14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 ASI Ekslusif
2.2.1 Definisi ASI Air Susu Ibu
ASI Air Susu Ibu adalah makanan terbaik dan paling sempurna untuk bayi karena didalamnya terkandung zat gizi yang sesuai dengan
kebutuhan untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi Depkes, 2002; WHO, 2003. Sedangkan menurut Roesli 2005, definisi ASI adalah air
susu yang keluar dari seorang ibu pasca melahirkan bukan sekedar sebagai makanan, tetapi juga sebagai salah satu cairan yang terdiri dari sel-sel yang
hidup seperti sel darah putih, antibodi, hormon, faktor-faktor pertumbuhan enzim, serta zat yang dapat membunuh bakteri dan virus
2.1.2 ASI Eksklusif
ASI eksklusif adalah pemberian ASI sedini mungkin setelah persalinan, diberikan tanpa terjadwal dan tanpa memberikan makanan lain,
seperti susu formula, madu, jeruk, air teh, air putih dan tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi tim, sampai
bayi berumur 6 bulan. Setelah 6 bulan, bayi mulai dikenalkan dengan makanan lain dan tetap diberi ASI sampai berumur dua tahun Purwanti,
2004.
Menurut WHO, ASI eksklusif adalah bahwa bayi hanya menerima ASI dari ibu atau pengasuh yang diminta memberikan ASI dari ibu, tanpoa
penambahan cairan atau makanan padat lain, kecuali sirup yang berisi vitamin, suplemen minaral atau obat Riskesdas, 2010.
Pemberian ASI eksklusif kepada bayi meliputi hal-hal berikut: a setelah bayi dilahirkan segera diberikan ASI dalam waktu ½ - 1 jam
untuk memberikan kolostrum ASI yang keluar pada hari-hari pertama. b tidak memberikan makanan atau minuman seperti air kelapa, air tajin, air
the, madu, pisang kepada bayi sebelum diberikan ASI. c ASI diberikan sesuai kemauan bayi tanpa perlu dibatasi waktu dan frekuensinya pagi,
siang dan malam hari dan memberikan ASI saja sampai bayi berusia 6 bulan Riskesdas, 2010.
2.1.3 Manfaat ASI Eksklusif
1 Manfaat ASI bagi Bayi
a. ASI sebagai nutrisi ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan
komposisi yang seimbang dan disesuaikan dengan kebutuhan pertumbuhan bayi Perinasia, 2003; Roesli, 2004; Prasetyono,
2009. b. ASI meningkatkan daya tahan tubuh bayi
Bayi yang baru lahir secara alamiah mendapat immunoglobulin zat kekebalan tubuh dari ibunya melalui
plasenta, namun kadar zat ini akan cepat sekali menurun segera setelah bayi lahir. Badan bayi sendiri baru membuat zat kekebalan
cukup banyak sehingga mencapai kadar protektif pada waktu berusia sekitar Sembilan sampai dua belas bulan. Pada saat itu zat
kekebalan menurun, sedangkan yang dibentuk badan bayi belum mencukupi, maka akan terjadi kesenjangan zat kekebalan pada
bayi. Kesenjangan akan hilang atau berkurang apabila bayi diberi ASI, karena ASI adalah cairan hidup yang mengandung zat
kekebalan yang akan melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi bakteri, virus, parasit dan jamur. Misalnya, ketika ibu
tertular penyakit melalui makanan, seperti gastroenteritis atau polio, maka antibodi ibu terhadap penyakit akan diberikan kepada
bayi Roesli, 2004; Prasetyono, 2009. c. ASI meningkatkan kecerdasan
ASI mengandung nutrient khusus yang diperlukan otak bagi bayi agar tumbuh optimal. Nutrient-nutrien khusus tersebut
tidak terdapat atau hanya sedikit sekali terdapat pada susu sapi, nutrient tersebut adalah: taurin, laktosa, asam lemak ikatan
panjang AA, DHA, omega-3, omega-6. Dengan demikian pertumbuhan otak bayi yang diberi ASI secara eksklusif selama
enam bulan akan tumbuh optimal dengan kualitas yang optimal pula Roesli, 2000; Perinasia; Suradi 2004. IQ pada bayi yang
memperoleh ASI lebih tinggi 7-9 poin ketimbang bayi yang tidak
diberi ASI. Berdasarkan hasil penelitian pada tahun 1997, keopandaian anak yang diberi ASI pada usia 9,5 tahun mencapai
12,9 poin lebih tinggi daripada anak yang minum susu formula Prasetyono, 2009.
d. ASI adalah makanan yang terbaik untuk diberikan kepada bayi saat bayi sakit, karena ASI sangat mudah dicerna. Dengan
menkonsumsi ASI, bayi semakin cepat sembuh Praetyono, 2009.
2 Manfaat ASI bagi Ibu
a. Menjarangkan kehamilan. Menyusui merupakan cara kontrasepsi yang murah, aman,
dan cukup berhasil. Hal ini terjadi melalui mekanisme hormone untuk ovulasi sehingga terjadi Lactational Amenorrhea LAM.
LAM memberikan efek pencegahan yang baik terhadap kemungkinan terjadinya kehamilan, selama klien belum mendapat
haid dan waktunya kurang dari enam bulan pasca persalinan. Efektifnya dapat mencapai 98. LAM efektif bila menyusui
lebih dari delapan kali sehari dan bayi mendapat cukup asupan per laktasi Perinasia, 2003; Saifuddin, 2003; Roesli, 2004.
b. Mengurangi perdarahan setelah melahirkan. Pada ibu yang menyusui terjadi peningkatan kadar
oksitosin yang berguna unuk meningkatkan konstriksipenutupan pembuluh darah sehingga perdarahan akan lebih cepat berhenti,
mengurangi perdarahan, sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya kekurangan darah atau anemia karena kekurangan besi.
Hal ini akan menurunkan angka kematian ibu melahirkan Perinasia, 2003; Roesli, 2004; Suradi, 2004.
c. Ibu lebih cepat kembali ke BB semula Lemak disekitar panggul dan paha yang ditimbun pada
masa kehamilan berpindah ke dalam ASI. Selain itu, karena menyusui juga memerlukan energi
maka tubuh akan mengambilnya dari lemak yang tertimbun selama hamil. Dengan
demikian berat badan ibu yang menyusui akan lebih cepat kembali ke berat badan sebelum hamil Roesli, 2004; Prasetyono,
2009. d. ASI tidak merepotkan dan menghemat waktu, lebih ekonomis dan
murah, serta lebih praktis dan mudah dibawa kemana-mana Roesli, 2004; Prasetyono, 2009.
2.2. Makanan Pendamping ASI MP-ASI