Latar Belakang Masalah KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 52-62

BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab ini dipaparkan tentang latar belakang masalah penelitian, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.

1.1 Latar Belakang Masalah

Kesehatan merupakan modal dan nikmat yang tidak ternilai harganya. Ibnu Abbas ra. Berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, bahwa ada dua nikmat yang banyak dilupakan manusia, yaitu nikmat kesehatan dan kesempatan HR. Bukhari dalam Nawawi, 1999. Dari hadits tersebut menjelaskan bahwa kesehatan merupakan hal yang sangat penting dalam hidup manusia, namun sering kali manusia melupakan bagaimana cara menjaga kesehatan itu sendiri. Salah satu cara individu tidak dapat menjaga kesehatannya sendiri adalah dengan gaya hidup merokok, yang saat ini sudah menjadi gaya hidup dikalangan kaum muda sampai kaum tua. Di sepanjang jalan raya, baik di ibu kota sampai pedesaan, banyak terlihat papan iklan tentang rokok. Dalam iklan tersebut pun telah tertera peringatan pemerintah tentang rokok yaitu merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi, dan gangguan kehamilan dan janin. Peringatan pemerintah ini 1 tidak hanya ada dalam iklan rokok dalam sebuah iklan papan saja, tetapi ada dalam setiap bungkus rokok. Walaupun telah ada peringatan dari pemerintah tentang bahaya rokok, tetap saja banyak yang merokok. Rokok banyak dikonsumsi oleh laki-laki dan perempuan, baik remaja, dewasa, maupun orang tua, bahkan anak kecil pun sudah ada yang mulai merokok. Pada tahun 2008, Tobacco Free Initiative TFI WHO Regional Asia Tenggara telah merilis survey pemakaian rokok di Indonesia. Dari data tersebut didapatkan informasi bahwa jumlah perokok per hari di Indonesia adalah sekitar 63,2 dari seluruh laki-laki perokok, dan 4,5 perempuan perokok dewasa di atas 15 tahun dan menurut para peneliti, kelompok umur perokok yang paling muda ditemukan berusia 5-9 tahun dan dari survey tersebut ditemukan bahwa 78,2 perokok adalah kaum remaja. Jumlahnya meningkat dua kali lipat dari tiga tahun sebelumnya dan angka tertinggi perokok remaja adalah pada usia 15-19 tahun dalam http:asroruddin.multiply.comjournalitem31. Senada dengan hal itu, Puguh Irawan dalam Muchtar, 2005 juga menyebutkan bahwa prevalensi merokok di Indonesia paling tinggi diantara penduduk adalah laki-laki berusia 15 tahun keatas Tingginya tingkat konsumsi terhadap rokok di Indonesia menunjukkan bahwa pesan kesehatan pemerintah tentang bahaya rokok tidak berpengaruh terhadap menurunnya aktivitas merokok pada sebagian masyarakat. Dari hasil penelitian pada penduduk Kelurahan Blimbing - Jawa Timur, yang mayoritas kaum lelakinya sebagai perokok aktif ternyata tidak begitu peduli dengan peringatan pemerintah yang tertulis pada bungkus rokok tentang bahaya rokok Maba, 2008. Padahal peringatan tersebut secara tegas dan telah dikaji secara ilmiah menyebutkan bahwa rokok itu dapat mengganggu kesehatan dan menimbulkan berbagai macam penyakit baik pada laki-laki maupun pada perempuan yang merokok. Di dalam rokok terdapat 4000 zat kimia antara lain Nikotin yang bersifat karsinogenik, yang dapat mengakibatkan berbagai penyakit yaitu gangguan pencernaan, gangguan kehamilan dan janin, impotensi, bronchitis, emphysema, penyakit jantung, serangan otak, dan kanker Maba, 2008. Penelitian the Australian Study of Health and Relationships akhir Desember 2006 tentang studi mengenai kebiasaan merokok hingga beresiko impotensi bagi kaum pria atau disebut disfunction erection, menyatakan bahwa semakin banyak jumlah rokok yang dihisap, maka semakin tinggi resiko seorang laki-laki mengalami impotensi httpjohanfirdaus.zo-ka01.com200812. Sedangkan bagi seorang ibu yang hamil, rokok dapat menyebabkan kelahiran premature, berat badan bayi rendah, mortalitas prenatal atau tingkat kematian di dalam kandungan, dapat juga mengakibatkan lahir dalam keadaan cacat dan mengalami gangguan dalam perkembangan Maba, 2008. Adapun bahan kimia yang paling berbahaya dan merupakan racun utama pada rokok menurut Maba 2008 adalah: 1. Tar, adalah substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan mengiritasi paru- paru. Pengaruhnya pada tubuh manusia adalah bahwa racun ini membunuh sel dalam saluran udara dan paru-paru serta meningkatkan produksi lendir di dalam paru-paru. 2. Nikotin, adalah zat adiktif yang mempengaruhi system syaraf dan peredaran darah. Nikotinlah yang menyebabkan individu ketagihan rokok, padahal racun ini mampu memicu kanker paru-paru yang mematikan, karena zat ini bersifat karsinogen. 