Pencegahan Kecelakaan Kerja LANDASAN TEORI

- Memilih, melatih ataupun menerima karyawan baru untuk menggantikan posisi karyawan yang terluka. d. Kerugian akibat kegunaan waktu dari petugas pemberi pertolongan pertama dan staff department rumah sakit, apabila pembiayaan ini tidak ditanggung oleh perusahaan asuransi. e. Kerugian akibat kerusakan mesin, perkakas, atau peralatan lainnya atau oleh karena tercemar oleh bahan bakumaterial. f. Kerugian akibat pelaksanaan system kesejahteraan bagi karyawan. g. Kerugian akibat keharusan untuk meneruskan pembayaran upah penuh bagi karyawan yang dulu terluka setelah mereka kembali bekerja, walaupun mereka mungkin belum pulih sepenuhnya hanya menghasilkan separuh dari kemempuan pada saat normal. h. Kerugian akibat hilangnya kesempatan memperoleh laba dari produktivitas karyawan yang terluka dan akibat dari mesin yang menganggur. i. Kerugian yang timbul akibat ketegangan atau menurunnya moral kerja karena kecelakaan tersebut.

3.4. Pencegahan Kecelakaan Kerja

Bermacam–macam usaha telah dilakukan dewasa ini untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja di perusahaan–perusahaan industri atau tempat– tempat kerja. Secara umum pola pencegahan kecelakaan dapat dilakukan melalui : 1. Peraturan–peraturan, yaitu peraturan perundang–undangan yang bertalian dengan syarat–syarat kerja, perencanaan kontruksi, perawatan, pengawasan, Universitas Sumatera Utara pengujian dan pemakaian peralatan industri, kewajiban pengusaha dan pekerja, pelatihan pengawasan K3, P3K dan pemeriksaan kesehatan tenaga kerja. 2. Standarisasi yaitu menyusun standart yang bersifat wajib maupun yang bersifat suka rela yang bertalian dengan konstruksi yang aman dari peralatan industri, hasil industri, pelindung diri dan alat pengaman. 3. Pengawasan yaitu pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan perundangan- undangan yang berlaku. 4. Penelitian teknik yaitu meliputi terhadap benda dan karakteristik–bahan berbahaya, mempelajari pengaman mesin, pengujian alat pelindung diri, penyelidikan tentang desain yang cocok untuk instalasi industri. 5. Penelitian medis yaitu meliputi hal–hal yang khusus yang berkaitan dengan penyakit akibat kerja dan akibat medis terhadap manusia dari berbagai kecelakaan kerja. 6. Penelitian psikologis yaitu penelitian terhadap pola–pola psikologis yang dapat menjurus kearah kecelakan kerja. 7. Penelitian statistik yaitu menentukan kecenderungan kecelakaan yang terjadi melalui pengamatan terhadap jumlah, jenis orangnya korban, jenis kecelakaan, faktor penyebab, sehingga dapat ditentukan pola pencegahan kecelakaan yang serupa. 8. Pendidikan yaitu pemberian pengajaran dan pendidikan cara pencegahan kecelakaan kerja dan teori–teori K3 sebagai mata pelajaran di sekolah–sekolah teknik dan pusat–pusat pelatihan kerja. Universitas Sumatera Utara 9. Training atau latihan yaitu pemberian instruksi dan petunjuk–petunjuk melalui praktek kepada para pekerja mengenai cara kerja yang aman. 10. Melakukan sosialisasi kepada tenaga kerja akan pentingnya K3 dalam upaya mencegah terjadinya kecelakaan, sehingga semua ketentuan K3 dapat diikuti oleh semua tenaga kerja. 11. Asuransi yaitu upaya pemberian insentif dalam bentuk reduksi terhadap premi asuransi kepada peusahaan yang melakukan usaha–usaha K3 yang berhasil menurunkan tingkat kecelakaan di perusahaannya. Teknik Pencegahan kecelakaan harus didekati dari dua aspek yakni aspek perangkat lunak manusia dan segala unsur yang berkaitan dan perangkat keras peralatan, perlengkapan, mesin, letak dan sebagainya. 1. Aspek Manusia Pencegahan kecelakaan dipandang dari aspek manusianya harus bermula dari hari pertama ketika semua karyawan mulai bekerja. Setiap karyawan harus diberitahu secara tertulis uraian mengenai jabatannya yang mencakup fungsi, hubungan kerja, wewenang dan tanggung jawab, serta syarat-syarat kerjanya. Seorang karyawan yang dapat menyandang suatu jabatan harus memenuhi syarat-syarat berikut : a. Pendidikan dan pengalaman harus sesuai dengan spesifikasi jabatan. b. Memiliki motivasi tinggi, dan kemampuan mencapai sasaran yang telah ditetapkan. c. Mempunyai rasa tanggung jawab. d. Latar belakang sosialnya harus sesuai dengan persyaratan jabatan. Universitas Sumatera Utara e. Pandangan hidup harus sesuai dengan falsafah perusahaan. Karyawan yang memiliki sikap-sikap tidak memenuhi syarat : a. Tidaksegan memiliki alat pelindung diri yang disediakan. b. Melanggar peraturan keselamatan dan kesehatan kerja yang diwajibkan dengan sengaja. c. Tergesa-gesa dan kurang hati-hati dalam pekerjaan. d. Bersikap kasar, bergurau, atau berkelakar sambil bekerja. e. Tidak memahami arti kerugian bagi perusahaan ataupun dirinya. Tiga sebab mengapa seorang karyawan melakukan kegiatan tidak selamat adalah : a. Yang bersangkutan tidak mengetahui cara yang aman atau perbuatan-perbuatan yang berbahaya. b. Yang bersangkutan tidak mampu memenuhi persyaratan kerja sehingga terjadilah tindakan yang dibawah standar. c. Yang bersangkutan mengetahui seluruh peraturan dan persyaratan kerja, tetapi dia sungkan memenuhinya. Dari aspek manusia, gejala penyebab kecelakaan bermula pada kegiatan tidak selamat manusia itu sendiri. Beberapa perbuatan yang mengusahakan keselamatan antara lain : a. Setiap karyawan bertugas sesuai dengan pedoman dan penuntun yang diberikan. b. Setiap kecelakaan atau kejadian yang merugikan harus segera dilaporkan kepada atasan. Universitas Sumatera Utara c. Setiap peraturan dan ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja harus dipatuhi secermat mungkin. d. Semua karyawan harus bersedia saling mengisi atau mengingatkan akan perbuatan yang dapat menimbulkan bahaya. e. Peralatan dan perlengkapan keselamatan kerja harus dipakai atau dipergunakan bila perlu. 2. Aspek Peralatan Dari aspek peralatan, pencegahan kecelakaan harus diadakan dengan terlebih dahulu menyusun berbagai system dalam perusahaan. Rancangan system ternyata lebih baik disbanding cara lain. Bagian-bagian berbahaya dapat dihilangkan tanpa mengurangi fungsi dasar mesin. Pada dasarnya mesin-mesin mempunyai bagian-bagian kritis yang dapat menimbulkan keadaan bahaya, yaitu : a. Bagian-bagian mesin yang sifatnya fungsional tidak membutuhkan operator mesin. Oleh sebab itu perlindungan tetap atau kombinasi tetap dan berpaut dapat diadakan. b. Bagian-bagian yang operasional memerlukan kehadiran operator secara terus menerus. Perlindungan untuk bagian ini boleh bersifat tetap atau alternative lainnya.

