68
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Kota Pematangsiantar 4.1.1 Kondisi Geografis
Kota Pematangsiantar terletak antara 3 1’ 09” sampai 2
54’ 40” lintang utara dan 99
06’ 23” sampai 99 01’ 10” bujur timur dengan ketinggian 400 m di
atas permukaan laut, jarak ke Kota Medan 128 km. Kota Pematangsiantar terdiri atas enam kecamatan dan 43 kelurahan, luas wilayah 7.997,1 Ha atau sekitar
0,11 dari luas Propinsi Sumatera Utara 71.600 km
2
.
Tabel 4.1 : Luas wilayah Kota Pematangsiantar berdasarkan kecamatan No
Kecamatan Luas Ha
1 Siantar Marihat
2.805,40 2
Siantar Selatan 202,00
3 Siantar Barat
320,50 4
Siantar Utara 365,00
5 Siantar Timur
435,00 6
Siantar Martoba 3.869,16
Jumlah 7.997,06
Sumber : BPS Kota Pematangsiantar
Universitas Sumatera Utara
69
4.1.2 Kondisi Iklim dan Topografi
Topografi Kota Pematangsiantar berupa tanah berbukit-bukit dan berlembah serta datar di bagian pusat kota. Daerah bergelombang sampai berbukit
di sebelah utara dan barat. Sementara di sebelah selatan dan timur merupakan daerah landai dengan kemiringan 0-15.
Karena terletak dekat garis khatulistiwa, Kota Pematangsiantar tergolong ke dalam daerah tropis dan daerah datar, beriklim sedang dengan dengan rata-rata
31 C dan suhu dengan rata-rata 19,1
C. Kelembaban udara rata-rata 84,57. Sedangkan curah hujan rata-rata 256 mmtahun.
4.1.3 Kondisi Demografi
Pada dasarnya penduduk merupakan modal dasar pembangunan, oleh karena iti data statistik kependudukan mutlak diperlukan untuk kepentingan
perencanaan pembangunan dengan segala aspeknya. Pertumbuhan penduduk yang tidak seimbang dengan pertumbuhan kesempatan kerja, mengakibatkan
meningkatnya jumlah pengangguran. Pada tahun 2006 penduduk Kota Pematangsiantar mencapai 247.837 jiwa dengan kepadatan penduduk 3.099 jiwa
per km
2
. Sedangkan laju pertumbuhan penduduk Kota Pematangsiantar pada tahun 2006 sebesar 0,63. Penduduk perempuan di Kota Pematangsiantar lebih
banyak daripada penduduk laki-laki. Pada tahun 2006 penduduk Kota Pematangsiantar yang berjenis kelamin perempuan berjumlah 125.739 jiwa dan
penduduk laki-laki 122.098 jiwa. Dengan demikian sex ratio penduduk Kota Pematangsiantar sebesar 0,97.
Universitas Sumatera Utara
70
Tabel 4.2 : Jumlah penduduk Kota Pematangsiantar tahun 1994-2005 Tahun
Laki-laki Perempuan
Jumlah penduduk
Laju pertumbuhan penduduk
1994 112.184
116.322 228.506
0,95 1995
112.054 117.182
229.236 0,32
1996 113.614
117.198 230.812
0,69 1997
116.026 116.420
232.446 0,71
1998 117.120
119.757 236.871
1,90 1999
117.934 120.584
238.518 0,70
2000 118.128
122.705 240.831
0,97 2001
119.667 122.813
241.480 0,27
2002 119.985
122.139 242.124
0,27 2003
120.369 122.530
242.899 0,32
2004 120.453
123.928 244.435
0,63 2005
121.354 124.923
246.277 0,75
Sumber : BPS Kota Pematangsiantar 4.1.4 Perkembangan Sektor Industri Manufaktur Kota Pematangsiantar
Jumlah industri manufaktur di Kota Pematangsiantar pada tahun 2001 ada sebanyak 432 buah atau naik 0,08 dibanding tahun 2000. Tetapi jika
dibandingkan dengan tahun 1999 jumlah industri manufaktur di Kota Pematangsiantar mengalami penurunan sebesar 3,57. Industri manufaktur yang
terbanyak di Kota Pematangsiantar ada pada kelompok industri barang-barang
Universitas Sumatera Utara
71 dari logam, mesin, dan perlengkapan. Kemudian kelompok industri makanan,
minuman, dan tembakau, kelompok industri kertas dan percetakan.