3. Karbon Monoksida CO, adalah gas yang terdapat pada asap rokok yang mengikat hemoglobin dalam darah, sehingga membuat darah tidak mampu mengikat gas oksigen yang sangat diperlukan sel-sel tubuh dalam proses respirasi. Bahaya rokok tersebut tidak hanya menyerang perokok aktif saja, tetapi bisa menyerang orang yang berada di sekitar perokok atau biasa disebut perokok pasif, bahkan perokok pasif cenderung terkena kadar racun yang lebih besar dari perokok itu sendiri Hikmat, 2007. Bahkan perokok pasif juga bisa terkena penyakit kardiovaskuler, Steenland dalam Maba, 2008 menyebutkan bahwa risiko kematian yang disebabkan penyakit kardiovaskuler pada individu bukan perokok yang hidup bersama dengan perokok meningkat 30. dr. Raymond Pearl pernah menyelidiki hubungan antara menghisap rokok dengan usia perokok, hasilnya menunjukkan bahwa pada usia tiga puluh tahun angka kematian pada yang bukan perokok dan perokok sedang itu sama jumlahnya Muchtar, 2005. Hikmat 2007 juga mengemukakan bahaya rokok dapat berpengaruh negatif secara langsung, diantaranya: • Peningkatan denyut jantung • Nafas berbau • Pakaian berbau • Penurunan tingkat kesehatan, kinerja serta prestasi olahraga • Mengurangi daya kecap dan penciuman. Sedangkan pengaruh jangka panjang, diantaranya: • Noda pada gigi • Resiko tinggi terkena bronchitis, kanker paru-paru dan penyakit-penyakit pernafasan • Jerawat dan masalah-masalah kulit, keriput dan kulit kering • Kecanduan nikotin • Mempengaruhi kesuburan wanita • Impotensi. • Mengurangi daya kecap dan penciuman. Perilaku merokok saat ini sudah dipandang sangat wajar oleh masyarakat, baik laki-laki maupun perempuan, kalangan remaja, dewasa, dan orang tua. Hal yang sangat memprihatinkan saat ini adalah usia mulai merokok, bila dulu individu mulai berani merokok pada saat usia SMP, sekarang sudah bisa ditemukan pada anak usia SD. Para perokok ini dapat dengan mudah ditemukan di jalan-jalan raya, di fasilitas umum seperti bus, angkutan umum, kereta, di kafe, dan lain-lain. Perilaku merokok ini pun dipandang dari berbagai perspektif, baik dari sudut pandang kesehatan, ekonomi, lingkungan, dan agama. Dari berbagai pandangan tersebut sebagian besar mengarahkan bahwa merokok berdampak yang negatif, khususnya pada kesehatan. Dari segi kesehatan sebagaimana yang sudah dijelaskan diatas, bahwa merokok dapat menyebabkan timbulnya berbagai penyakit yang bisa membahayakan bagi kesehatan perokok itu sendiri maupun orang-orang disekitarnya. Dari segi psikologi pun, akibat menghisap rokok juga akan menimbulkan perilaku yang spesifik yaitu dapat bersifat impulsive, ekstrovert, suka mengambil resiko, banyak gerak, dan nervous Ma’sum, 1987. Rokok ditinjau dari segi kesehatan berdasarkan penelitian dan survey yang dilakukan oleh pemerintah dan individu pemerhati kesehatan, memang menyatakan bahwa rokok sangat berbahaya bagi kesehatan. Namun masih saja banyak individu yang merokok, bahkan dikalangan mahasiswa banyak pula yang ditemukan merokok. Padahal di setiap sudut kampus sudah tertera tulisan yang menyatakan dilarang merokok, serta kawasan bebas rokok. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Baequni dan Nasir 2005 tentang gambaran perilaku merokok civitas akademika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, menemukan bahwa dari 745 responden mahasiswa 87.3 sebanyak 34.3 responden adalah perokok. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk memilih mahasiswa sebagai subjek penelitian. Perilaku merokok pada mahasiswa bisa disebabkan oleh adanya perbedaan persepsi. Persepsi menurut Sarlito 2000 adalah kemampuan individu untuk membeda-bedakan, mengelompokkan, memfokuskan atau kemampuan untuk mengorganisasikan pengamatan. Persepsi pada setiap individu berbeda-beda sesuai dengan harapan, pengalaman, serta motivasi pada diri individu itu sendiri Davidoff, 1981. Oleh karena itu, faktor persepsi inilah yang menyebabkan adanya perbedaan cara pandang mahasiswa tentang dampak merokok terhadap kesehatan. Perilaku merokok ini juga dipandang sebagai upaya penyeimbang dalam kondisi stress Muchtar, 2005. Padahal menurut dr. Mudjiran, seorang Konselor dan Dosen Psikologi UNP dalam http:katakandengankata.wordpress.com20090204 mengemukakan bahwa merokok tidak ada kaitannya sama sekali dengan stress, depresi, atau pun masalah psikologis lainnya. Jika ada orang yang merokok untuk mengatasi stress, maka perilaku merokok itu hanya sebuah pelarian. Merokok hanya melupakan sementara saja stressor penyebab stres karena untuk sementara waktu konsentrasi beralih pada rokok dan stressor terlupakan. Tetapi, setelah selesai merokok konsentrasi akan kembali lagi pada stressor tersebut. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana Persepsi Tentang Dampak Merokok Terhadap Kesehatan Dengan Tipe Perilaku Merokok Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta .

