Agus Rinaldi : Pertanggungjawaban Pengawas Terhadap Pengelolaan Suatu Yayasan Menurut Undang- Undang No. 16 Tahun 2001, 2008.
USU Repository © 2009
BAB III PENGAWAS SEBAGAI ORGAN YAYASAN MENURUT UNDANG-
UNDANG No. 16 TAHUN 2001
A. Tata Cara Pengangkatan, Penghentian dan Pemberhentisn Pengawas
Biasanya ada yang memprakarsai dibentuknya badan yayasan tersebut, bertindak selaku pendiri dan sekaligus duduk sebagai Ketua yang memimpin
Yayasan.
53
Sebagai badan hukum yang mempunyai maksud dan tujuan bersifat sosial, keagamaan dan kemanusiaan. Yayasan mempunyai organ yang terdiri atas
Pembina, Pengurus, dan Pengawas. Pemisahan yang tegas antara fungsi, Dalam ketentuan pasal 2 Undang-Undang Nomor 162001 jo Undang-
Undang Nomor 282004 tentang Yayasan, Yayasan mempunyai organ yang terdiri atas Pembina,Pengurus dan Pengawas.
53
Widjaya, Hukum perusahaan, mega Point, Jakarta, 2000, hal. 64.
Agus Rinaldi : Pertanggungjawaban Pengawas Terhadap Pengelolaan Suatu Yayasan Menurut Undang- Undang No. 16 Tahun 2001, 2008.
USU Repository © 2009
wewenang, dan tugas masing-masing organ tersebut serta pengaturan mengenai hubungan antara ketiga organ Yayasan yang tidak hanya dapat merugikan
kepentingan Yayasan, tetapi juga pihak lain. Pasal 2 Undang-Undang Yayasan Nomor 16 Tahun 2001 jo Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 2004. Yayasan mempunyai organ yang terdiri atas Pembina, Pengurus dan
Pengawas.
Pasal 40 ayat 1,2,3,dan 4 Undang-Undang Yayasan Nomor 16 Tahun 2001 1 Pengawas adalah organ Yayasan yang bertugas melakukan
pengawasan serta memberi nasihat kepada Pengurus dalam menjalankan kegiatan Yayasan.
2 Yayasan memiliki Pengawas sekurang-kurangnya 1 satu orang Pengawas yang wewenang, tugas, dan tanggung jawabnya diatur
dalam Anggaran Dasar. 3 Yang dapat diangkat menjadi Pengawas adalah orang perseorangan
yang mampu melakukan perbuatan hukum. 4 Pengawas tidak boleh merangkap sebagai Pembina atau Pengurus.
Memperhatikan Yayasan yang sudah berdiri sebelum Undang-Undang Yayasan Nomor 16 Tahun 2001 dan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004,
organisasi yang terdiri dari Pendiri, badan penyantun, Pengurus, dan kadang- kadang ada suatu badan Pengwasa khusus. Tidak ada aturan yang khusus
Agus Rinaldi : Pertanggungjawaban Pengawas Terhadap Pengelolaan Suatu Yayasan Menurut Undang- Undang No. 16 Tahun 2001, 2008.
USU Repository © 2009
mengatur mengenai organisasi Yayasan saat itu, tetapi yang selalu ada adalah pendiri dan pengurus. Jumlah Pendiri dan Pengurus ini pun tidak ada batasnya,
sehingga kalau jumlahnya besar, dapat merupakan suatu badan pendiri, dan pengurusnya pun dapat terdiri dari Pengurus lengkap dan Pengurus Harian.
54
Perubahan struktur ini tidak akan banyak mengundang kesulitan karena, baik Pembina, Pengurus, dan Pengawas akan selalu dapat diatur untuk diangkat
dari kalangan sendiri, baik berupa suami, istri, anak, menantu maupun teman- temannya sendiri. Hal inilah yang merupakan salah satu alasan mengapa
diusulkan adanya suatubadan pengawas eksternal yang mengawasi Yayasan, seperti Charity Commission di Inggris umpamanya.
Tidak banyak kesulitan dalam menyesuaikan susunan Pengawas sesuai dengan ketentuan pasal 40 ayat 3 Undang-undang Yayasan Nomor 16 Tahun
2001. Seandainya dapat dianggap Pembina hanya memperluas atau bentuk lain dari Pendiri, maka persoalan tinggal pada Pengawas. Lebih dari separoh yayasan
yang harus mengubah struktur organisasinya karena belum memiliki Pengawas.
55
Persoalan lain dalam hubungan dengan organ Yayasan ini adalah tidak boleh ada jabatan rangkap antara Pembina, Pengurus, dan Pengawas. Sebagian
Pasal 40 ayat 4 Undang-Undang Yayasan Nomor 16 Tahun 2001. Pengawas tidak boleh merangkap sebagai pembina, atau pengurus.
Pasal 42 Undang-Undang Yayasan Nomor 16 Tahun 2001. Pengawas wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugas untuk
kepentingan Yayasan.
54
Chatamarrasjid, Badan Hukum Yayasan Suatu Analisis Mengenai Yayayan Sebagai Suatu Badan Hukum Sosial, Op Cit. Hal.57.
55
Ibid
Agus Rinaldi : Pertanggungjawaban Pengawas Terhadap Pengelolaan Suatu Yayasan Menurut Undang- Undang No. 16 Tahun 2001, 2008.
USU Repository © 2009
besar dari Yayasan yang ada sekarang memiliki Pendiri dan Pengurus Yayasan yang sama.
