Kemampuan karyawan untuk menghasilkan sesuatu sebagian besar tergantung kepada tingkat produktivitas pekerjaan, baik dalam bentuk barang
maupun jasa, karena itu menghasilkan kemampuan tersebut sangat tergantung pada motivasi karyawan itu sendiri.
Produktivitas karyawan dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang berhubungan denagn karyawan itu sendiri maupun yang berhubungan dengan
lingkungan perusahaan dan kebijaksanaan pemerintah secara keseluruhan.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas .
Produktivitas karyawan dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang berhubungan denagn karyawan itu sendiri maupun yang berhubungan
dengan lingkungan perusahaan dan kebijaksanaan pemerintah secara keseluruhan. Adapun faktor-faktor yang memperngaruhi produktivitas
karyawan
29
: a.
Pendidikan dan Pelatihan Pendidikan membentuk dan menambah pengetahuan seseorang di
dalam mengerjakan sesuatu dengan lebih cepat dan tepat, sedangkan dengan pelatihan membentuk dan meningkatkan keterampilan kerja,
sehingga tingkat produktivitasnya. b.
Motivasi dan Prestasi Tinggi dan rendahnya produktivitas kerja seorang karyawan
sangat dipengaruhi oleh motivasi kerjanya. Motivasi, sesuatu yang
29
Suad Hasan, Manajemen, Yogyakarta ; 1999, BPFE, Cet Ke-1 h.149
mendorong seseorang untuk bertindak dan berperilaku tertentu. Motivasi mempunyai hubungan dengan kepusan dan perilaku kerja
c. Upah dan Jaminan Sosial
Yaitu imbalan yang diterima tenaga kerja dalam hubungan kerjanya berupa uang atau barang melalui suatu perjanjian kerja, baik
tertulis maupun lisan yang ternyata dapat menjadi pendorong untuk bekerja dengan lebih giat lagi dan produktif. Dengan demikian, upah
dan jaminan sosial yang baik tentunya akan meningkatkan produktivitas kerja.
d. Kesempatan Kerja
Tingkat produktivitas seseorang sangat dipengaruhi kepada kesempatan yang ada, yaitu kesempatan untuk bekerja pada pekerjaan
yang sesuai dengan pendidikan dan keterampilannya serta kesempatan untuk mengembangkan diri. Keterampilan dan produktivitas seseorang
dapat berkembang melalui pekerjaannya. Keterampilan tertentu yang tidak diterapkan dalam jangka waktu tertentu dapat menurun atau hilang
sama sekali, oleh karena itu sebaliknya, keterampilan secara terus- menerus tentunya dapat berkembang.
Oleh karena itu, peningkatan produktivitas kerja dalam masyarakat erat hubungannya dengan usaha menghindari pengangguran.
Dengan demikian peningkatan produktivitas erat hubungannya dengan usaha-usaha perluasan kesempatan kerja yang menjamin setiap orang
yang ingin bekerja memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan
kemampuannya. Rendahnya produktivitas kerja seseorang sering diakibatkan karena salah dalam penempatan. Bentuk salah penempatan
itu adalah menempatakan seseorang dalam pekerjaan di luar kemampuannya, baik karena pendidikan yang terlalu rendah maupun
karena bidang pendidikan dan pengalaman yang berbeda. e.
Manajemen Pada umumnya, manajemen dalam produktivitas dilaksanankan
untuk meningkatkan efisiensi, yaitu dengan cara mengurangi pemborosan dan sumber daya yang digunakan secara maksimal
termasuk barang modal, bahan baku dan tenaga kerja. f.
Gizi dan Kesahatan Gizi yang baik bagi seseorang secara langsung akan berpengaruh
pada tingkat kesehatannya. Kesehatan jasmani dan rohani yang baik dapat menunjang mental dan kemampuan seseorang dalam menghadapi
tugas yang dibebankan kepadanya. Dengan demikian secara teoritis, aktivitas seorang karyawan tergantung pada kesehatan dan gizi yang
diperolehnya dari makanan dan minuman yang masuk ke dalam tubuhnya. Oleh karena itu, seorang karyawan hanya dapat bekerja
dengan baik selama ia memiliki tenaga yang cukup dari makanan dan minuman yang diperolehnya. Gizi yang cukup dan badan yang sehat
merupakan syarat bagi produktivitas kerja yang tinggi. g.
Umur
Tinggi rendahnya produktivitas kerja seorang karyawan dipengaruhi pula olehumurnya. Dengan meningkatnya umur seorang
karyawan, maka semakin menurun pula tingkat produktivitasnya. Masing-masing karyawan mencapai tingkat produktivitasnya pada umur
yang berbeda-beda. h.
Kebijaksanaan dan Peraturan Pemerintah Peran serta pemerintah dalam produktivitas sangat berpengaruh,
sebab setiap kebijaksanaan pemerintah bertujuan untuk menciptakan iklim ke arah perbaikan produktivitas
30
30
J. Ravianto, Produktivitas, Jakarta: Erlangga, 1998. Cet ke-2, h. 120-122
BAB III OBJEK PENELITIAN
A. Sejarah Singkat Perusahaan
PT BPRS Al Salaam Amal Salman yang lebih dikenal dengan BPRS AlSalaam, didirikan pada tanggal 9 Oktober 1991. Pendiriannya diprakarsai
oleh para alumni institute Teknologi Bandung ITB yang aktif di Masjid Salman pada saat masih menjadi sebagai mahasiswa. Kebersamaan selama
menimba ilmu di perguruan tinggi telah mendorong para alumni ini untuk melanjutkan kegiatan amalnya seperti yang bergerak di bidang sosial dengan
nama Yayasan Amal Salman. Salah satu bentuk kegiatan yang ditujukan untuk membantu perekonomian masyarakat adalah dengan mendirikan sebuah
lembaga keuangan berbentuk Bank Perkreditan Rakyat BPR dengan nama BPR Al Salaam.
Pendirian BPRS Al Salaam juga dimaksudkan untuk turut serta dalam pelayanan lembaga keuangan bagi masyarakat ekonomi menengah ke bawah,
dengan corak khusus yaitu pelayanan perbankan dengan nafas keislaman. Berbeda dari badan usaha swasta pada umumnya BPR Al Salaam
merupakan usaha yang berlandaskan kebersamaan Solidarity Corporate yang tetap menjunjung tinggi profesionalisme. BPR Al Salaam hadir untuk
memberikan pelayanan “retail banking” bagi kemajuan bersama sesuai dengan moto “Maju Dalam Kebersamaan”.