1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Hubungan Persepsi Tentang Bahaya Merokok Dengan Perilaku Merokok Pada Karyawan PT. SINTAS KURAMA PERDANA KAWASAN INDUSTRI PUPUK KUJANG Cikampek

0 6 123

Hubungan antara kebutuhan afiliasi dengan kecanduan facebook: pada mahasiswa fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

4 11 127

Pengetahuan, sikap, dan perilaku mahasiswa program studi pendidikan dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tentang makanan cepat saji ( fast food) tahun 2009

0 21 71

Hubungan antara persepsi tentang musibah dengan perilaku prososial pada mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang pernah menjadi relawan

1 6 89

Gambaran Tingkat Pengetahuan, Perilaku Merokok dan Nikotin Dependen Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3 19 155

Analisis Kualitatif Faktor Yang Mempengaruhi Kesulitan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Berhenti Merokok

6 23 129

Hubungan Label Peringatan kesehatan Merokok Dengan Perilaku Merokok Pada Mahasiswa Perokok Aktif di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

1 9 97

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN PERILAKU MEROKOK MAHASISWA LAKI-LAKI FAKULTAS ILMU KESEHATAN Hubungan Antara Tingkat Stres Dengan Perilaku Merokok Mahasiswa Laki-Laki Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

1 7 17

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN PERILAKU MEROKOK MAHASISWA LAKI-LAKI Hubungan Antara Tingkat Stres Dengan Perilaku Merokok Mahasiswa Laki-Laki Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 4 16

HUBUNGAN SIKAP DAN PERSEPSI GAMBAR DAMPAK KESEHATAN TERHADAP PERILAKU MEROKOK DI SMA NEGERI 1 BANTARBOLANG

0 0 16