Sering kali ditemukan Pendiri yang sekaligus merangkap sebagai Pengurus, dan Pengawas. Ini berarti para Pendiri itu,yang juga adalah Pengurus
dan Pengawas, akan membuat Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga yang paling sesuai dengan keinginankepentingan Pendiri, Pengurus, dan
Pengawas tersebut. Hal ini berarti bahwa Pendiri masih ikut campur dalam pengurusan yayasan dan dengan sendirinya memiliki kekuasaan yang mutlak di
dalam mengatur kehidupan yayasan. Di sini Pengurus dan Pengawas yang juga adalah Pendiri dapat membuat berbagai aturan ataupun merubah Anggaran Dasar
sesuai dengan kepentingannya. Hal inilah yang ingin dicegah oleh Undang- Undang Yayasan Nomor 16 Tahun 2001 dan Undang-Undang Nomor 28 Tahun
2004.
56
Yang dapat diangkat menjadi Pengawas adalah orang perorangan yang mampu melakukan perbuatan hukum.dan yang memenuhi persyaratan sebagai
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Untuk menghindari kemungkinan tumpang tindih kewenangan, tugas, dan tanggung jawab yang dapat merugikan
kepentingan yayasan atau pihak lain, Pengawas tidak boleh rangkap jabatan sebagai anggota Pembina, anggota Pengurus dan atau pelaksana kegiatan.
Yayasan memiliki Pengawas sekurang-kurangnya 1 satu orang Pengawas yang wewenang, tugas, dan tanggung jawabnya diatur dalam Anggaran Dasar.
57
Pengawas yayasan diangkat dan sewaktu-waktu dapat diberhentikan berdasrkan keputusan rapat Pembina. Dalam hal pengangkatan, pemberhentian,
56
Ibid, hal. 59.
57
Pasal 40 ayat 3, dan 4 Undang Undang Yayasan Nomor 16 Tahun 2001
Agus Rinaldi : Pertanggungjawaban Pengawas Terhadap Pengelolaan Suatu Yayasan Menurut Undang- Undang No. 16 Tahun 2001, 2008.
USU Repository © 2009
dan penggantian Pengawasdilakukan tidak sesuai dengan Anggaran Dasar, atas permohonan yang berkepentingan umum, pengadilan dapat membatalkan
pengangkatan, pemberhentian atau penggantian tersebut. Pengawas dapat memberhentikan sementara anggota Pengurus dengan menyebutkan alasannya.
Pemberhentian sementara sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 paling lambat 7 tujuh hari terhitung sejak tanggal pemberhentian sementara, wajib dilaporkan
secara tertulis kepada Pembina. Dalam jangka waktu 7 tujuh hari terhitung sejak tanggal laporan diterima, Pembina wajib memanggil anggota Pengurus yang
bersangkutan untuk diberi kesempatan membela diri. Dalam jangka waktu paling lambat 7 tujuh hari terhitung sejak tanggal pembelaan diri sebagaimana
dimaksud dalam ayat 3, Pembina wajib : 1. mencabut keputusan pemberhentian sementara; atau
2. memberhentikan anggota Pengurus yang bersangkutan. Apabila Pembina tidak melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
ayat 3 dan ayat 4, pemberhentian sementara tersebut batal demi hukum. Pengawas Yayasan diangkat oleh Pembina berdasarkan keputusan rapat
Pembina untuk jangka waktu selama 5 lima tahun dan dapat diangkat kembali untuk 1 satu kali masa jabatan. Ketentuan mengenai susunan, tata cara
pengangkatan, pemberhentian, dan penggantian Pengawas diatur dalam Anggaran Dasar. Dalam hal terdapat penggantian Pengawas Yayasan, Pembina wajib
menyampaikan pemberitahuan secara tertulis kepada Menteri dan kepada instansi terkait. Pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 wajib disampaikan
paling lambat 30 tiga puluh hari terhitung sejak tanggal dilakukan penggantian Pengawas Yayasan.
Agus Rinaldi : Pertanggungjawaban Pengawas Terhadap Pengelolaan Suatu Yayasan Menurut Undang- Undang No. 16 Tahun 2001, 2008.
USU Repository © 2009
Dalam hal pengangkatan, pemberhentian, dan penggantian Pengawas dilakukan tidak sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar, atas permohonan yang
berkepentingan atau atas permintaan Kejaksaan dalam hal mewakili kepentingan umum, Pengadilan dapat membatalkan pengangkatan, pemberhentian, dan
penggantian Pengawas tersebut. Dalam hal kepailitan terjadi karena kesalahan atau kelalaian Pengawas
dalam melakukan tugas pengawasan dan kekayaan Yayasan tidak cukup untuk menutup kerugian akibat kepailitan tersebut, setiap anggota Pengawas secara
tanggung renteng bertanggung jawab atas kerugian tersebut. Anggota Pengawas Yayasan yang dapat membuktikan bahwa kepailitan bukan karena kesalahan atau
kelalaiannya, tidak bertanggung jawab secara tanggung renteng atas kerugian tersebut.
Setiap anggota Pengawas yang dinyatakan bersalah dalam melakukan pengawasan Yayasan yang menyebabkan kerugian bagi Yayasan, masyarakat,
danatau Negara berdasarkan putusan Pengadilan dalam jangka waktu paling lama 5 lima tahun sejak putusan tersebut memperoleh kekuatan hukum tetap, tidak
dapat diangkat menjadi Pengawas Yayasan manapun.
B. Tugas dan Wewenang Pengawas