3.5. Analisis Kecelakaan Kerja

Dokumen yang terkait

Analisis Potensi Bahaya Dengan Menggunakan Metode Job Safety Analysis (JSA) Pada Bagian Produksi Di PT. PP. Lonsum Indonesia Tbk

20 163 185

Analisis Potensi Bahaya Sebagai Upaya Penanggulangan Kecelakaan Kerja Dengan Metode Job Safety Analysis (JSA) Di PT. Serba Indah Aneka Pangan.

3 83 127

PENERAPAN JOB SAFETY ANALYSIS SEBAGAI LANGKAH AWAL MENCEGAH TERJADINYA KECELAKAAN KERJA DI PT. ASTRA INTERNASIONAL Tbk. HSO CABANG DENPASAR BALI

0 4 57

PENILAIAN RISIKO PEKERJAAN DENGAN JOB SAFETY ANALYSIS (JSA) TERHADAP ANGKA KECELAKAAN KERJA PADA KARYAWAN PT. INDO ACIDATAMA Tbk. KEMIRI, KEBAKKRAMAT, KARANGANYAR

0 3 22

IMPLEMENTASI JOB SAFETY ANALYSIS SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA DI PT. TRI POLYTA INDONESIA, Tbk

0 4 68

PENILAIAN RISIKO PEKERJAAN DENGAN JOB SAFETY ANALYSIS Penilaian Risiko Pekerjaan Dengan Job Safety Analysis (Jsa) Terhadap Angka Kecelakaan Kerja Pada Karyawan Pt. Indo Acidatama Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar.

0 2 18

PENDAHULUAN Penilaian Risiko Pekerjaan Dengan Job Safety Analysis (Jsa) Terhadap Angka Kecelakaan Kerja Pada Karyawan Pt. Indo Acidatama Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar.

0 4 5

PENILAIAN RISIKO PEKERJAAN DENGAN JOB SAFETY ANALYSIS Penilaian Risiko Pekerjaan Dengan Job Safety Analysis (Jsa) Terhadap Angka Kecelakaan Kerja Pada Karyawan Pt. Indo Acidatama Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar.

2 3 28

ANALISIS KESELAMATAN SISTEM KERJA PADA AKTIVITAS OVERHEAD TRAVELLING CRANE DENGAN METODE JOB SAFETY ANALYSIS PT ALSTOM POWER ENERGY SYSTEMS INDONESIA.

1 1 9

USULAN PERBAIKAN KESELAMATAN KERJA UNTUK MEMINIMALKAN KECELAKAAN KERJA DENGAN PENDEKATAN JOB SAFETY ANALYSIS (JSA) PADA AREA LANTAI PRODUKSI DI PT. ALAM PERMATA RIAU

0 7 8