BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Salah satu dari beberapa tanaman golongan Palm yang dapat menghasilkan minyak adalah kelapa sawit Elaeis Guinensis JACQ. kelapa sawit Elaeis
Guinensis JACQ, merupakan komoditas non migas yang telah ditetapkan sebagai salah satu komoditas yang dikembangkan menjadi produk lain untuk ekspor. Buah
kelapa sawit terdiri dari kulit Evocarp, serabut Mesocarp, cangkang Endocarp, dan inti Kernel.
Sumatera Utara merupakan salah satu pusat perkebunan di Indonesia. Perkebunan di Sumatera Utara telah dibuka sejak penjajahan Belanda. Komoditi
hasil perkebunan yang paling penting dari Sumatera Utara saat ini antara lain adalah kelapa sawit dan terdapat tiga Perkebunan Besar BUMN dan ratusan Perkebunan
Besar Swasta. Pada tahun 2005, hampir semua komoditi perkebunan rakyat di Sumatera
Utara mengalami peningkatan. Produksi kelapa sawit terus meningkat dari 2,2 juta ton pada tahun 2001 menjadi sekitar 3,6 juta ton pada tahun 2005 BPS, 2005.
2.1 MINYAK SAWIT
Minyak kelapa sawit yang dihasilkan dari kulit kelapa sawit dinamakan
minyak sawit mentah Crude Palm Oil. CPO ini mengandung sekitar 500 – 700
ppm karotin, dan merupakan bahan pangan terbesar. Minyak yang terdapat di alam
dibagi menjadi tiga golongan yaitu minyak mineral Natural Oil, minyak nabati
Universitas Sumatera Utara
Edible Oil, dan minyak atsiri Volatil Oil atau Esential Oil. Minyak yang terdapat pada hewani disebut sterol Kolesterol sedangkan pada tumbuhan Fitosterol yang
mengandung asam lemak tak jenuh, sehingga umumnya berbentuk cair. Dimana minyak dari nabati ini dapat di golongkan menjadi tiga golongan yaitu:
1. Drying oil, yang akan membentuk lapisan keras bila mengering di udara
misalnya minyak yang dapat digunakan untuk cat dan pernik, contoh minyak kemiri, jarak, kedelai dan lain – lain
2. Semi drying oil seperti minyak jagung, biji kapas dan minyak bunga
matahari 3.
Non – drying oil seperti minyak kelapa.
Sifat – sifat minyak kelapa sawit dipengaruhi oleh ikatan kimia unsur C, dan jumlah atom C yang membangun asam lemak tersebut, seadangkan sifat – sifat fisik
dipengaruhi oleh sifat – sifat kimianya. Minyak sawit merupakan gliserida yang terdiri dari berbagai asam lemak, sedangkan titik cair gliserida tersebut tergantung
pada kejenuhan asam. Semakin jenuh asam lemaknya semakin tinggi titk cair dari minyak sawit tersebut. Minyak sawit murni mempunyai titik cair 24,4°C - 40°C dan
komposisi CPO dan PKO dapat dilihat pada tabel 2.1 dibawah ini:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 komposisi minyak sawit mentah CPO dan minyak inti sawit PKO
As. Lemak Rumus Kimia
CPO PKO
As. Kaprilat As. Kaproat
As. Laurat As. Miristat
As. Palmitat As. Stearat
As. Oleat As. linoleat
CH
3
CH
2 6
CO
2
H CH
3
CH
2 8
CO
2
H CH
3
CH
2 10
CO
2
H CH
3
CH
2 12
CO
2
H CH
3
CH
2 14
CO
2
H CH
3
CH
2 16
CO
2
H CH
3
CH
2 7
CH=CHCH
2 7
CO
2
H CH
3
CH
2 4
=CHCH
2
CH=CHCH
2 7
CO
2
H -
- -
1.1 – 2.5 40 – 46
3.6 – 3.7 39 – 45
7.0 - 11 3.0 – 4.0
3.0 – 7.0 46 – 52
14 – 17 6.5 – 9.6
1.0 – 2.5 13 – 19
0.5 – 2.0 Sumber: Ketaren, 1986
Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan asam oleat ini adalah dari minyak sawit mentah. Kelapa sawit dewasa ini sedang dibudidayakan secara besar-
besaran oleh pemerintah. Adapun sifat-sifat kimia dan fisika CPO adalah sebagai berikut :
Sifat Kimia a.
Bilangan iodin mgl1000 gr = 52-54
b. Bilangan penyabunan mg KOH gr
= 198-205 c.
Asam lemak bebas = 2,5-4,5
d. Kelembaban
= 0,1
e. Pengaruh indeks pemutihan
= 2,3-2,4
Universitas Sumatera Utara
f. Kandungan karbon
• C
14
= 40-52 •
C
16
= 14-18
• C
18
= 7-9 •
C
18
F
1
= 1-3 •
C
18
F
2
= 11-19
• C
18
F
3
= 1
maks g.
Bersifat hidrolisis h.
Tidak stabil pada suhu kamar i.
Mengandung zat warna alfa dan beta karotenoit 0,05-0,2 j.
Kandungan karoten 297-313
Sifat Fisika a.
Spesifik gravity 25 C 15,5
C = 0,917-0,919
b. Density
grml =
0,8910 c.
Massa jenis =
0,9 d.
Indeks bias =
1,4565-1,0445885 e.
Berat molekul
= 200,31
f. Melting point
C =
33-39 g.
Boiling point C, P= 10 mmHg
= 170
Asam lemak adalah senyawa organik yang merupakan penyusun lemak dan minyak, baik nabati maupun hewani. Untuk mengkonversi atau mengubah minyak
Universitas Sumatera Utara
atau lemak menjadi asam lemak dapat dilakukan dengan beberapa proses kimia seperti, hidrolisa, hidrogenasi, alkalisasi, dan sulfonasi.
Asam oleat dapat dihasilkan dari fraksinasi asam lemak yang diperoleh dari proses pengubahan minyak menjadi asam lemak. Dalam hal ini proses yang
digunakan adalah proses hidrolisis. Reaksi hidrolisis yang terjadi adalah : O
CH
2
O C R CH
2
OH O
CH O C R + 3H
2
O CH OH + 3 RCOOH O
CH
2
O C R CH
2
OH Trigliserida
Air Gliserol Asam Lemak
Asam oleat dapat dihasilkan dari fraksinasi asam lemak yang diperoleh dari hidrolisis lemak. Dalam industri asam oleat banyak digunakan sebagai surface
active, emulsifier, dan dalam produk-produk kosmetika. Sifat-sifat fisika dan kimia asam oleat adalah sebagai berikut :
Sifat Fisika a.
Berat molekul kgmol = 280,45
b. Spesifik
gravity =
0,895 c.
Melting point C
= 16,3
d. Boiling point
C =
360 e.
Tidak larut dalam air
Universitas Sumatera Utara
f. Mudah terhidrogenasi
g. Merupakan asam lemak tak jenuh
h. Tidak berwarna
Sifat Kimia a.
Rumus = C
18
H
34
O
2
b. Bilangan
asam =
280,1 c.
Larut dalam pelarut organik seperti alkohol sumber : Daniel,1982
2.2. PROSES PEMBUATAN ASAM OLEAT