19
- Skala keluhan mis., penggunaan skala nyeri
- Depresi
- Masker  wajah  mis.,  mata  kurang  bercahaya,  tampak  kacau,  gerakan  mata
berpencar atau tetap pada satu fokus, meringis -
Letih -
Takut terjadi cedera berulang -
Sikap melindungi area nyeri -
Iritabilitas -
Perilaku protektif yang dapat diamati -
Penurunan interaksi dengan orang lain -
Keluhan nyeri -
Gelisah -
Berfokus pada diri sendiri -
Respons  yang  diperantarai  saraf  simpatis  mis.,  suhu  dingin,  perubahan  posisi tubuh, hipersensitivitas
3. Rumusan Masalah
Perumusan  masalah  keperawatan  didasarkan  pada  identifikasi  kebutuhan klien.  Diagnosa  keperawatan  berfokus  pada  mendefinisikan  kebutuhan  dasar
keperawatan  dari  klien  Gordon,  1994.  Untuk  mengidentifikasikan  kebutuhan klien,  perawat  harus  lebih  dulu  menentukan  apa  masalah  kesehatan  klien  dan
apakah masalah tersebut potensial atau aktual Potter  Perry, 2005.
Terdapat  dua  diagnosa  keperawatan  utama  yang  dapat  digunakan  untuk menggambarkan  nyeri  pada  klien  yaitu  nyeri  akut  dan  nyeri  kronis.  Menurut
20
North  American  Nursing  Diagnosis  Association  NANDA,  2012,  nyeri  akut didefenisikan  sebagai  suatu  pengalaman  sensori  dan  emosional  yang  tidak
menyenangkan  sebagai  akibat  dari  kerusakan  jaringan  yang  bersifat  aktual maupun  potensial,  dengan  onset  tiba-tiba  ataupun  lambat,  dan  intensitas  yang
ringan sampai berat, dapat diprediksi untuk berakhir dan durasi kurang dari enam bulan.  Nyeri  kronis  didefenisikan  sebagai  suatu  pengalaman  sensori  dan
emosional yang tidak menyenangkan sebagai akibat dari kerusakan jaringan yang bersifat  aktual  maupun  potensial,  dengan  onset  tiba-tiba  ataupun  lambat,  dari
intensitas yang ringan sampai berat, tidak dapat diprediksi berakhirnya dan durasi lebih dari enam bulan NANDA, 2012.
4. Perencanaan keperawatan
Berdasarkan  diagnosa  keperawatan  yang  diperoleh,  menurut  Wilkinson dan  Ahren  2012,  intervensi  keperawatan  pada  pasien  dengan  diagnosa
keperawatan nyeri akut dan nyeri kronis adalah:
1. Nyeri Akut
Intervensi Keperawatan a
Kaji  nyeri  yang  meliputi  lokasi,  awitan  dan  durasi,  frekuensi, kualitas, intensitas atau keparahan nyeri, dan faktor presipitasinya.
b Observasi  isyarat  nonverbal  ketidaknyamanan,  khususnya  pada
mereka yang tidak mampu berkomunikasi efektif. c
Berikan informasi tentang nyeri, seperti penyebab nyeri, berapa lama akan berlangsung, dan antisipasi ketidaknyamanan akibat prosedur.
21
d Ajarkan  penggunaan  tehnik  nonfarmakologis  misalnya,  hipnosis,
relaksasi,  imajinasi  terbimbing,  terapi  musik,  distraksi,  terapi bermain,  terapi  aktivitas,  kompres  hangat  atau  dingin,  dan  masase
sebelum,  setelah  dan  jika  memungkinkan  selama  aktivitas  yang menimbulkan nyeri.
e Bantu pasien untuk lebih berfokus pada aktivitas, bukan pada nyeri
dan  rasa  tidak  nyaman  dengan  melakukan  pengalihan  melalui televisi, radio, tape dan interaksi dengan pengunjung.
f Kendalikan  faktor  lingkungan  yang  dapat  memengaruhi  respon
pasien  terhadap  ketidaknyamanan  misalnya  suhu  ruangan, pencahayaan, dan kegaduhan.
