f. Mudah terhidrogenasi
g. Merupakan asam lemak tak jenuh
h. Tidak berwarna
Sifat Kimia a.
Rumus = C
18
H
34
O
2
b. Bilangan
asam =
280,1 c.
Larut dalam pelarut organik seperti alkohol sumber : Daniel,1982
2.2. PROSES PEMBUATAN ASAM OLEAT
Pada prinsipnya pembuatan asam oleat dibagi menjadi tiga tahap, yaitu : 1.
Proses pemisahan gum Degumming 2.
Proses hidrolisis minyak sawit mentah, dan 3.
Proses fraksinasi asam lemak
2.2.1. Proses pemisahan Gum Degumming
Pemisahan gum merupakan proses pemisahan getah atau lendir-lendir yang terdiri dari fosfatida, protein, residu, karbohidrat, air, dan resin. Biasanya proses ini
dilakukan dengan dehidrasi gum atau kotoran lain, supaya bahan tersebut lebih mudah terpisah dari minyak, kemudian diteruskan dengan proses pemusingan
centrifusi. Caranya ialah dengan memasukkan uap air panas ke dalam minyak disusul dengan pengaliran air dan selanjutnya di sentrifisi sehingga bagian lender
Universitas Sumatera Utara
terpisah dari air. Pada waktu proses sentrifusi berlangsung, ditambahkan bahan kimia yang dapat menyerap air misalnya asam mineral pekat atau garam dapur
NaCl. Suhu minyak pada waktu proses centrifusi berpisah antara 32-50 C, dan
pada suhu tersebut kekentalan minyak akan berkurang sehingga gum mudah terpisah dari minyak. Ketaren, 1986
2.2.2. Proses Hidrolisis Minyak Sawit Mentah
Minyak sawit mentah merupakan bahan baku pembuatan asam oleat. Asam oleat dihasilkan melalui proses hidrolisis asam lemak dari minyak sawit mentah
dalam Splitting, proses ini dilakukan secara kontinu dan berlawanan arah pada temperatur dan tekanan tinggi, sehingga menghasilkan asam lemak dan gliserin yang
berupasweet water. Sistem berlawanan arah terjadi pada temperatur 240 C dan
tekanan 47-49 atm Bailey,1964. Minyak dipompakan dari bagian menara kira-kira 90 cm dari atas menara, sedangkan air dialirkan melalui puncak menara.
Perbandingan antara minyak dan air yang direaksikan adalah 40-50 berat minyak Bailey,1964. Minyak disemburkan menembus campuran gliserin yang
terakumulasi di bagian bawah menara, selanjutnya menembus campuran air dan minyak sehingga mencapai hidrolisis yang sempurna. Sistem yang kontinu dan
berlawanan arah dengan temperatur dan tekanan tinggi dan akan menghasilkan derajat hidrolisis yang tinggi. Keuntungan dari pemakaian proses hidrolisis ini
adalah proses pemisahan asam lemak dengan gliserol lebih murni, sedangkan kerugiannya asam lemak terhidrolisis masih mengandung air dengan kandungan air
yang cukup tinggi.
Universitas Sumatera Utara
2.2.3. Proses Fraksinasi Asam Lemak