39
banyaknya lembaga-lembaga pendidikan pesantren yang memiliki perguruan tinggi dari tingkat diploma sampai pasca serjana.
Dalam perjalanannya hingga sekarang, sebagai lembaga sosial, pesantren telah menyelenggarakan pendidikan formal baik berupa sekolah
umum maupun sekolah agama madrasah, sekolah umum, dan perguruan tinggi. Selain itu pesantren juga menyelenggarakan pendidikan non formal
berupa madrasah diniyah yang mengajarkan bidang-bidang ilmu agama saja. Pesantren juga telah mengembangkan fungsinya sebagai lembaga solidaritas
sosial dengan menampung anak-anak dari segala lapisan masyarakat muslim dan memberikan pelayanan yang sama kepada mereka, tanpa membedakan
tingkat sosial mereka. Dengan berbagai peran yang potensial diperankan oleh pondok
pesantren maka pesantren memiliki tingkat integritas yang tinggi dengan masyarakat sekitar, sekaligus menjadi rujukan moral bagi kehidupan
masyarakat umum. Fungsi-fungsi ini akan tetap dipelihara manakala para kyai pesantren dapat menjaga independensialnya dari intervensi luar.
D. Pengertian Bahasa
Menurut Wibowo, bahasa adalah sistem simbol bunyi yang bermakna dan berartikulasi dihasilkan oleh alat ucap yang bersifat arbitrer dan
konvensional, yang dipakai sebagai alat berkomunikasi oleh sekelompok manusia untuk melahirkan perasaan dan pikiran.
53
Menurut Keraf dalam Smarapradhipa, memberikan dua pengertian bahasa. Pengertian pertama menyatakan bahasa sebagai alat komunikasi antara
53
Wibowo, wahyu. Manajemen bahasa, Jakarta: Gramedia. 2001.
40
anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua, bahasa adalah sistem komunikasi yang mempergunakan
simbol-simbol vokal bunyi ujaran yang bersifat arbitrer.
54
Lain halnya menurut Pendapat lainnya tentang definisi bahasa diungkapkan oleh Syamsuddin, beliau memberi dua pengertian bahasa.
Pertama, bahasa adalah alat yang dipakai untuk membentuk pikiran dan perasaan, keinginan dan perbuatan-perbuatan, alat yang dipakai untuk
mempengaruhi dan dipengaruhi. Kedua, bahasa adalah tanda yang jelas dari kepribadian yang baik maupun yang buruk, tanda yang jelas dari keluarga dan
bangsa, tanda yang jelas dari budi kemanusiaan.
55
Bahasa lisan lebih ekspresif di mana mimik, intonasi, dan gerakan tubuh dapat bercampur menjadi satu untuk mendukung komunikasi yang
dilakukan. Lidah setajam pisau silet oleh karena itu sebaiknya dalam berkata- kata sebaiknya tidak sembarangan dan menghargai serta menghormati lawan
bicara target komunikasi. Bahasa isyarat atau gesture atau bahasa tubuh adalah salah satu cara
bekomunikasi melalui gerakan-gerakan tubuh. Bahasa isyarat akan lebih digunakan permanen oleh penyandang cacat bisu tuli karena mereka memiliki
bahasa sendiri. Bahasa isyarat akan dibahas pada artikel lain di situs organisasi.
Dari penjelasan tentang pengertian bahasa diatas bias diambil sebuah kesimpulan bahwa Bahasa adalah suatu sistem dari lambang bunyi arbitrer
54
Ambary, Abdullah. Intisari Tata Bahasa Indonesia. Bandung: Djatnika 1986.
55
Syamsuddin, A.R. Sanggar Bahasa Indonesia, Jakarta: Universitas Terbuka Jakarta 1986.
41
yang dihasilkan oleh alat ucap manusia dan dipakai oleh masyarakat komunikasi, kerja sama dan identifikasi diri. Bahasa lisan merupakan bahasa
primer, sedangkan bahasa tulisan adalah bahasa sekunder. Arbitrer yaitu tidak adanya hubungan antara lambang bunyi dengan bendanya.
Fungsi Bahasa Dalam Masyarakat :
1. Alat untuk berkomunikasi dengan sesama manusia.
2. Alat untuk bekerja sama dengan sesama manusia.
3. Alat untuk mengidentifikasi diri.
56
Macam-Macam dan Jenis-Jenis Ragam Keragaman Bahasa :
1. Ragam bahasa pada bidang tertentu seperti bahasa istilah hukum, bahasa
sains, bahasa jurnalistik, dsb. Ragam bahasa pada perorangan atau idiolek seperti gaya bahasa mantan
presiden Soeharto, gaya bahasa Benyamin s, dan lain sebagainya.
2. Ragam bahasa pada kelompok anggota masyarakat suatu wilayah atau
dialek seperti dialek bahasa Madura, dialek bahasa medan, dialek bahasa Sunda, dialek bahasa Bali, dialek bahasa Jawa, dan lain sebagainya.
3. Ragam bahasa pada kelompok anggota masyarakat suatu golongan sosial
seperti ragam bahasa orang akademisi beda dengan ragam bahasa orang- orang jalanan.
4. Ragam bahasa pada bentuk bahasa seperti bahasa lisan dan bahasa tulisan.
5. Ragam bahasa pada suatu situasi seperti ragam bahasa formal baku dan
informal tidak baku.
57
56
www.wismasastra.worspress.com20090525apa-bahasa-itu-sepuluh-pengertian- menurut-para-ahli
57
Ibid
42
BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG
PONDOK PESANTREN AT-TAQWA PUTRA UJUNG HARAPAN BAHAGIA BEKASI
A. Latar Belakang dan Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren At-Taqwa
Putra
Pondok pesantren At-Taqwa putra terletak didesa ujung harapan bahagia, pondok pesantren At-Taqwa merupakan salah satu dari 93 lembaga
pendidikan yang dikelolah oleh Yayasan At-Taqwa yang telah berdiri sejak tahun 1956 dengan nama Yayasan pembangunan pemeliharaan dan
pertolonhan Islam yang disingkat menjadi yayasan P3 Islam. Pendiri pondok pesantren At-Taqwa adalah bapak K.H. Noer Alie,
putra dari seorang ayah yang bernama H. Anwar Bin H. Layu dan ibu beliau bernama Hj. Maimunah Binti Tarbin. K.H. Noer Alie dilahirkan didesa ujung
malang sekarang dikenal dengan ujung harapan sebuah desa yang terpencil disebelah timur jakarta, dan sebelah barat dari kota bekasi pada tahun 1914
. “ atas bantuan dari seorang dukun beranak dikampung asem, yang bernama
Maklimah”.
1
Pada usia dua puluh tahun, tepatnya tahun 1934 sepeninggal gurunya KH. Marjuki orang tua beliau menginginkan agar anaknya melanjutkan
sekolah, mendalami ilmu agama dimakkah. “Noer Alie muda pun tidak
1
Alie Anwar, Kemandirian Ulama Pejuang, Biografi KH. Noer Alie, Yayasan At- Taqwa, h. 7