2. Nyeri Kronis
Intervensi Keperawatan a
Pantau tingkat kepuasan pasien terhadap manajemen nyeri b
Tentukan dampak pengalaman nyeri pada kualitas hidup misalnya, tidur,  selera  makan,  aktivitas,  kognisi,  alam  perasaan,  hubungan,
kinerja, dan tanggungjawab peran c
Tawarkan  tindakan  meredakan  nyeri  untuk  membantu  pengobatan nyeri misalnya, tehnik relaksasi, dan masase punggung.
d Bantu pasien mengidentifikasi tingkat nyeri
e Tingkatkan istirahat dan tidur yang adekuat untuk peredaan nyeri
22
Menurut  Brunner  dan  Suddarth  2001,  intervensi  keperawatan  dengan  diagnosa nyeri adalah:
TujuanKriteria hasil Intervensi
Rasional Tujuan: klien secara
aktif akan berpartisipasi dalam
rencana pelaksanaan nyeri
Kriteria hasil: klien akan
- Melaporkan peredaan
nyeri yang diterima secara nyata dan
bahwa pasien akan mendapat bantuan
dalam meredakan nyeri
- Melaporkan intensitas
nyeri dan ketidaknyamanan
nyeri menurun setelah intervensi digunakan
- Melaporkan lebih
1. Yakinkan pasien
bahwa anda mengetahui nyeri
yang dialami pasien nyata dan akan
membantunya dalam menghadapi nyeri
tersebut. 2.
gunakan skala pengkajian nyeri
untuk mengidentifikasi
intensitas nyeri dan ketidaknyamanan.
3. Kaji dan catat nyeri
dan karakteristiknya : lokasi, kualitas,
frekuensi, dan durasi. 4.
Berikan analgesik sesuai yang
1. Ketakutan bahwa nyeri
akan tidak dapat diterima seperti peningkatan
ketegangan dan ansietas yang nyata dan
menurunkan toleransi nyeri.
2. Berikan nilai dasar untuk
mengkaji perubahan dalam tingkat nyeri dan
mengevaluasi intervensi 3.
Data membantu mengevaluasi nyeri dan
peredaan nyeri serta mengidentifikasi sumber-
sumber multiple dan jenis nyeri.
4. Analgesik, lebih
efektifbila diberikan pada awal siklus nyeri.
23
sedikit gangguan dan ketidaknyamanan
akibat nyeri setelah pengunaan intevensi
- Menerima medikasi
nyeri sesuai yang diresepkan
- Menunjukkan tanda-
tanda nyeri fisik dan perilaku dalam nyeri
akut tidak merengut, menangis, waspada
terhadap lingkungan sekitar, ikut serta
dalam peristiwa dan aktivitas
- Mengidentifikasi
keefektifan strategi peredaan nyeri
- Memperagakan
pengunaan strategi baru untuk meredakan
nyeri dan melaporkan keefektifannya
diresepkan untuk meningkatkan
peredaan nyeri yang optimal.
5. Berikan kembali skala
pengkajian nyeri. 6.
Catat keparahan nyeri pasien pada bagan.
7. Identifikasi dan
dorong pasien untuk menggunakan strategi
yang menunjukkan keberhasilan pada
nyeri sebelumnya. 8.
Ajarkan pasien strategi tambahan
untuk meredakan nyeri dan
ketidaknyamanan : distraksi, imajinasi
terbimbing, relaksasi. 9.
Intruksikan pasien dan keluarga tentang
potensial efek 5.
Memungkinkan pengkajian terhadap
keefektifan analgesik dan mengidentifikasi
kebutuhan terhadap tindak lanjut bila tidak efektif.
6. Membantu dalam
menunjukkan kebutuhan analgesik tambahan atau
pendekatan alternatif terhadap peƱatalaksanaan
nyeri. 7.
Mendorong penggunaan strategi peredaan nyeri
yang familiar dan dapat diterima oleh pasien.
8. Menggunakan strategi
ini sejalan dengan analgesia dapat
menghasilkan peredaan yang lebih efektif.
9. Mengantisipasi dan
mencegah efek samping memampukan pasien
24
- Mengalami efek
samping minimal dari analgesic tanpa
gangguan untuk mengatasi efek
samping samping analgesik dan
pencegahan serta penatalaksanaannya.
untuk melanjutkan penggunaan analgesik
tanpa gangguan karena efek samping.
B. Asuhan Keperawatan Kasus