Tabel 4.3 : Perkembangan jumlah industri manufaktur di Kota Pematangsiantar tahun 1999-2007
Tahun Jumlah industri
1999 405
2000 428
2001 432
2002 433
2003 481
2004 507
2005 516
2006 530
2007 539
Sumber : BPS Kota Pematangsiantar
Tabel 4.4 : Jumlah industri manufaktur di Kota Pematangsiantar menurut kelompok industri unit usaha
No Kelompok industri
2001 2002
2003
1 Industri makanan, minuman, dan tembakau
91 113
148 2
Industri tekstil, pakaian jadi, dan kulit 42
92 40
3 Industri kayu dan barang dari kayu
36 29
34 4
Industri kertas dan percetakan 58
49 49
Universitas Sumatera Utara
72 5
Industri kimia, minyak bumi, batubara, karet, dan barang dari plastik
51 54
47
6 Industri barang galian bukan logam kecuali
minyak bumi dan batubara -
- 6
7 Industri logam dasar
- -
- 8
Industri barang dari logam, mesin, dan perlengkapannya
142 123
133
9 Industri pengolahan lainnya
12 23
24 Total industri
432 433
481
Sumber : BPS Kota Pematangsiantar 4.1.5
Perkembangan PDRB Sektor Industri Manufaktur Kota Pematangsiantar
Nilai PDRB sektor industri Kota Pematangsiantar dari tahun ke tahun menunjukkan adanya tendensi peningkatan. Peningkatan PDRB sektor industri
paling tajam terjadi pada tahun 1993 dimana nilainya sebesar Rp 244,90 miliar rupiah dari tahun sebelumnya nilai PDRB sektor industri adalah sebesar Rp 75,36
miliar rupiah. Tingkat pertumbuhan sektor industri di tahun 1993 tersebut adalah sebesar 2,25. Dari tahun 1993 tersebut PDRB sektor industri terus meningkat
hingga tahun 1996. Pada masa krisis moneter di tahun 1998, terbukti sektor industri Kota Pematangsiantar cukup tangguh karena penurunan PDRB sektor
industri tidak begitu tajam. Penurunan tingkat pertumbuhan sektor industri di tahun 1998 tersebut adalah sebesar 0,04. Dari tahun 1999 tersebut PDRB sektor
industri terus meningkat hingga tahun 2004. Peningkatan pertumbuhan sektor
Universitas Sumatera Utara
73 industri di tahun 2003 adalah sebesar 0,009. Sementara dari tahun 2004 sampai
tahun 2005 nilai PDRB sektor industri menurun. Penurunan pertumbuhan sektor industri di tahun 2004 adalah sebesar 0,003. Selanjutnya di tahun 2006 sampai
2007 nilai PDRB sektor industri meningkat kembali. Besarnya tingkat pertumbuhan sektor industri di tahun 2006 adalah 0,02. Dari data tahun 1986-
2008 menunjukkan bahwa PDRB sektor industri manufaktur Kota Pematangsiantar terbesar diperoleh di tahun 2007 yakni 275,42 miliar rupiah.
Tabel 4.5 : Perkembangan PDRB Sektor Industri Manufaktur Kota Pematangsiantar Atas Dasar Harga Konstan tahun 1986-2008
Tahun PDRB sektor industri miliar rupiah
Kontribusi terhadap PDRB
1986 24.70
23,27 1987
32.10 24,58
1988 41.12
24,73 1989
50.46 25,46
1990 58.46
26,39 1991
70.90 27,14
1992 75.36
27,62 1993
244.90 46,90
1994 256.84
44,40 1995
258.16 44,53
1996 261.02
40,45 1997
259.32 39,46
1998 248.30
37,89 1999
256.25 37,51
2000 263.55
37,01 2001
264.36 34,26
2002 267.08
32,83 2003
269.38 31,29
2004 268.60
34,37 2005
265.89 35,48
2006 272.07
35,62 2007
275.42 36,53
2008 274.60
37,81
Sumber : BPS Sumut
Universitas Sumatera Utara
74
4.1.6 Perkembangan Tenaga Kerja Sektor Industri Manufaktur Kota Pematangsiantar
Dari tahun ke tahun jumlah penduduk Kota Pematangsiantar umur 15 tahun ke atas yang bekerja di sektor industri manufaktur terus meningkat. Pada
tahun 2004, terdapat 9.821 jiwa , kemudian naik menjadi 10.254 jiwa pada tahun 2005, namun kemudian pada tahun 2006 turun menjadi 10.325 jiwa. Jika dilihat
sejak tahun 1986, maka angka tertinggi terjadi pada tahun 2006 dengan jumlah 10.325 jiwa. Sementara itu, 5.813 jiwa adalah jumlah terendah yang terjadi pada
tahun 1986. Jika dirata-ratakan dalam kurun waktu 1986-2008 sektor industri Kota Pematangsiantar mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 9.352 jiwa.
