16
c. Respons Afektif Respon  afektif  juga  perlu  diperhatikan  oleh  seorang  perawat  di  dalam
melakukan  pengkajian  terhadap  pasien  dengan  gangguan  rasa  nyeri.  Ansietas kecemasan  perlu  digali  dengan  menanyakan  pada  pasien  seperti:  “apakah  saat
ini  Anda  merasakan  cemas?.  Selain  itu  juga  adanya  depresi,  ketidaktertarikan pada  aktivitas  fisik  dan  perilaku  menarik  diri  dari  lingkungan  yang  perlu
diperhatikan. Respons afektif seperti cemas, marah, tidak nafsu makan, kelelahan, tidak  punya  harapan,  dan  depresi  juga  terjadi  pada  klien  yang  mengalami  nyeri.
Cemas  sering  diasosiasikan  sebagai  nyeri  akut  dan  frekuensi  dari  nyeri  tersebut dapat  diantisipasi.  Sedangkan  depresi  sering  diasosiasikan  sebagai  nyeri  kronis
Taylor, 1997.
2. Analisa data
Analisa  data  adalah  kemampuan  untuk  mengaitkan  data  dan menghubungkan  data  dengan  keluhan  yang  dirasakan  klien  secara  objektif,
sehingga  dapat  diketahui  apa  masalah  kesehatan  ataupun  masalah  keperawatan yang  dihadapi  oleh  klien.  Penegakan  diagnosa  keperawatan  yang  akurat  akan
dapat  dilaksanakan  apabila  data  dan  analisa  pengkajian  yang  dilakukan  dengan cermat  dan  akurat.  Dari  pengkajian  tersebut  dapat  dibuat  analisa  data  untuk
merumuskan  masalah  keperawatan  Prasetyo,  2010.  Pengumpulan  data  adalah pengumpulan  informasi  tentang  klien  yang  dilakukan  secara  sistematis  untuk
menentukan  masalah-masalah,  serta  kebutuhan  keperawatan  dan  kesehatan lainnya.  Pengumpulan  informasi  merupakan  tahap  awal  dalam  proses
keperawatan.  Dari  informasi  yang  terkumpul,  didapatkan  data  dasar  tentang
17
masalah-masalah yang dihadapi klien. Selanjutnya data dasar itu digunakan untuk menentukan  diagnosis  keperawatan,  merencanakan  asuhan  keperawatan,  serta
tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah klien. Pengumpulan data dimulai sejak  pasien  masuk  rumah  sakit  initial  assesment,  selama  klien  dirawat  secara
terus menerus
ongoing assesment,
serta pengkajian
ulang untuk
menambahmelengkapi  data  re-assesment.  Data  dasar  adalah  kumpulan  data yang  berisikan  mengenai  status  kesehatan  klien,  kemampuan  klien  mengelola
kesehatan  terhadap  dirinya  sendiri,  dan  hasil  konsultasi  dari  medis  atau  profesi kesehatan  lainnya.  Data  fokus  adalah  data  tentang  perubahan-perubahan  atau
respon  klien  terhadap  kesehatan  dan  masalah  kesehatannya  serta  hal-hal  yang
mencakup tindakan yang dilaksanakan terhadap klien.
Tujuan pengumpulan data 1. Memperoleh informasi tentang keadaan kesehatan klien.
2. Untuk menentukan masalah keperawatan dan kesehatan klien. 3. Untuk menilai keadaan kesehatan klien.
4.  Untuk  membuat  keputusan  yang  tepat  dalam  menentukan  langkah-langkah berikutnya.
Menurut NANDA 2012, menyatakan bahwa batasan karakteristik untuk diagnosa keperawatan nyeri akut dan nyeri kronis adalah sebagai berikut.
Batasan karakteristik untuk nyeri akut
- Perubahan selera makan
- Perubahan tekanan darah
- Perubahan frekuensi jantung
- Perubahan frekuensi pernapasan
18
- Laporan isyarat
- Diaforesis
- Perilaku distraksi mis., berjalan mondar- mandir, mencari orang lain dan atau
aktivitas lain, aktivitas yang berulang -
Mengekspresikan  perilaku  mis.,  gelisah,  merengek,  menangis,  waspada, iritabilitas, mendesah
- Masker  wajah  mis.,  mata  kurang  bercahaya,  tampak  kacau,  gerakan  mata
berpencar atau tetap pada satu fokus, meringis -
Sikap melindungi area nyeri -
Fokus  menyempit  mis.,  gangguan  persepsi  nyeri,  hambatan  proses  berpikir, penurunan interaksi dengan orang lain dan lingkungan
- Indikasi nyeri yang dapat diamati
- Perubahan posisi untuk menghindari nyeri
- Sikap tubuh melindungi
- Dilatasi pupil
- Melaporkan nyeri secara verbal
- Fokus pada diri sendiri
- Gangguan tidur
Batasan karakteristik untuk nyeri kronis
- Hambatan kemampuan meneruskan aktivitas sebelumnya
- Anoreksia
- Atrofi kelompok otot yang terserang
- Perubahan pola tidur
19
- Skala keluhan mis., penggunaan skala nyeri
- Depresi
- Masker  wajah  mis.,  mata  kurang  bercahaya,  tampak  kacau,  gerakan  mata
berpencar atau tetap pada satu fokus, meringis -
Letih -
Takut terjadi cedera berulang -
Sikap melindungi area nyeri -
Iritabilitas -
Perilaku protektif yang dapat diamati -
Penurunan interaksi dengan orang lain -
Keluhan nyeri -
Gelisah -
Berfokus pada diri sendiri -
Respons  yang  diperantarai  saraf  simpatis  mis.,  suhu  dingin,  perubahan  posisi tubuh, hipersensitivitas
3. Rumusan Masalah