Latar Belakang Dan Sejarah Museum Simalungun Potensi Museum Simalungun

berkembang dan museum barupun bermunculan baik diselenggarakan oleh pemerintah maupun oleh yayasan-yayasan swasta. Perubahan politik akibat gerakan reformasi yang dipelopori oleh para mahasiswa pada tagun 1998, telah mengubah tata negara Republik Indonesia. Perubahan ini memberikan dampak terhadap permuseuman di Indonesia. Direktorat Permuseuman diubah menjadi Direktorat Sejarah dan Museum di bawah Departemen Pendidikan Nasional pada tahun 2000. Pada tahun 2001, Direktorat Sejarah dan Museum diubah menjadi Direktorat Permuseuman. Susunan organisasi diubah menjadi Direktorat Purbakala dan Permuseuman di bawah Badan Pengembangan Kebudayaan dan Pariwisata Pada tahun 2002. Direktorat Purbakala dan Permuseuman diubah menjadi Asdep Purbakala dan Permuseuman pada tahun 2004. Akhirnya pada tahun 2005, dibentuk kembali Direktorat Museum di bawah Direktorat Jenderal Sejarah dan Purbakala, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. www.disbudpar.co.id 25062004

4.3 Latar Belakang Dan Sejarah Museum Simalungun

Rapat Harungguan yang diadakan pada 14 Januari 1937 dan dihadiri oleh tujuh orang Raja Simalungun, kepala distrik, Tungkat, tokoh masyarakat, dan tokoh pemerintahan setempat menyetujui didirikannya sebuah museum di Pematang Siantar yang bertujuan melestarikan budaya Batak Simalungun. Pembangunan museum ini dimulai pada April 1939 dan selesai pada Desember 1939. Semula museum ini disebut Rumah Pusaka Simalungun, diresmikan pada 30 April 1940. Universitas Sumatera Utara Museum Simalungun dikelola oleh Yayasan Museum Simalungun yang didirikan pada 27 September 1954. Koleksi Museum Simalungun memiliki koleksi etnografi dan arkeologi mencapai 866 buah.Alamat Jalan Sudirman No. 20, Pematang Siantar, Kelurahan Proklamasi, Kecamatan Siantar Barat, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara Telepon 0622-21954. Bagi pengunjung yang ingin melihat hasil karya nenek moyang pada masa lampau dengan mudah dapat membeli karcis masuk memiliki kategori harga karcis yaitu Dewasa: Rp 4.000 rombongan Rp 3.500, Anak-anak: Rp 2.000 rombongan Rp 1.500. waktu kunjungan yang diberikan pada hari Senin – Sabtu dengan waktu, pukul : 10.00 – 16.00 WIB, pada hari minggu museum tidak menerima kunjungan.

4.4 Potensi Museum Simalungun

Pematangsiantar - Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara Sumut, termasuk daerah yang paling kaya objek wisata. Objek wisatanya tersohor hingga ke mancanegara terutama Parapat di pesisir Danau Toba. Tempat ini paling banyak menyedot wisatawan mancanegara. Selain Parapat, ada wisata Gunung Dolok Simarjarunjung, wisata sejarah dan budaya Rumah Bolon Purba, Museum Simalungun dan Pantai Haranggaol. Di tengah popularitas Parapat di tingkat internasional, objek wisata lain justru terpuruk. Salah satunya, museum Simalungun yang terdapat di Jalan Jenderal Sudirman Nomor 10 Kota Pematang Siantar. Sampai kini museum tersebut relatif masuk hitungan dalam peta wisata. Padahal museum itu memiliki koleksi kebudayaan Universitas Sumatera Utara material peninggalan sejarah dan budaya yang berusia ratusan tahun. Peninggalan arkeologi maupun etnografi yang berumur ratusan tahun itu tak terawat. Kini berdebu dan perlahan hancur dimakan rayap. Peninggalan sejarah yang terkenal dan tersimpan dalam museum itu antara lain samborik alat rumah tangga yang terbuat dari kuningan untuk tempat sirih persembahan dan makanan adat, losung alat menumbuk padi, baluhat tempat air dari bambu, sapah piring kayu dan patiman mangkok kayu tempat lauk-pauk, parlobong kayu untuk membuat lobang untuk menanam padi, hudali cangkul tempo dulu, assuan cangkul dari batang enau, bubu alat menangkap ikan dari ijuk dan hirang tempat hasil panen ikan dan lain sebagainya. lokasi museum yang tersembunyi di samping kiri gedung Gereja Kristen Protesan Simalungun GKPS Jalan Sudirman Pematangsiantar. Museum Simalungun yang berdiri sejak 14 Januari 1937 juga tertinggal dalam pembangunan pariwisata Kabupaten Simalungun dan Sumatra Utara karena tidak ada program-program pengembangan. Kondisi bangunan museum kurang tertata apik, sehingga kurang mampu memikat hati pengunjung. Selain itu kegiatan promosinya sangat minim. Bahkan tidak ada. Hal ini dikarenakan kurangnya perhatian dari Pemerintah Kabupaten Simalungun, Pemerintah Kota Pematangsiantar dan Pemerintah Provinsi Pemprov Sumatra Utara. Bahkan kalangan intelektual dari Universitas Simalungun dan Universitas Sumatra Utara USU jarang melakukan studi mengenai peninggalan sejarah Simalungun yang ada di Museum Simalungun. Museum harus dikelola secara Universitas Sumatera Utara profesional dengan cara memilah-milah objek kunjungan berdasarkan usia pengunjung. Misalkan museum untuk anak-anak yang dilengkapi permainan. Kemudian ada museum untuk kalangan remaja yang dilengkapi alat-alat pembelajaran, museum untuk kalangan ilmuwan yang dilengkapi dengan kelengkapan bahan penelitian dan museum untuk umum yang menyajikan berbagai objek dan informasi tentang peninggalan sejarah dan budaya Simalungun. Pada saat era otonomi daerah sekarang, peluang untuk mengangkat kembali peninggalan sejarah dan seni-budaya Simalungun cukup luas. Namun untuk mencapai cita-cita itu, pemerintah daerah dan kalangan intelektual Simalungun harus memiliki komitmen yang tinggi memajukan objek wisata sejarah dan budaya, seperti Museum Simalungun di Pematangsiantar dan Rumah Bolon Simalungun di Pematang Purba. Kalau objek wisata sejarah dan budaya di Simalungun mampu dikelola secara profesional dan mampu menarik minat wisatawan lokal saja, warisan sejarah dan budaya Simalungun akan bisa dipertahankan di masyarakat Simalungun. Nilai-nilai budaya dan sejarah yang terkandung di dalamnya akan lenyap karena tak pernah dikenal dan dipedulikan lagi oleh generasi muda Simalungun. Karena itu, kepada masyarakat Simalungun di mana pun berada, jangan sampai kita lupakan menjaga kelestarian sejarah leluhur. Universitas Sumatera Utara

4.5 Peran Pemerintah, Masyarakat, Swasta dalam Pengembangan Objek Wisata Museum Simalungun