17
dengan ikhlas. Abdul Rosyad Shaleh berpendapat “tujuan utama dakwah adalah nilai atau hasil yang ingin dicapai oleh keseluruhan tindakan yakni
terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat yang diridhoi oleh Allah SWT.
8
2. Subjek dan Objek Dakwah
Yang menjadi subjek dakwah yaitu mereka yang melaksanakan tugas dakwah. Mereka biasanya dikenal dengan ulama, muballigh, dan
dai . Khusus mereka yang perempuan biasa dipanggil mubalighoh dan
daiyah . Pelaksana tugas dakwah ini bisa perorangan atau kelompok. Pada
pokoknya, yang dimaksud subjek di sini adalah seorang yang mempunyai nilai keteladanan yang baik uswatun hasanah dalam segala hal, baik
lisan, iman dan amal perbuatan. Menurut Muhammad Ghazali bahwa ada tiga sifat dasar yang harus dimiliki seorang juru dakwah ke jalan Allah,
yaitu : setia pada kebenaran, menegakkan perintah kebenaran dan menghadapi semua manusia dengan kebenaran.
9
Didalam subjek dakwah dikenal dengan sebutan da’i ulama, muballigh, yang menjalankan tugas-tugas dalam berdakwah. Dalam
pelaksanaan berdakwah dapat dilakukan secara individu maupun secara kelompok. Oleh karena itu, untuk menjadi da’i yang profesional yang
8
Sunandar, Format Program Dakwah di Televisi, Studi Kasus Acara Kuliah Subuh TPI,
TESIS, IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 1997
9
Sunandar, Format Program Dakwah di Televisi, Studi Kasus Acara Kuliah Subuh TPI
18
mampu memecahkan kondisi mad’unya sesuai dengan perkembangan yang dihadapai objek dakwah.
Adapun kriteria yang harus dimiliki seorang da’i adalah a.
Memahami al-qur’an dan sunnah serta sejarah Rosulullah dan para sahabat.
b. Memahami keadaan masyarakat.
c. Berani mengungkapkan kebenaran.
d. Ikhlas dalam melaksanakan tugas dakwah.
e. Satu kata dengan perbuatan.
f. Menjauhkan segala maksiat.
Seorang da’i mempunyai peran pemting dalam berdakwah dan kepandaian serta kepiawaan seorang da’i akan menjadi daya tarik
tersendiri bagi objek dakwah. Setiap seorang da’i memiliki kekhususan masing-masing tergantung kepada wawancara keilmuan, latar belakang
pendidikan dan pengalaman kehidupannya. Mad’u dakwah adalah orang-orang yang diajak atau diserukan
kepada jalan Allah SWT untuk tetap selalu beriman dan bertaqwa kepada- Nya. Didalam bahasa Arab dijelaskan tetanng arti mad’u orang yang di
dakwahkan baik orang terdekat; atau orang yang jauh, laki-laki atau perempuan.
Didalam al-qur’an telah digambatkan, suatu masyaralat yang memiliki tingkat variasi yang berbeda yang kesemuanya itu mempunyai
19
startifikasi sosial yang berbeda diantaranya adalah masyarakat yang digolongkan pada kedudukan. Al-mala adalah para kaum elit politik serta
para pengusaha. Masyarakat yang al-mutrofin yaitu para elit ekonomi menengah keatas, serta masyarakat umum biasa. Masyarakat al-
mustad’afin yaitu masyarakat golongan yang lemah.
10
Penggolongan mad’u berdasarkan profesi, elonomi, dan sebagainya adalah :
a. Dari segi sosiologi, masyarakat teraing, pedesaan, perkotaan, kota kecil,
serta masyarakat didaerah marjinal dari kota besar. b.
Dari segi struktur, kelembagaan, golongan priyayai, abangan, dan santri, terutama pada masyarakat Jawa.
c. Dari segi tingkat usia, ada golongan anak-anak, remaja, dan orang tua.
d. Dai segi profesi, ada golongan petani, pedagang, buruh, dan pegawai
negeri. e.
Dari segi tingkat sosial ekonomi, ada golongan kaya, menengah, dan miskin. f.
Dari segi kelamin, ada golongan pria dan wanita. g.
Dari segi khusus, ada masyarakat tuna susial, tuna waisma, tuna karya, narapidana, dan sebagainya.
Sedangkan Muhammad Abduh membagi mad’u menjadi tiga golongan:
a. Golongan cerdik cendikiawan yang cinta kebenaran dan dapat berpikir
kritis, cepat menangkap persoalan.
10
A.Shomad Idris,Ilmu Dakwah diktat perkuliahan S1FDK, UIN Jakarta, 2004
20
b. Golongan awam yaitu kebanyakan orang yang belum dapat berfikir secara
kritis, dan mendalam. Belum bisa menangkap pengertian-pengertian tinggi.
c. Golongan yang berbeda dengan golonga diatas mereka sering membahas
sesuatu tetapi hanya dalam batas tertentu, tidak sanggup mendalam.
11
3. Materi Dakwah