Tujuan Perbankan Syariah Analisi pengaruh moral hazard terhadap pembiayaan bank syariah di Indonesia

15 Bank syariah sebagai lembaga keuangan yang berlandaskan prinsip ilahiyah yang dalam operasionalnya memiliki perbedaan dengan bank konvensional. Meskipun prinsip syariah dalam perbankan berasal dari nilai-nilai ilahiah namun sebagaimana kegiatan perekonomian lainnya, perbankan syariah pun tidak lepas dari masalah korupsi Gunawan, 2005, termasuk juga masalah moral hazard dan adverse selection. Seperti perbankan konvensional, moral hazard di bank syariah setidaknya dapat dibedakan menjadi moral hazard pada bank dan juga moral hazard pada nasabah. Moral hazard pada bank terjadi ketika bank syariah sebagai mudharib tidak berhati-hati dalam menyalurkan dana sehingga berpotensi menimbulkan moral hazard di sisi nasabah dan menyebabkan kerugian. Moral hazard lainnya yaitu pada saat bank tidak membayarkan bagian shahibul maal sebagaimana rasio yang telah ditetapkan di awal perjanjian, atau ketidakpatuhan bank syariah terhadap prinsip-prinsip syariah, juga dapat dikategorikan dalam tindakan moral hazard. Sedangkan moral hazard pada nasabah umumnya terjadi pada produk pembiayaan yang berbasis pada equity financing mudharabah dan musyarakah atau biasa dikenal dengan profit loss sharing. Akad mudharabah yang tidak mensyaratkan jaminan dan juga memberikan hak penuh pada mudharib untuk menjalankan usaha tanpa campur tangan shahibul maal dan ditanggungnya kerugian oleh shahibul maal kecuali kesalahan manajemen mengakibatkan akad pembiayaan ini sangat rentan terhadap masalah moral hazard. Moral hazard pada sisi nasabah ini merupakan isu global yang menyebabkan bank syariah lebih memilih dengan pembiayaan dengan basis debt financing murabahah, 16 ishtisna, dan salam. Pada penelitian ini, moral hazard hanya dibatasi pada peran bank sebagai mudharib yang bertanggung jawab terhadap dana yang diamanahkan oleh pihak shahibul maal mengacu kepada definisi dari Vaubel 1993 yang dikutip oleh Dreher 2004. Indikasi moral hazard lainnya terjadi jika pada saat NPLNPF meningkat pada saat harga rumah meningkat. Idealnya ketika harga rumah meningkat maka permintaan untuk kredit rumah akan menurun, jumlah penyaluran kredit rumah juga akan turun sehingga jika pada kondisi tersebut NPLNPF meningkat, mengindikasikan bank kurang berhati-hati atau kurang monitoring. Indikasi moral hazard yang terakhir dapat dilihat dari kebijakan kredit atau pembiayaan bank yang berhati-hati atau kurang berhati-hati yang menyebabkan terjadinya peningkatan NPLNPF. Jika bank kurang berhati-hati atau kurang monitoring berarti bank kurang melakukan antisipasi terhadap terjadinya moral hazard di sisi debitur. Moral hazard atau perilaku jahat dalam ekonomi adalah tindakan pelaku ekonomi yang menimbulkan kemudharatan baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Untuk menjustifikasikan apakah suatu tindakan ekonomi merupakan moral hazard ataukah bukan, perlu mempelajari prinsip-prinsip dari transaksi yang Islami, yang dihalalkan ataupun yang diharamkan. Hariyanto, 2009 17 Prinsip transaksi Islami : 1. Ada kerelaan antar pihak yang bertransaksi. 2. Adil keseimbangan dalam pandangan berbagai segi antar pelaku ekonomitidak mezalimi dan tidak dizalimi lâ tazhlimûna walâ tuzhlamûn dan terdapat empat batasan : a tidak boleh ada mafsadah no externalities = tidak zalim terhadap lingkungan b tidak boleh ada gharar uncertainty with zero sum game = tidak zalim terhadap pasangan pelaku transaksi c tidak boleh ad maisîr uncertainty with zero sum game in utility exchange = gharar akibat pertukaran manfaat d tidak boleh ada riba exchange of liability = gharar akibat pertukaran kewajiban 3. Jelas dalam status transaksi, ukuran, timbangan, kualitas, harga 4. Tidak memakan hak orang lain secara paksa 5. Bermanfaat Prinsip transaksi yang terlarang dalam Islam: 1. Terdapat unsur pemaksaan 2. Terdapat unsur kezaliman 3. Gharartidak jelas