Tabel 4.6 : Perkembangan Tenaga Kerja Sektor Industri Manufaktur Kota Pematangsiantar tahun 1986-2008
Tahun Tenaga kerja sektor industri
ribu jiwa
1986 5.81
1987 6.34
1988 6.75
1989 6.92
1990 7.58
1991 7.85
1992 8.86
1993 9.48
1994 9.76
1995 10.11
1996 10.23
1997 10.05
1998 8.74
1999 8.86
2000 8.93
Universitas Sumatera Utara
75 2001
9.37 2002
9.70 2003
9.59 2004
9.82 2005
10.25 2006
10.32 2007
10.17 2008
10.24
Sumber : BPS Sumut 4.1.7 Perkembangan Kredit Usaha Industri Manufaktur
Kota Pematangsiantar
Berdasarkan data Bank Indonesia, dapat diketahui bahwa total kredit yang disalurkan oleh pihak perbankan setiap tahunnya mengalami perubahan. Apakah
itu mengalami peningkatan ataupun penurunan, seperti yang dapat dilihat pada tabel. Fluktuasi nilai kredit yang disalurkan sangat dipengaruhi oleh keadaan
perekonomian. Sebagaimana yang telah dibahas pada bab II bahwa salah satu unsur yang turut mempengaruhi pemberian kredit adalah condition of economy.
Adanya krisis moneter pada tahun 1998, turut mempengaruhi tingkat pemberian kredit. Perubahan nilai kurs juga ikut mempengaruhi. Akan tetapi,
dengan adanya beberapa program pemulihan ekonomi, tingkat pemberian kredit terutama Kredit Usaha Kecil KUK mulai mengalami peningkatan. Walaupun
peningkatan itu seperti merayap, tetapi tetap bisa pasti bertambah. Fokus perbaikan ekonomi yang mulai beralih ke usaha yang berskala kecil
juga salah satu alasan mengapa kredit yang disalurkan pihak perbankan terus meningkat. Adanya penelitian bahwa usaha berskala kecil mampu bertahan dari
guncangan ekonomi global. Di saat industri besar mulai merumahkan karyawannya, industri kecil malah menyerap tenaga kerja. Hal ini terjadi karena
Universitas Sumatera Utara
76 industri kecil mengandalkan usahanya sendiri dalam berproduksi. Tidak seperti
industri besar yang selalu bergantung pada barang ataupun bahan produksi dari luar negeri. Sehingga tatkala terjadi gejolak ekonomi, mereka pun ikut-ikutan
gunjang-ganjing. Kesadaran yang seperti inilah yang menjadi alasan mengapa pihak perbankan meningkatkan kredit yang disalurkan kepada industri kecil.
Tabel 4.7 : Perkembangan Kredit Usaha Industri Manufaktur Kota Pematangsiantar tahun 1986-2008
Sumber : BPS Sumut Tahun
Kredit usaha industri tahun sebelumnya
miliar rupiah
1986 10.86
1987 12.63
1988 15.75
1989 19.68
1990 24.76
1991 31.68
1992 52.94
1993 68.17
1994 77.05
1995 84.72
1996 97.73
1997 103.50
1998 107.10
1999 96.51
2000 107.83
2001 114.49
2002 118.56
2003 115.98
2004 113.07
2005 116.86
2006 119.57
2007 120.48
2008 123.76
Universitas Sumatera Utara
77
4.2 Analisis Data 4.2.1 Pengujian Pengaruh Variabel Independen terhadap Variabel