Teori Schumpeter Teori Neo-klasik Teori pertumbuhan ekonomi Neo-klasik berkembang sejak tahun 1950-an.

Ikhsantono : Analisis Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Pada Sektor Transportasi Terhadap Pertumbuhan Sektor Transportasi Di Kota Medan, 2009. USU Repository © 2009 S = 10 ×1.000 = 100 S = I = K, dimana S = Y dan K = Y Y = Y ασ = ∆ Y Y , dimana Y Y ∆ = pertumbuhan ekonomi. Bila tingkat tabungan sebesar 10 pendapatan = 10, sedangkan COR = 0,2 atau = 0.2, maka diharapkan pertumbuhan ekonomi adalah: Y Y ∆ = 10 ×0,2 = 2 pertahun

1.2.5 Teori Schumpeter

Pendapat Schumpeter, yang merupakan landasan teori pembangunannya, adalah keyakinannya bahwa sistem kapitalisme merupakan sistem yang paling baik untuk menciptakan pembangunan ekonomi yang pesat. Namun, Schumpeter meramalkan secara pesimis bawa dalam jangka panjang sistem kapitalisme akan mengalami stagnasi, karena adanya transformasi gradual di dalam sistem tersebut menuju ke arah sistem yang bersifat sosialistis. Ciri dari sistem kapitalis ini berubah karena kesuksesannya dalam mencapai kemajuan ekonomi dan kemakmuran. Semakin suksesnya masyarakat maka akan terjadi perubahan kelembagaan dan perubahan pandangan masyarakat yang semakin jauh dari sistem kapitalis asli. Schumpeter berpandangan bahwa pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan output masyarakat yang disebabkan oleh semakin banyaknya jumlah faktor produksi Ikhsantono : Analisis Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Pada Sektor Transportasi Terhadap Pertumbuhan Sektor Transportasi Di Kota Medan, 2009. USU Repository © 2009 yang digunakan oleh proses produksi masyarakat tanpa adanya perubahan “teknologi” produksi itu sendiri. Misalnya kenaikan output disebabkan oleh peningkatan stok modal tanpa adanya pengaruh dari perngembangan teknologi produksi. Sedangkan pembangunan ekonomi adalah kenaikan output yang disebabkan oleh inovasi yang dilakukan oleh para wiraswasta. Inovasi dalam arti perbaikan teknologi dalam arti luar, misalnya penemuan produk baru, pembukaan pasar baru, dan sebagainya. Inovasi tersebut menyangkut perbaikan kuantitatif dari sistem ekonomi itu sendiri yang bersumber dari kreativitas para wiraswastanya.

1.2.6 Teori Neo-klasik Teori pertumbuhan ekonomi Neo-klasik berkembang sejak tahun 1950-an.

Teori ini berkembang berdasarkan analisis-analisis mengenai pertumbuhan ekonomi menurut pandangan ekonomi klasik. Menurut teori ini, pertumbuhan ekonomi tergantung kepada pertambahan penyediaan faktor-faktor produksi penduduk, tenaga kerja, dan akumulasi modal dan tingkat kemajuan teknologi. Menurut teori ini, rasio modal output COR bisa berubah. Dengan kata lain, untuk menciptakan sejumlah output tertentu, bisa digunakan jumlah modal yang berbeda-beda dengan bantuan tenaga kerja yang jumlahnya berbeda-beda pula, sesuai dengan yang dibutuhkan. Jika lebih banyak modal yang digunakan, maka lebih banyak tenaga kerja yang digunakan. Ikhsantono : Analisis Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Pada Sektor Transportasi Terhadap Pertumbuhan Sektor Transportasi Di Kota Medan, 2009. USU Repository © 2009 Teori pertumbuhan Neo-klasik ini mempunyai banyak variasi, tetapi pada umumnya mereka didasarkan kepada fungsi produksi yang telah dikembangkan oleh Charles Cobb dan Paul Douglas yang sekarang dikenal sebutan fungsi produksi Cobb-Douglas. Fungsi tersebut bisa dituliskan dengan cara berikut: b t a t t t L K T Q = Di mana: Q t = tingkat produksi pada tahun t T t = tingkat teknologi pada tahun t K t = jumlah stok barang modal pada tahun t L t = jumlah tenaga kerja pada tahun t a = pertambahan output yang diciptakan oleh pertambahan satu unit modal b = pertambahan output yang diciptakan oleh pertambahan satu unit tenaga kerja. Nilai T t , a dan b bisa diestimasi secara empiris. Tetapi pada umumnya nilai a dan b ditentukan saja besarnya dengan menganggap bahwa a + b = 1, yaitu berarti bahwa a dan b nilainya adalah sama dengan produksi batas dari masing-masing faktor produksi tersebut. Dengan kata lain, nilai a dan b ditentukan dengan melihat peranan tenaga kerja dan modal dalam menciptakan output.

1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi