Teori Health Belief Model

merugikan, seperti sukrosa. Gula ini dapat penyebab kebusukan pada gigi, dan telah dikemukakan bahwa penggunaan gula pada umur yang dini dapat membuat anak terbiasa akan makanan yang rasanya manis.

2.2.8 Akibat Resiko MP-ASI Diberikan Terlalu Lambat

Bila bayi tidak dilatih pada umur 6 bulan biasanya tidak mau makanan lain selain ASI, susu formula atau minuman cair sesudah berumur 1 tahun sehingga akan mnenyebabkan bayi kekurangan gizi Albar, 2004 dalam kalsum, 2005, dalam hernawati, 2008.

2.3 Teori Health Belief Model

Teori health belief model merupakan teori yang mengarahkan pada proses berfikir yang dialami seseorang sebelum melakukan suatu tindakan yang berkaitan dengan kesehatan. Meskipun teori ini diarahkan pada apa yang terjadi pada seseorang, juga perlu diingat konteksnya. Keputusan untuk melakukan ataupun tidak melakukan suatu tindakan didasarkan pada petunjuk, rujukan dan informasi yang berasal dari lingkungan, baik fisik, sosial, maupun budaya seseorang tersebut Edberg, 2009. Konsep dasar health belief model yaitu menjelaskan faktor determinan dari perilaku kesehatan yang berorientasi pada personal belief atau persepsi dan keyakinan mengenai suatu penyakit atau kejadian tertentu dan cara yang akan dilakukan untuk mengurangi kejadian tersebut. Proses kognitif dari health belief model dipengaruhi oleh berbagai informasi yang datang, kemungkinan individu akan melakukan tindakan pencegahan tergantung pada keyakinan atau penilaian kesehatan yaitu ancaman yang dirasakan individu dari sakit dan pertimbangan antara keuntungan dan kerugian yang didapat Smet, 1994. Penilaian pertama adalah ancaman yang dirasakan terhadap resiko yang akan muncul. Hal ini mengacu pada sejauh mana seorang berfikir penyakit atau kesakitan betul-betul merupakan ancaman kepada dirinya. Asumsinya adalah bahwa bila ancaman yang dirasakan tersebut meningkat maka perilaku pencegahan juga akan meningkat. Penilaian tentang ancaman yang dirasakan ini berdasarkan pada: a ketidak-kekebalan yang dirasakan perceived vulnerability yang merupakan kemungkinan bahwa orang-orang dapat mengembangkan masalah kesehatan menurut kondisi mereka. b keseriusan yang dirasakan perceived severity. Orang-orang yang mengevaluasi seberapa jauh keseriusan penyakit tersebut apabila mereka mengembangkan masalah kesehatan mereka atau membiarkan penyakitnya tidak ditangani. Penilaian yang kedua yang dibuat adalah perbandingan antara keuntungan dengan kerugian dari perilaku dalam usaha untuk memutuskan melakukan tindakan pencegahan atau tidak Smet, 1994 Health belief model merupakan konsep utama yang memprediksikan mengapa seseorang mengambil suatu tindakan untuk pencegahan penyakit yang dilihat dari seberapa rentan penyakit menimbulkan keseriusan, manfaat serta kendala yang dihadapi dalam pengambilan tindakan, ditambah dengan kepercayaan individu dalam mengambil tindakan untuk pencegahan penyakit Glanz, 2008.

1. Persepsi kerentanan Perceived Susceptibility

Persepsi kerentanan terhadap suatu penyakit agar bertindak untuk mengobati atau mencegah penyakitnya. Pemberian ASI secara eksklusif dapat mencegah bayi terserang penyakit infeksi, dan akan berpotensi berisiko terkena penyakit apabila pemberian ASI tidak sampai 6 bulan.

2. Persepsi keseriusan Perceived Seriousness

Persepsi keseriusan penyakit apabila terkena maka konsekuensinya juga berat. Bayi yang tidak mendapatkan ASI secara eksklusif dapat menurunkan daya tahan tubuh bayi sehingga mudah terserang penyakit-penyakit dan berdampak kepada kegagalan pertumbuhan bayi. Kombinasi persepsi kerentanan dan persepsi keseriusan akan menghasilkan persepsi ancaman. Individu akan mengubah perilaku mereka berdasarkan persepsi ancaman yang berasal dari keseriusan penyakit tersebut Glanz, 2008.

3. Persepsi manfaat Perceived Benefits

Melakukan tindakan pencegahan akan bermanfaat jika merasa sangat rentan terhadap penyakit-penyakit, persepsi positif ini sangat berperan penting pada perilaku seseorang dalam mengambil suatu keputusan kesehatan atas dirinya ataupun lingkungannya. Besarnya keuntungan ataupun manfaat yang didapat dari suatu tindakan pencegahan maka akan semakin besar peluang individu tersebut menjalankan tindakan pencegahan penyakit. Akan tetapi bila manfaat yang dirasakan kecil dari suatu tindakan yang akan dilakukan untuk pencegahan akan semakin kecil. Pemberian ASI eksklusif memiliki manfaat bagi bayi seperti meningkatkan daya tahan tubuh bayi, meningkatkan kecerdasan bayi, dengan pemberian ASI eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan, akan terjamin tercapainya pengembangan potensi kecerdasan anak secara optimal, ASI mengandung nutrien-nutrien khusus yang diperlukan otak bayi agar tumbuh optimal.

