BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1. Minyak atsiri dari proses destilasi dengan alat stahl
Dari hasil destilasi diperoleh minyak atsiri berwarna kuning pucat dengan kadar 1,9 vb. Minyak atsiri yang kemudian diencerkan dengan etanol absolut 95
dengan variasi konsentrasi 10 dan 15 vv. Aktivitas antibakteri minyak atsiri daun attarasa menunjukkan zona hambat pada pertumbuhan beberapa bakteri patogen yaitu
Escherichia coli, Staphylococcus aureus dan Shigella.
Tabel 4.1 Hasil pengukuran diameter zona hambat beberapa kultur bakteri oleh minyak atsiri daun Attarasa
No Spesies bakteri
Konsentrtasi atsiri vv
Diameter zona hambat mm Rata-
rata mm
1 2
3 1
Escherichia Coli
Gram - 0kontrol
- -
- -
10 7
8 7
7,33 15
7 8
8 7,66
2 Staphylococcus
Aureus Gram+
0kontrol -
- -
- 10
9 8
7,5 8,17
15 9
11 10
10 3
Shigella Gram -
0kontrol -
- -
- 10
7 7
6,5 6,83
15 8
7 7
7,33
Universitas Sumatera Utara
Escherichia coli a Staphylococcus aureus b
Shigella c
Gambar 4.1 Zona hambat dari minyak atsiri daun attarasa 10, 15 vv dan kontrol 0 cakram terhadap kultur bakteri a Escherichia coli, b
Staphylococcus aureus dan c Shigella
Inkorporasi minyak atsiri dalam edible film pati tapioka
Edible film dibuat dari pati tapioka dengan konsentrasi pati 4, gliserol 1 dan diinkorporasi minyak atsiri daun attarasa dengan konsentrasi 1,5 vw lalu di cetak
dalam plat kaca ukuran 13 x 13 cm. Edible film pati tapioka yang diinkorporasi minyak atsiri daun attarasa memiliki ketebalan 0,17 mm. Aktivitas antibakteri edible
film pati tapioka yang diinkorporasi minyak atsiri daun attarasa menunjukkan zona bening di sekitar film terhadap pertumbuhan kultur bakteri uji.
10 15
10 15
10 15
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2 Pengukuran diameter zona hambat beberapa kultur bakteri oleh edible film yang diinkorporasi minyak atsiri daun attarasa
No Konsentrasi
atsiri vb
Spesies bakteri Escherichia coli
gram - Staphylococcus aureus
gram + Shigella
gram - 1
1,5 7,8 mm
zona bening -
7 mm zona bening
a Escherichia coli b Staphylococcus aureus
c Shigella
Gambar 4.2 Zona hambat dari edible film pati tapioka yang diinkorporasi minyak atsiri daun attarasa 1,5 vb terhadap kultur bakteri a
Escherichia coli, b Staphylococcus aureus dan c Shigella
Universitas Sumatera Utara
4.1.2 Pertumbuhan koloni bakteri pada ikan gurami yang di bungkus edible film pati tapioka yang diinkorporasi minyak atsiri daun attarasa
Dengan menggunakan metode Standard plate count SPC pada media plate count agar PCA, jumlah koloni yang tumbuh pada ikan gurami yang telah dibungkus
edible film pati tapioka yang diinkorporasi minyak atsiri daun attarasa dapat dihitung. Penghitungan jumlah koloni dilakukan dengan menggunakan counter pada hari ke 1,
3, 5 dan hari ke 7. Sebagai kontrol penghitungan jumlah koloni juga dilakukan terhadap ikan gurami yang tanpa pembungkus. Berikut hasil penghitungan jumlah
koloni yang tumbuh pada media PCA. Tabel 4.3 Hasil pengamatan pertumbuhan koloni pada ikan gurami yang di
bungkus edible film dan yang tanpa pembungkus
No Pengamatan hari
Jumlah koloni Ikan yang di
bungkus edible film Ikan tanpa
pembungkus 1
1 12
20 2
3 215
226 3
5 221
255 4
7 246
267
Isolat ikan yang dibungkus edible film Isolat ikan tanpa pembungkus Hari ke 1
Universitas Sumatera Utara
Hari ke 3
Hari ke 5
Hari ke 7
Gambar 4.3 Perbandingan pertumbuhan koloni pada isolat ikan gurami yang dibungkus edible film kiri dengan isolat ikan gurami tanpa
pembungkus kanan
Universitas Sumatera Utara
4.2 Pembahasan