Tinjauan Pustaka Review Kajian Terdahulu

10 1. Pengertian Mudharabah Pembiayaan mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama shahibul maal menyediakan seluruh modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola dan keuntungan dalam kontrak. 7 Istilah mudharabah oleh ulama fikih menyebutkan dengan Qiradh. Secara terminologi, para Ulama Fikih mendefinisikan Mudharabah atau Qiradh dengan: “Pemilik modal investor menyerahkan modalnya kepada pekerja pedagang untuk diperdagangkan, sedangkan keuntungan dagang itu menjadi milik bersama dan dibagi menurut kesepakatan” 8 . Didalam mudharabah hubungan kontrak bukan antara pemberi modal, melainkan antara penyedia dana shahibul maal dengan pengusaha enterpreneur mudharib. Mudharib menyumbangkan tenaga dan waktunya dan mengelola kongsi mereka sesuai dengan syarat-syarat kontrak. Salah satu ciri utama dari kontrak ini adalah bahwa keuntungan, jika ada, akan dibagi antara investor dan mudharib berdasarkan proporsi yang telah disepakati sebelumnya. jika ada kerugian, akan ditanggung sendiri oleh Pemilik Modal. kecuali kerugian akibat kelalaian dan penyimpangan oleh nasabah. Walaupun mudharabah dikatakan sebagai sesuatu yang ideal, dan mempunyai banyak keuntungan dibandingkan dengan sistem lainnya, namun 7 Himpunan Fatwa DSN-MUI, 2003 : 40 8Nasrun Haroen, Fikih Mu’amalah, Jakarta: Gaya Media Pratama, hal. 175-176. 11 ternyata mudharabah dalam kenyataannya belum menjadi skema pembiayaan yang utama pada lembaga keuangan syariah. Beberapa permasalahan yang dihadapi sehingga mudharabah menjadi kurang berkembang, diidentifikasikan antara lain sebagai berikut : a. informasi yang tidak transparant yang disampaikan oleh mudharib kepada shahibul maal, sehingga informasi menjadi tidak berimbang Asymmertik Information . Yang menyebabkan pihak lain tidak mengetahui kondisi yang sebenarnya terhadap suatu usaha, sehingga pilihan yang ditetapkan hanya menguntungkan satu pihak saja dan merugikan pihak yang lain. b. Karena faktor risiko bagi pihak lembaga keuangannya yang tinggi dan karena alasan kehati-hatian Prudential. c. Sebab lainnya adalah kinerja dari lembaga keuangan syariah sendiri. Ini menyangkut preferensi dari pihak shahibul maal. 2. Pengertian BMT Baitul Maal Wat Tamwiil BMT adalah kelompok swadaya masyarakat sebagai lembaga ekonomi rakyat yang berupaya mengembangkan usaha-usaha produktif dan investasi dengan sistem bagi hasil untuk meningkatkan kualitas ekonomi pengusaha kecil bawah dan kecil dalam upaya pengentasan kemiskinan. BMT terdiri dari dua istilah, yaitu baitul maal dan baitul tamwiil. Baitul maal lebih mengarah pada usaha – usaha pengumpulan dan penyaluran dana yang non – profit, seperti; zakat, infaq dan shadaqah. Sedangkan Baitul 12 Tamwiil sebagai usaha pengumpulan dan penyaluran dana komersial. Usaha – usaha tersebut menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari BMT sebagai lembaga pendukung kegiatan ekonomi masyarakat kecil dengan berlandaskan syariah. 3. Organisasi BMT Untuk memperlancar tugas BMT, maka diperlukan struktur yang mendekripsikan alur kerja yang harus dilakukan oleh personil yang ada di dalam BMT tersebut. Struktur organisasi BMT meliputi: a. Musyawarah Anggota Pemegang Simpanan Pokok memegang kekuasaan tertinggi di dalam memutuskan kebijakan – kebijakan makro BMT. b. Dewan Syariah, bertugas mengawasi dan menilai operasionalisasi BMT. c. Pembinaan Manajemen, bertugas untuk membina jalannya BMT dalam merealisasikan programnya. d. Manajer betugas untuk menjalankan amanat musyawarah anggota BMT dan memimpin BMT dalam merealisasikan programnya. e. Pemasaran bertugas untuk mensosialisasikan dan mengelola produk – produk BMT. f. Kasir bertugas melayani nasabah. g. Pembukuan bertugas untuk melakukan pembukuan atas aset dan omzet BMT.