4. Persepsi kendala Perceived Barrier

Persepsi individu bahwa tidak terlalu banyak konsekuensi negatif bila mengambil tindakan pencegahan dan tidak banyak kendala dalam prosesnya. Adanya kendala dalam pemberian ASI eksklusif seperti puting susu yang pendekterbenam, payudara bengkak, puting susu yang lecet, produksi ASI kurang, dan ibu bekerja, membuat ibu langsung menganggap bahwa hilangnya peluang untuk menyusui secara eksklusif sehingga dengan alasan kendala ini, ibu memberikan selingan ASI yaitu makanan pendamping ASI dini

5. Kepercayaan diri Self efficacy

Kepercayaan seseorang akan kemampuan untuk melakukan suatu tindakan dengan berhasil. Konsep ini ditambahkan oleh Rosenstock, Strecher, dan Becker tahun 1988 untuk menyempurnakan teori health belief model agar sesuai dengan tantangan perubahan perilaku atau kebiasaan yang tidak sehat Glanz, 2008. Ibu memiliki kepercayaan diri dalam memberikan ASI eksklusif, tetapi pada kenyataannya banyak ibu merasa khawatir pemberian ASI saja selama 6 bulan tidak cukup ini disebabkan oleh bayi masih rewel setelah diberikan ASI, maka ibu mulai memperkenalkan makanan pendamping ASI dini dimaksudkan agar bayi tidak rewel setelah diberi makanan.

6. Petunjuk untuk bertindak Cues to action

Peristiwa eksternal yang memotivasi seseorang untuk bertindak. Adanya dukungan dari keluarga terdekat, dukungan tenaga kesehatan, serta media masaa seperti majalah, televisi, dan radio dalam melakukan tindakan pemberian makanan pendamping ASI dini.

7. Modifying factors karakteristik individu yang dapat mempengaruhi

persepsi Variabel demografi, sosiopsikologi dan struktur yang berbeda dapat mempengaruhi persepsi individu dan secara tidak langsung juga dapat mempengaruhi perilaku kesehatan individu tersebut. Secara spesifik, faktor sosiodemografi, khususnya tercapai pendidikan yang diyakini akan memberikan efek secara tidak langsung dalam mempengaruhi persepsi individu dalam persepsi kerentanan, keseriusan, manfaat dari tindakan pencegahan, kendala dalam pencapaian tindakan dan kepercayaan diri dalam melakukan tindakan pencegahan. Variabel ini terdiri dari 3 variabel, yaitu : a. Variabel demografi, dimana pada variabel ini meliputi usia, suku keturunan, adatistiadat dan jumlah anak ibu b. Variabel sosiopsikologi, yang meliputi pendidikan, pekerjaan dan pengalaman ibu dalam praktek pemberian makanan pendamping ASI dini baik kepada anak sebelumnya maupun anak saudaranya c. Variabel struktural, meliputi pengetahuan ibu mengenai pemberian makanan pendamping ASI dini.

2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemberian MP-ASI pada Bayi Usia kurang dari 6 Bulan

Dokumen yang terkait

Determinan Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Woyla Barat Kabupaten Aceh Barat

13 77 118

Gambaran Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ibu dalam Pemberian MP-ASI pada Bayi 0-6 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Tiga Balata

2 58 65

HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN MP-ASI DINI DENGAN KEJADIAN GIZI LEBIH PADA BAYI USIA 6-24 BULAN DI WILAYAH KERJA Hubungan Antara Pemberian MP-ASI DINI Dengan Kejadian Gizi Lebih Pada Bayi Usia 6-24 Bulan Di Wilayah Kerja PUSKESMAS Kartasura, Sukoharjo.

0 1 18

PENDAHULUAN Hubungan Antara Pemberian MP-ASI DINI Dengan Kejadian Gizi Lebih Pada Bayi Usia 6-24 Bulan Di Wilayah Kerja PUSKESMAS Kartasura, Sukoharjo.

0 1 7

HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN MP-ASI DINI DENGAN KEJADIAN GIZI LEBIH PADA BAYI USIA 6-24 BULAN DI WILAYAH KERJA Hubungan Antara Pemberian MP-ASI DINI Dengan Kejadian Gizi Lebih Pada Bayi Usia 6-24 Bulan Di Wilayah Kerja PUSKESMAS Kartasura, Sukoharjo.

0 1 22

GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MENDORONG IBU DALAM PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN PENDAMPING ASI PADA BAYI USIA KURANG DARI 6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWANG PADANG TAHUN 2012.

0 0 7

Hubungan Pemberian ASI Eksklusif dengan Status Gizi pada Bayi Usia 4-6 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Ngoresan.

0 2 12

faktor faktor yang mempengaruhi pemberian makanan pendamping asi pada bayi kurang dari 6 bulan di wilayah kerja puskesmas kti kebidanan

0 0 5

DETERMINAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN MP-ASI DINI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN

0 0 7

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN PERKEMBANGAN PADA BAYI USIA 6-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGAMPILAN YOGYAKARTA

0 0 11