Shavreni Oktadi Putri : Kesiapan Menikah Pada Wanita Dewasa Madya Yang Bekerja, 2010.
BAB III METODE PENELITIAN
A. PENDEKATAN KUALITATIF
Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk melihat kesiapan menikah wanita dewasa madya yang bekerja maka dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
pendekatan kualitatif deskriptif karena dianggap lebih dapat memberikan informasi tentang fenomena yang ada. Hal ini sejalan dengan pendapat Strauss
dan Corbin 2003 yang mengatakan bahwa metode kualitatif dapat memberi rincian yang kompleks tentang fenomena yang sulit diungkapkan oleh metode
kuantitatif. Penelitian kualitatif yang baik akan menampilkan kedalaman dan detail,
karena fokusnya memang penyelidikan yang mendalam pada sejumlah kecil kasus. Kasus dipilih sesuai dengan minat dan tujuan yang khusus yang diuraikan
dalam tujuan penelitian Poerwandari, 2007.
B. RESPONDEN PENELITIAN 1. Karakteristik Responden Penelitian
Karakteristik yang digunakan untuk memilih responden dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Dewasa madya dengan kisaran umur 40 sampai 55 tahun. Penelitian ini menggunakan rentang umur tersebut karena biasanya pada usia ini individu
yang bekerja belum mengalami masa pensiun.
Shavreni Oktadi Putri : Kesiapan Menikah Pada Wanita Dewasa Madya Yang Bekerja, 2010.
b. Berjenis kelamin wanita. c. Bekerja. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan responden yang bekerja
pada suatu perusahaan atau instansi tertentu. d. Belum pernah menikah.
2. Prosedur Pengambilan Responden Penelitian
Prosedur pengambilan responden penelitian ini adalah dengan menggunakan pengambilan sampel berdasarkan pengambilan sampel bola salju snowball
sampling. Pengambilan sampel dilakukan secara berantai dengan meminta informasi pada orang yang telah diwawancarai sebelumnya Poerwandari, 2007.
Peneliti bertanya pada responden penelitian mengenai siapa lagi yang dapat memberikan informasi atau sebagai calon responden penelitian selanjutnya.
3. Jumlah Responden Penelitian
Pada penelitian kualitatif, sampel tidak diarahkan pada jumlah yang besar, tidak ditentukan secara baku sejak awal tetapi dapat berubah sesuai dengan
pemahaman konseptual yang berkembang dalam penelitian Sarakantos, dalam Poerwandari, 2007. Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 3 tiga orang.
4. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Medan dan Belawan yaitu di tempat tinggal responden. Tempat disesuaikan dengan kemauan responden, dengan syarat
Shavreni Oktadi Putri : Kesiapan Menikah Pada Wanita Dewasa Madya Yang Bekerja, 2010.
responden merasa aman dan nyaman dengan keberadaannya dalam mengungkapkan hal-hal mengenai dirinya.
C. METODE PENGUMPULAN DATA
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam. Wawancara mendalam merupakan satu bentuk wawancara
yang dilakukan untuk memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam terhadap peristiwa yang dialami dan dirasakan oleh responden penelitian.
Wawancara mendalam memberikan kesempatan yang maksimal untuk menggali latar belakang hidup seseorang sehingga peneliti mendapatkan gambaran dan
dinamika yang hendak diteliti Banister dkk, dalam Poerwandari, 2007.
D. ALAT BANTU PENGUMPULAN DATA
Alat bantu yang digunakan dalam pengumpulan data adalah tape recorder dan pedoman wawancara.
1. Tape Recorder Alat Perekam
Menurut Poerwandari 2007, sebaiknya wawancara direkam dan dicatat dalam bentuk verbatim kata demi kata. Penggunaan alat perekam akan
mempermudah peneliti dalam mengulangi hasil wawancara dan tidak perlu sibuk mencatat jalannya wawancara. Selain itu, peneliti dapat lebih mudah melakukan
observasi selama wawancara berlangsung. Penggunaan alat perekam dilakukan
setelah ada persetujuan dari responden.
Shavreni Oktadi Putri : Kesiapan Menikah Pada Wanita Dewasa Madya Yang Bekerja, 2010.
2. Pedoman Wawancara Umum Pedoman wawancara bersifat semi strutur dan berupa open ended question.
Pada pelaksanaannya, pedoman wawancara ini tidak digunakan secara kaku. Tidak tertutup kemungkinan untuk menanyakan hal lain yang masih berhubungan
dengan topik penelitian agar wawancara tidak berjalan dengan kaku namun data
yang didapatkan lebih lengkap dan akurat.
E. KREDIBILITAS PENELITIAN
Suatu penelitian harus memiliki kualitas yang baik, dalam penelitian kualitatif validitas penelitian disebut dengan kredibilitas. Kredibiltas penelitian kualitatif
terletak pada keberhasilan dalam mengeksplorasi masalah atau mendeskriptifkan suatu fenomena yang kompleks Poerwandari, 2007.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan profesional judgement untuk menilai apakah pedoman yang telah dibuat sudah dapat menggali informasi yang
diinginkan peneliti dan menyertakan peneliti lain sebagai “devil’s advocate” yang akan memberikan kritik atau saran terhadap analisis yang dilakukan peneliti, dan
peneliti akan mencatat secara terperinci dan menyimpan secara lengkap data yang terkumpul beserta analisisnya untuk meningkatkan kredibilitas penelitian.
Hal ini sesuai dengan pendapat Marshall dan Rossman dalam Poerwandari, 2007 yang mengatakan langkah-langkah yang dapat meningkatkan kredibilitas
suatu penelitian, adalah: mencatat hal-hal penting serinci mungkin, mendokumentasikan secara lengkap dan rapi data yang terkumpul, proses
pengumpulan data maupun strategi analisisnya, memanfaatkan langkah-langkah
Shavreni Oktadi Putri : Kesiapan Menikah Pada Wanita Dewasa Madya Yang Bekerja, 2010.
dan proses yang diambil peneliti sebelumnya sebagai masukan pada penelitian, peneliti sendiri menyertakan orang-orang sebagai “devil’s advocate” yang dapat
mengkritik atau memberikan saran-saran terhadap analisis yang dilakukan peneliti, melakukan pengecekan kembali data dengan usaha untuk menguji
dugaan-dugaan yang berbeda.
F. PROSEDUR PENELITIAN 1. Tahap Awal Penelitian