio Cbb yang berada di Ciledug. Dengan sejalannya waktu dan perubahan musik yang terjadi pada saat ini, dengan penuh rasa optimis ben’s radio mulai membuat program- program untuk bisa mendekatkan dengan hati masyarakat. Perubahan tersebut dimulai dari musik dangdut menjadi musik pop. Perubahan tersebut tidak secara keseluruhan, akan tetapi porsi jam siarannya sedikit dipersempit. Walaupun dengan adanya perubahan tersebut tidak menghilangkan kultur betawi yang sudah menjadi darah daging setiap crew ben’s radio. Sebagai radio yang mempunyai pendengar yang banyak sekitar 4.218.000 Orang Nielsen Media Research 2005 ingin menjadikan radio yang selalu saat menemani para pendengarnya. Serta menjunjung selalu nilai-nilai agama yang sesuai dengan al-qur’an dan sunnah Nabi SAW. Selain perubahan musik yang terjadi, Bens’s radio juga membuat sebuah jingle, lelucon, dan sebuah pengetahuan tentang budaya betawi. Diantara jingle yang sering diputarkan oleh ben’s radio ketika memasuki waktu azdan adalah eh ente daripada judi mabuk-mabukan eh ente dari godain bini orang eh ente daripada nyuri jemuran orang itu semua haram dan dosa mendingan puter gelombang 106.02 fm ben’s radio ada manfaatnya 62 denger ben’s radio ada manfaatnya, denger ben’s buat ngilangin dosa, thoyib....... Selain jingle, lelucon dan tentang kebudayaan betawi, ben’s radio tidak lupa memberikan suatu hadist-hadist Rosululah sebelum maupun sesudah adzan. Banyak sekali keunikan-keunikan yang terdapat di Ben’s radio. Sesuai dengan fungsi radio yang memberikan hiburan, education, serta wawasan tentang nusantara. Ben’s radio selalu memutarkan atau memberikan pengetahuan akan kebudayaan betawi diantaranya yang sering di putar adalah kamus betawi yang mana kamus betawi ini memberikan pengetahuan terhadap para pendengar serta memperkenalkan akan bahasa Betawi. Sebagai contoh kamus Betawi yang sering putarkan adalah Ngablak : Ipeh Pakaian lo Ngablak banget........entar masuk angin lo.......Biarin Bang biar keliatan seksi......... Mulai dari situlah Ben’s radio mulai membuat program untuk mencari simpati para pendengarnya. Mulai dari program Begaya yang disiarkan dari 06.00 sd 09.00 dari hari senin sd jum’at yang dibawakan oleh Andini dan Arya Tanjidor, sampai program Ngaji yang saat ini sedang di tulis. Sejak berdirinya bens radio yang didirikan oleh Alm. Benyamin S program ini mempunyai nama Agama dan Wanita yang pada waktu itu masih bertempat di Jl. Pisangan Ciputat sebelum pindah di Jl. Jagakarsa no. 37, dan selang beberapa tahun program ini berubah nama menjadi Ngaji dan tidak lama kemudian kembali lagi kepada nama yang lama yaitu Agama dan Wanita. 63 Program Ngaji adalah suatu program yang tergabung dalam program acara Temenan, yang mana program Ngaji Agama dan Wanita tersebut khususan yang mempunyai jam tersendiri yaitu dari jam 11.00 sd 13.00 WIB. Dan program Temenan itu sendiri dimulai dari jam 10.00 sd 14.00 WIB. Dalam program Agama dan Wanita itu mempunyai segmentasi yang berbeda yaitu segmentasi yang menuju kepada kaum wanita. Walaupun nama programnya Agama dan Wanita namun tidak semua kaum wanita yang mendengarkan acara ini, terkadang ada juga kaum laki- laki yang mendengarkan maupun bertanya. Program ini sendiri adalah suatu program dengan format talk show sebagai mempermudah untuk menjalin komunikasi yang efektif, program ini memberikan keluasaan kepada para pendngarnya untuk bertanya kepada narasumber sesuai materi yang dibahas. Terkadang dalam hal ini banyak pendengar yang bertanya yang tidak sesuai dengan materi yang dibahas karena materi yang diberikan tidak secara kontinyu dalam artiaan materinya berbeda-beda setiap minggunya dan meteri tersebut langsung disamapikan oleh narasumbernya. Sebagai program yang disiarkan pada siang hari namun tidak mengurangi simpati para pendengar untuk mendengarkan ceramah yang disampaikan oleh Mama Dede. Dengan disiarkan pada hari jum’at program ini termasuk suatu program yang paling banyak didengarkan oleh para wanita dan ibu-ibu rumah tangga dengan persentase 85 yang mendengarkannya dan dipandu 64 oleh seorang penyiar yang gaul dan up to date. Karena program ini hanya diselingi oleh iklan yang tidak terlalu banyak dan lagu-lagu religi sesuai dengan program dan waktunya.. Dalam analisis ini, penulis menemukan adanya suatu dampak yang positif karena banyak pendengar yang bertanya dalam materi yang disampaikan. Itu berarti Ben’s radio telah menjalakan salah satu fungsi sosial media. Menurut Lasswell fungsi sosial yang dijalankan oleh suatu media adalah pengawasan lingkungan, pertalian korelasi, memberikan respon terhadap lingkungannya, dan tranmisi budaya. Semua itu adalah secara berurutan bertalian dengan pemberian informasi, pemberian komentar atau interpretasi yang membantu pemahaman terhadap makna materi yang disampaikan, dan juga memberikan pembentukan kesepakatan. Proses pemilihan tokoh dalam agama dalam pengemasan program talk show berkaitan dengan teori isi media. Dalam analisi ini, penulis menemukan bahwa Mamah Dede adalah seseorang yang dapat membimbing umat dalam menyikapi isu yang sedang berkembang ditengah masyarakat dan prilaku manusia. Dengan demikian program ini dibuat menarik para pendengar. Oleh sebab itu, program ini mengajak umat Islam selalu berpedoman pada al-qur’an dan sunnah Nabi Muhammad SAW. Dan juga untuk memecahkan persoalan dan problematika yang terjada ditengah masyarakat sehingga dapat meminimalisir KDRT kekerasan dalam rumah 65 tangga. Selain itu juga, Mamah Dede disini tidak hanya memberikan materi saja tetapi memberikan nasihat kepada para pendengar. Oleh kaena itu, Mamah Dede sebagai seorang muballighat yang memerlukan media untuk menyampaikan pesan-pesannya dalam berdakwah. Disisi lain Mamah Dede juga sebagai seorang dai’iah yang profesional. Ia juga berfungsi untuk menghubungkan antara satu golongan dengan golongan lain. Selain menyatukan suatyu golongan beliau juga menyatukan antar komunitas untuk menegakkan likalimatillah dan menyatukan persaudaraan. Dalam hal ini Mamah Dede sebagai seorang yang santun untuk dicontoh dalam kehidupan. 66

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN