Moral Hazard Analisi pengaruh moral hazard terhadap pembiayaan bank syariah di Indonesia

17 Prinsip transaksi Islami : 1. Ada kerelaan antar pihak yang bertransaksi. 2. Adil keseimbangan dalam pandangan berbagai segi antar pelaku ekonomitidak mezalimi dan tidak dizalimi lâ tazhlimûna walâ tuzhlamûn dan terdapat empat batasan : a tidak boleh ada mafsadah no externalities = tidak zalim terhadap lingkungan b tidak boleh ada gharar uncertainty with zero sum game = tidak zalim terhadap pasangan pelaku transaksi c tidak boleh ad maisîr uncertainty with zero sum game in utility exchange = gharar akibat pertukaran manfaat d tidak boleh ada riba exchange of liability = gharar akibat pertukaran kewajiban 3. Jelas dalam status transaksi, ukuran, timbangan, kualitas, harga 4. Tidak memakan hak orang lain secara paksa 5. Bermanfaat Prinsip transaksi yang terlarang dalam Islam: 1. Terdapat unsur pemaksaan 2. Terdapat unsur kezaliman 3. Gharartidak jelas 18 4. Memakan hak orang lain 5. Mengandung mudharat

D. Pembiayaan Bank Syariah

Dalam penyaluran dana secara garis besar produk pembiayaan syariah terbagi dalam 3 kategori yang dibedakan berdasarkan tujuan penggunaanya yaitu : 1 Jual beli Ba’i yang terdiri dari Murabahah, Salam, Istisna. 2 Bagi Hasil yang terdiri dari Mudharabah dan Musyarakah. 3 Sewa Ijarah. 1 Jual Beli Ba’i Suatu prinsip penetapan imbalan yang akan diterima bank sehubungan dengan penyediaan dana kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan, baik untuk keperluan investasi maupun modal kerja, juga termasuk kegiatan usaha jual beli, di mana dilakukan pada waktu bersamaan baik antara penjual dengan bank maupun antara bank dengan nasabah sebagai pembeli, sehingga bank tidak memiliki persediaan barang yang dibiayainya : Berdasarkan jenisnya terdiri dari : a. Al- Murabahah : Akad jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati. Penjual harus memberi tahu harga produk yang dibeli dan menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai tambahannya. Jual beli ini dapat dilakukan untuk pembelian secara pesanan. 19 b. Al-Salam : Akad jual beli barang pesanan yang pembelian barangnya diserahkan kemudian hari, sedangkan pembayarannya dilakukan di muka secara penuh. c. Al-Istishna : Akad jual beli barang antara pemesan dengan penerima pesanan. Spesifikasi dan harga pesanan disepakati di awal akad dengan pembayaran dilakukan secara bertahap sesuai kesepakatan. 2 Bagi Hasil Profit Sharing Suatu prinsip penetapan imbalan yang diberikan kepada masyarakat sehubungan dengan penggunaan atau pemanfaatan dana masyarakat yang dipercayakan kepada bank. Besarnya imbalan yang diberikan berdasarkan kesepakatan bersama dalam perjanjian tertulis antara bank dan nasabahnya. Berdasarkan jenisnya terdiri dari : a. Al-Musyarakah : Akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu di mana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama sesuai kesepakatan. b. Al-Mudharabah : Akad kerjasama usaha antara dua pihak di mana pihak pertama shahibul maal menyediakan seluruh 100 modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola mudharib. c. Al-Muzara’ah : Kerjasama pengelola pertanian antara pemilik lahan dan penggarap, di mana pemilik lahan memberikan lahan pertanian kepada 20 penggarap untuk ditanami dan dipelihara dengan imbalan bagian tertentu persentase dari hasil panen. d. Al-Musaqah : Bentuk yang lebih sederhana dari muzara’ah di mana penggarap hanya bertanggung jawab atas penyiraman dan pemeliharaan. Sebagai imbalan, penggarap berhak atas nisbah tertentu dari hasil panen. 3 Sewa Ijarah Prinsip sewa ini didasarkan pada : a. Al-Ijarah : Akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa, melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan ownershipmilkiyah atas barang itu sendiri. b. Ijarah wa iqtina : Akad sewa-menyewa barang antara bank muajir dengan penyewa mustajir yang diikuti janji bahwa pada saat yang ditentukan kepemilikan barang sewaan akan berpindah kepada mustajir. 21 E . Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu . No Peneliti Judul Metode Variabel Keterangan 1 Mustafa Edwin, Ranti Wilasih Profit Sharing dan Moral Hazard Penyaluran Dana Pihak Ketiga Bank Umum Syariah di Indonesia Error Correction Model 1.Non Performing FinancingNPF Y 1 , 2.Gross Domestic Product GDP X 1 . 3.Rasio rata-rata return PLS terhadap rata-rata return pembiayaan LRR X 2 4.Rasio alokasi pembiayaan murabahah terhadap alokasi pembiayaan PLS LRF X 3 1. Pada Bank Syariah Mandiri tidak ditemukan indikasi moral hazard dikarenakan pembiayaan BSM lebih difokuskan pada pembiayaan murabahah sehingga lebih berhati-hati dalam melakukan maintenance terhadap 22 pembiayaan ini. 2. Untuk kasus Bank Muamalat, rasio alokasi pembiayaan murabahah terhadap pembiayaan profit loss sharing mudharabah dan musyarakah mengakibatkan terjadinya kredit macet. Hal ini mengindikasikan terjadinya moral hazard di Bank Muamalat, yaitu ketidakhati-hatian dari pihak Bank Muamalat